Sabtu, 08 September 2012

Senyum Mak Ina


Senyum Mak Ina
                                                                            Oleh Afrizal
     Mak Ina, begitulah orang-orang memanggilnya. Orangnya pendiam; tak banyak cakap. Lebih banyak mengandalkan gerak atau gesture tubuh kalau bicara. Gerak tangan, kepala, mata, atau malah lebih banyak tersenyum untuk merespon lawan bicaranya.  Mengatakan iya dengan senyum, tidak dengan senyum. Apa-apa persoalan dihadapi dengan senyum. Kami anak-anaknya tentu saja sudah sangat terbiasa dengan hal ini. Kami fasih menerjemahkannya. Senyum adalah bahasa Mak, bahasa kalbu Mak. Kalbu seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya.
     Selain cara berkomunikasi, ada sisi lain yang menonjol dari Mak, yakni perhatiannya kepada anak-anak. Apa saja tentang anaknya, tidak secuil pun terlewatkan oleh beliau. Termasuk urusan jodoh, misalnya. Dari sekian anaknya Mak, aku sangat terlambat memikirkan hal itu.  Mak sangat meri-saukannya. Sehingga suatu hari dengan gaya khasnya Mak  menyindirku, kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu? Aku kaget. Ternyata Mak masih ingat tentang perempuan yang tanpa sengaja kuceritakan kepada beliau beberapa waktu yang lalu. Perempuan yang mampu membuat detak jantungku berdebar lebih kencang. Aku hanya tersenyum menang-gapinya. Sehingga suatu hari aku membawa seorang gadis yang matanya paling hidup di antara gadis-gadis yang kukenal. Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya. Di mana kautemukan gadis itu, begitu kira-kira bahasa kalbu yang terpancar dari mata Mak yang sedikit coklat. Aku tersenyum malu. Gadis yang kubawa itu adalah Sri  atau Sri Sumirah lengkapnya, yang kelak menjadi ibu dari anak-anakku. Seperti biasa Mak tidak akan berko-mentar.  Kita cukup paham bahwa mak bahagia. Kebahagiaan terpancar dari senyum yang tak pernah lepas dari bibir Mak. 
     Perjumpaan kami malam ini membuat segala rinduku buyar. Masih sesungging senyumannya yang khas, beliau memaknai aku anaknya dengan sifat-sifat keibuannya. Beliau senang. Gurat tua di wajah-nya memperkatakan begitu.
     Tak sepatah katapun memang keluar dari bibir Mak. Aku hati-hati menjaga perasaan Mak. Aku tidak ingin kualitas pertemuan ini menjadi rusak gara-gara tidak bisa menahan emosi dan perasaan yang tidak begitu mendasar. Benar, Mak itu sehat, Mak itu tidak sakit. Penyakit tanpa indo)* yang pernah menyerang beliau tidak terlihat sama sekali.
     Panyakit tanpa indo memang sangat umum terjadi di daerah kami. Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang yang sudah berusia paruh baya. Masyarakat kami menyebutnya sebagai penyakit yang aneh dan misterius. Datang tiba-tiba dan merenggut nyawa. Sebagian masyarakat mengatakan penyakit itu adalah sebuah kutukan.
     Aku memang sangat mengkhawatirkan keadaan Mak. Syukurlah Mak sepertinya tidak apa-apa. Buktinya malam ini Mak terlihat segar dengan daster coklat kembang-kembang putih yang dikena-kannya. Mak itu punya karakter yang kuat, di situlah letak kecantikan beliau. Sebagaimana ibu-ibu    di kampung kami, sulitnya kehidupan telah mengasah Mak semenjak kecil. Terbiasa sendiri, terbiasa mandiri. Makanya kalau pun benar Mak masih sakit beliau tidak akan pernah memperlihatkannya kepada orang lain, apalagi kepada anak-anaknya. Aku masih ingat, mungkin masih sepuluh tahunan-lah usiaku ketika itu. Rata-rata kami sekeluarga hanya bisa makan satu kali sehari. Perut kami hari-harinya kosong keroncongan. Untuk mengisi perut yang kosong kami disuruh minum yang banyak. Atau, disuruh mencari pisang, singkong, atau buah apa saja yang ada di kebun di belakang rumah. Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi. Kami tidak cengeng.  Alhamdulillah kita masih bisa makan, kata Mak, walaupun cuma sekali sehari.  Hal seperti itu sangat sering dialami oleh mak sewaktu masih kecil. Kepada anak-anaknya mak sering menceritakan tentang kepahitan hidupnya. Tidak hanya keluarga Mak, hampir rata-rata di kampung kami kehidupannya sulit. Fisik boleh keropos, kata Mak, tapi kita harus punya batin yang kuat.
     “Kasihan kalian. Mak bertekad tidak ingin menyengsarakan kalian. Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. Ayahmu terlihat lebih tua daripada usianya yang sesungguhnya. Tapi kalian tidak usah khawatir. Cukuplah jadi anak-anak yang baik, kami sudah senang.
     Mak benar. Ayah adalah seorang pekerja keras. Bahkan demi kami ayah tak hirau akan kesehatan-nya sendiri.  Kami anak-anaknya bertekad untuk maju. Bagaimana pun kehidupan harus diubah ke arah yang lebih baik. Kami belajar dengan giat. Memang sayang, di saat aku belum menyelesaikan pendidikanku, ayah dipanggil menghadap Yang Kuasa. Mak tinggal sendiri. Jangankan untuk menang-gung hidup kami sekeluarga, untuk menghidupi dirinya sendiri saja jujur rasanya mak tidak sanggup. Begitulah Mak. Dengan tulang-tulangnya yang lemah mak mengais-ngais rezeki. Sehingga tubuhnya yang lemah itu makin tergerus. Penyakit tanpa indo pun datang. Habislah semua. Beruntung di saat yang sama anak tertua beliau, uda Yon, mendapat pekerjaan yang layak. Beban Mak sedikit berku-rang.
    Mak tersenyum. Kemudian melepaskan genggaman tangannya pada tangan kananku. Menepuk pundakku berkali-kali, dan berlalu menuju kamar tengah. Langkah-langkahnya yang berat membuat miris hati memandang. Tak dipungkiri kerentaan mak sudah lama datang. Kadang apa yang kita ucap-kan tak berbalas sewajarnya. Daya kerja otak dan daya ingat beliau sudah sangat rendah. Jangankan nama, saat sekarang beliau sudah susah membedakan aku anaknya yang ke berapa. Pelan-pelan, satu-satu, Tuhan sudah mulai mengambilnya. Menurut uni Nela, hal ini terjadi setelah tanpa indo itu datang untuk ketiga kalinya. Seluruh syaraf beliau sebelah kiri melemah fungsinya. Mulai dari kepala sampai ujung kaki. Sudah pasti sangat mengganggu kerja jantung yang notabene berada pada rongga dada sebelah kiri. Aku takut kalau alat yang paling vital pada tubuh manusia itu berhenti mendadak. Dan, kematian itu sudah sulit untuk dicegah. Terus terang aku belum siap menerima kenyataan itu. Aku belum melakukan apa-apa untuk mak.
    Mak mucul kembali. Kemudian menggamit tangan kananku dan mengajakku melangkah. Aku ikuti saja apa maunya mak. Sri, istriku, yang berdiri di sampingku hanya bengong dan melongo saja meli-hat adegan itu. Aku pikir untuk apa, rupanya mak ingin mengajak aku untuk mengitari luar dan dalam rumah. Tanpa kata beliau menunjuk bagian-bagian rumah yang sudah mulai merapuh. Mulai dari din-ding rumah. Meranti itu sebagian sudah bisa dilubangi dengan jari telunjuk. Padahal itu adalah kayu  kualitas terbaik saat rumah itu dibangun oleh ayah. Atap rumah juga begitu. Di bagian tertentu kalau kita melihat ke atas dari dalam rumah, kerlap-kerlip bintang di langit pun bisa kita nikmati melalui bolongan atap rumbio yang sudah tua itu. Bahkan serpihan atap-atap lapuk itu sebagian berceceran pada lantai rumah.
     Satu per satu kamar kami datangi. Kami lama terhenti pada kamar belakang. Di sana terdapat dipan sederhana. Tikar pandan masih tergelar di atasnya. Memoriku segera mengingatkan. Bukankah di kamar ini aku biasa merebahkan diri beristirahat kala gelap malam itu datang? Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini.
     Aku mencoba memasuki kamar itu lebih jauh. Mak membiarkanku mengenali benda-benda yang terdapat di sana. Luar biasa! Lemari kecil itu, meja belajar, radio butut kesayanganku, masih ada. Tidak ada yang hilang atau berpindah tempat. Mak tersenyum ke arahku. Cuma karena sudah lama tidak ditempati, debu sudah menjarah di mana-mana. Dalam hati aku berucap, tenang saja Mak, aku janji rumah tua peninggalan ayah ini akan aku renovasi tanpa harus membuang kenangan atau memori sejarah keluarga besar kita. Sekali lagi mak tersenyum. Seakan-akan mak memang telah membaca suara batinku.
     Aku terhenti agak lama pada radio butut yang ada di atas meja belajar. Sungguh konyol ketika itu. Gara-gara radio jelek ini aku sempat punya cita-cita untuk menjadi seorang penyiar, pembaca berita. Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas. Sayang cita-cita itu buyar di saat kuncup-kuncup usia remajaku mulai mekar. Aku didoktrin menjadi tentara oleh kakak tertuaku uda Yon. Tapi itu juga akhirnya kandas. Sudah berapa lama radio kesayangan itu tidak aku sentuh, aku sendiri sudah lupa. Radio itu sudah rusak dibanting oleh keme-nakanku, anak uni Nela. Inilah kali pertamanya lagi kusentuh. Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku.
*  *  *
     “Khuk, huuk khuk ... “
     Suara itu membuatku kaget. Mencari-cari sesuatu kiri-kanan. Tidak ada Mak, hanya Sri. Hanya Sri! Itu suara batuk istriku? Tidak jauh dari tidurku, perempuan itu dengan berat menahan kantuknya. Lihatlah matanya sudah mulai celong. Danau di matanya kemerah-merahan.
     “Kamu belum tidur?”
     Sri menggeleng lemah. Wajahnya kusam dan pucat. Jerawat sudah mulai bermunculan di sana sini pada wajahnya. Tatapan matanya agak redup.
     Sampai kapan kita harus seperti ini? Larut dengan kesedihan yang panjang.” Sudah tidak ter-hitung kalimat-kalimat seperti itu terlontar dari bibirnya belakangan ini. “ Masa berkabung itu sudah harus diakhiri,” lanjutnya.  “Lihatlah anak-anak kita. Kau telah menyita semua waktu dan perhatianku.  Mereka terbiar kini!”
     Perempuan itu menatapku dengan kekhawatiran yang dalam. Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Gelombang-gelombangnya menghempas tajam ke pinggir danau dan berbalik arah ketika menghantam bebatuan. Biru meneduhkan kini berganti dengan gersang. Lama aku larut dalam mata itu. Tidak ada lagi bayangan Mak di sana. Biasanya di kala rindu, aku bisa menangkap sebias senyuman Mak di mata itu.
     Da,” ia mengguncang-guncang bahuku.
    “Mak di mana...
    Berhentilah berhalusinasi. Sesungguhnya Mak kan sudah di sana. Lebih abadi dibanding alam fana yang kita tempati sekarang!”
     Tapi, Sri.”
    Sri menatapku heran, tapi kemudian mencoba merangkulku. Tubuhku didekapnya erat. Lama. Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadaku. Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya. Hangatnya sampai terasa di pu-nggungku. Perempuan ini menangis. Dia menangis!  Pelukan yang seakan tidak mau dia lepas.
     “Da,  aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya.
     “Maksudmu?”
     “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya.
     “Sri ... .” Itukah makna tangisnya? Sisanya mulutku tercekat. Aku berteriak, namun suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh.
     Sepagi itu dengan bungkusan kain seadanya, Sri meninggalkan rumah dengan membawa Millien dan Cinta menuju arah utara. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku. Aku benar-benar tidak bisa melakukan sesuatu untuk mencegah kepergian istri dan anak-anakku. Sekelebat kilatan mata Millien dan Cinta memandang tak mengerti ke arahku. Selanjutnya, mereka benar-benar meninggalkanku  di pagi dingin yang membekukan ini.
   
                                                                                                          Ujung Padang-Kambang , November, 2010          
)* penyakit stroke
     


82 komentar:

  1. makina adalah seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya dan beliau tidak banyak menutut dan pendiam dia sosok seseorang yang menghadapi segala situasi dengan senyuman.
    anak makina adalah seseorang yang sangat menyayangi ibunya,sampai ia terlalu larut dalam kesedihan ia beranggapan bawah ibunya masih hidup.sri adalah sosok yang sabar dan penyanyang tapi pada ahkrnya ia pun cape atau jenuh dan meninggalkan suaminya (anak makina)

    BalasHapus
  2. bener-bener cerpen yg nyentuh , sosok ibu yang luar biasa buat mak ina ..
    tapi kaishan juga suami sri , jadi begitu dia , gk bisa apa" ..

    EndinSK/XII/A/3

    BalasHapus
  3. Cerita di atas sangat menarik, cerita di atas juga dibumbui dengan majas atau gaya bahasa seperti :

    -majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    -majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
    dan lain-lain.

    XII IPA 3

    BalasHapus
  4. menurut saya,cerpen tersebut menceritakan tentang seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya dan sangat memperhatikan anaknya terutama soal perjodohan. cerpen itu juga menceritakan sosok seorang ayah yang perkerja keras dan rela berkerja apapun keadaannya demi menghidupi keluarganya. tentu saja karakter kedua tokoh tersebut mengandung amanat yang dapat kita ambil yaitu di dalam menjalani hidup kita harus berusaha dan berkerja keras karena dengan seperti itu kita akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia serta kasih sayang seorang ibu yang luar biasa yang takkan pernah pudar sampai kapanpun
    muhammad heryadi XII IPA 1

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. menurut saya, pada cerpen diatas terdapat tanda baca (-) yang tidak seharusnya dipakai seperti pada kata menang-gapinya, be-renang, menang-gung, berko-mentar. tokoh yang terdapat pada cerpen tersebut yaitu mak ina yang mempunyai karakter penyayang kepada anak-anak nya dan kuat dalam menjalani hidup sepait apaapun . dari cerpen diatas terdapat pesan-pesan atau amanat yakni kita harus kuat dan selalu berusaha dalam menjalankan hidup.
    Asri nuryani XII. ipa 4

    BalasHapus
  7. menurut saya cerpen yang ada diatas sudah cukup baik. tetapi terdapat tanda baca yang tidak efektif. dan akhir dari cerpen ini juga tidak jelas. kesan mak ina yang ditimbulkan dicerpen itu juga sangat nyata dan kontras kalau dia seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya. tetapi pada bagian akhir novel ini anak mak ina menjadi seorang yang sangat lemah dan hanya meratapi kepergian ibundanya semata tanpa memikirkan kehidupannya bersama istri dan anaknya.
    Erika Anggraini XII IPA 4

    BalasHapus
  8. cerpennya menyentuh dan mudah dimengerti oleh pembaca, dan cerpen ini menggambarkan rasa begitu sayang seorang anak kepada ibu, tapi cerpen ini agak sedikit kekurangan yaitu penyelesaiannya/ akhir cerita kurang bagus.
    xll ipa 1

    BalasHapus
  9. Annisa Tri Oktaviani
    XII IPS7

    mneurut saya secara keseluruhan isidari cerita tersebut cukup dalam maknanya. dimana dapat membawa pembaca membayangkan pengorbanan serta sikap seorang ibu yang tergambar dalam tokoh Mak Ina. sementara bahasa yang digunakan sebenrnya mudah di mengerti hanya saja, terdapat kalimat puitis yang harus dibaca lebih dari sekali bagi pembaca awam untuk mendalami maksudnya. penggunaan tanda baca juga ada yang mempersulit pembaca seperti tanda (-) dalam kata "berko-mentar" salah satunya.

    Cerita tersebut juga mempunyai banyak kesamaan fakta dalam kehidupan sehari-hari. contohnya seorang ibu akan sangat mengkhawatirkan nasib anaknya jika belum menikah di usia matang. dari cerita tersebut dapat kita ambil nilainya yaitu "sikap Mak Ina yang patut contoh, seorang anak yang sangat menyanyangi ibunya, dan sebagai seorang istri tak sepantasnya meninggalkan suaminya apalagi dimasa sulit. sekian komentar dari saya semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  10. Hafifah Muta'aliyah
    XII IPS 2
    Saya sudah membaca keseluruhan cerita mak ina ini, bahwa cerita ini mengandung amanah bahwa kasih sayang orangtua itu sepanjang masa, sebagai anak yg tidak ingin durhaka ada baiknya kita harus lebih menyayangi orangtua sebagai balas budi. Tapi baiknya Si anak ini sangat mencintai ibunya, dan dia memiliki istri yg sangat dia cintai seperti dia mencintai ibu nya. Tapi sayangnya sang istri sangat tidak baik sikapnya, dia meninggal kan suami nya dikala suami nya mengalami masa masa susah, itu sangat tidak patut di contoh. Memang dalam kehidupan sehari-hari kejadian seperti ini banyak ditemui. Cerita ini bukan hanya sekedar cerita biasa, mungkin bapak terinspirasi menulis cerita ini dari kejadian yg terjadi dikehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  11. AFAF AGIL NURHAIFANNY
    XII IIS 2

    Cerita ini sangat menyentuh,dan memberi tahu bahwa kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak pernah putus,bahkan orang tua rela bekerja keras demi anak anaknya dan tidak memikirkan dirinya sendiri. Sebagai anak kita harus berbakti kepada orang tua,tidak boleh durhaka. Apalagi membentak orang tua,padahal mereka sudah rela berkorban demi anak-anaknya.
    Kalo saya menjadi peran aku di cerita tersebut,saya harus mengikhlaskan kepergian ibunya,dan sikap istrinya yang meninggalkan suaminya disaat susah walaupun memang itu sangat menyedihkan. Tetapi hidup memang tidak selalu berjalan lurus,ada masa masa yg membuat kita sedih

    BalasHapus
  12. Rayhan Rizka Maydini
    XII IIS 1

    Pesan yang bisa diambil dari cerpen ini adalah perjuangan orang tua yang tidak akan ada habisnya demi kita anak anaknya, apalagi seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu akan terus diingat sepanjang masa hidup kita. Cerpen ini juga mengajarkan agar kita tidak terpaku atas kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata.

    Jika saya menjadi aku dalam cerpen ini saya akan kecewa dan bersedih namun bukan dalam waktu yang lama. Karena saya sadar ada hal yang lebih baik yang menunggu saya di masa depan. Manusia itu datang dan pergi sedangkan kehidupan kita terus berjalan, jadi berhenti menangisi hal yang takkan kembali, lebih baik fokus menjalani hari ini dan mengejar masa nanti.

    BalasHapus
  13. FARID AZHARI
    XII IIS 1 (12 IPS 1)

    Sangat mententuh sekali cerita ini, memberikan bahwa kasih sayang orangtua kepada anaknya adalah segala-galanya. Bahkan demi anak-anak nya orangtua nya bekerja keras banting tulang walaupun keliatan susah dia tidak pernah melihatkan kesusahan nya kepada orang lain & anak-anaknya. Pesan nya adalah sebagai anak kita tidak boleh durhaka kepada orangtua dan selalu berbakti kepadany, karena tanpa doa dan bimbingan mereka kita bukan apa-apa tidak akan menjadi seperti sekarang ini.
    Kalau saya menjadi peran aku dicerita tersebut, saya harus mengikhlaskan kepergian Ibunya, walaupun memang sangat berat untuk melepaskan. Kita juga harus mengetahui kita diciptakan ke bumi suatu saat nanti akan balik ke bumi. Kita harus buktikan kepada orangtua kita bahwa kita bisa membahagiakan mereka suatu saat nanti

    (By: FARID AZHARI | XII IIS 1)

    BalasHapus
  14. Rayhan Rizka Maydini
    XII IIS 1

    Pesan yang bisa diambil dari cerpen ini adalah perjuangan orang tua yang tidak akan ada habisnya demi kita anak anaknya, apalagi seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu akan terus diingat sepanjang masa hidup kita. Cerpen ini juga mengajarkan agar kita tidak terpaku atas kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata.

    Jika saya menjadi aku dalam cerpen ini saya akan kecewa dan bersedih namun bukan dalam waktu yang lama. Karena saya sadar ada hal yang lebih baik yang menunggu saya di masa depan. Manusia itu datang dan pergi sedangkan kehidupan kita terus berjalan, jadi berhenti menangisi hal yang takkan kembali, lebih baik fokus menjalani hari ini dan mengejar masa nanti.

    BalasHapus
  15. SIPAH FAUZIAH
    XII.IPS 1
    Sosok makina adalah seorang ibu yang sangat sayang kepada anaknya dan beliau tidak banyak menutut ini itu dan dia adalah sosok seseorang yang menghadapi segala situasi dengan sabar, tabah dan senyuman. anak makina adalah seseorang yang sangat menyayangi ibunya Dan cerita ini juga mengandung amanah bahwa kasih sayang orangtua sepanjang masa dan cerita ini sangat menyentuh hati dan menyadarkan untuk anak-anak jaman sekarang bahwa seorang ibu harus di hargai dan di sanyangi.

    BalasHapus
  16. Yogah pratama
    XII IPS 1

    Pesan dan kesan yang didapat dari cerita diatas adalah perjuangan orang tua terutama seorang ibu yang mempunyai kasih sayang yang sangat besar pada anak nya bahkan orang tua rela berkorban demi anak nya agar anak nya lebih baik dari pada orang tua,dan kita sebagai anak seharusnya lebih menyayangi orang tua. Jika saya menjadi "aku" saya akan meneruskan perjuangan dan keinginan orang tua saya dan saya akan menjadi orang yang berguna demi agama,bangsa dan negara.

    BalasHapus
  17. Melati Puspasari Erlandita
    XII.IIS 1

    pesan dari cerita diatas bahwa kita sebagai anak harus berbakti kepada orang tua. karena orang tua rela bekerja keras demi anak-anaknya dan kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak pernah putus atau berkurang. dan sebagai istri sebaiknya jangan meninggalkan suami didalam keadaan apapun.

    kalau saya sebagai aku, saya akan mengikhlaskan kepergian ibu saya, walaupun sebenarnya sulit. dan akan tetap menjadi anak yang menyayangi kedua orang tua.

    BalasHapus
  18. Salsabilla firda andriani
    XII.IIS.1

    Cerita ini sangat menyentuh hati saya soal sosok ibu yang luar biasa,rela berkorban tetapi anaknya tidak memikirkan dirinya, cerita ini mengandung makna kita harus menghormati dan menghargai perjuangan orang tua

    BalasHapus
  19. LARESAE NUGRESA WICAKSONO
    XII.IIS.1

    Menurut saya pesan dari cerita ini adalah bahwa semua orang tua sayang terhadap anaknya,orangtua akan melalukan segala hal demi kebahagiaan seorang anak.Sebagai anak kita tidak akan dapat membalas ke ikhlasan dan ketulusan kasih sayang orang tua ke kita. Dari cerita di atas bahwa kami sebagai anak harus berbakti kepada kedua orangtua lebih-lebih ke ibu. Berbaktipun tidak dapat membalas jasa mereka. Jangan sampai merasa menyesel setelah kehilangan mereka yang menyanyangi kita setulus hatinya. Percayalah bahwa kasih sayang kedua orang tua sepanjang masa.
    Jika saya menjadi aku di cerita tersebut,saya harus bisa mengikhlaskan kepergian ibu saya,walaupun tidak semudah itu tp tetep harus berusaha mengikhlaskannya. Dan sikap istrinya sangat disayangkan mengambil tindakan yang salah. Seharusnya seorang istri menemani sang suami dlm keadaan apapun mendukung suami dalam hal apapun. Tetapi dalam kehidupan nyata selalu saja ada cobaan,tetapi percayalah bahwa Allah swt akan memberi cobaan sesuai kemampuan kita. Percaya bahwa di setiap cobaan ada hikmahnya,dr cobaan kami lebih sabar dlm menghadapi apapun....

    BalasHapus
  20. Desi Kurniawati Ramadani
    XII IPS 1

    Dari cerita tersebut banyak sekali nilai positif yang dapat saya ambil, dengan saya menghormati dan menyayangi ibu yang tidak ada batasnya. Contohnya seorang ibu sangat khawatir akan nasib anaknya yang belum menikah di usia matang . Saya akan merawatnya dengan penuh kasih sayang sesulit apapun ia nanti di hari tua sebgaimana ia merwat saya saat masih kecil.

    Jika saya jad aku :
    Saya akan merelakan ibu saya jika ia meninggal suatu hari nanti agar ia dapat tenang disana. Setelah itu saya akan menjadi lebih baik lagi.

    BalasHapus
  21. Azalea Nadea P.
    XII IPS 1


    Di dalam cerita ini pesan atau makna yang bisa saya ambil dari cerita tersebut adalah kita harus menyayangi ibu kita, mencintainya, menghormatinya, menghargainya dan juga harus merawatnya dalam keadaan sakit sekalipun. Dan juga tidak berlarut-larut dalam masa lalu, bukannya karena adanya masa lalu kita jadi melupakan dan mengabaikan suatu hal tetapi justru masa lalu dijadikan sebagai acuan untuk menjadi lebih baik dalam suatu hal.



    Tindakan yang dilakukan bila menjadi " aku " adalah saya tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan, belajar untuk mengikhlaskan sesuatu walaupun itu berat dan akan tetap menjalani kehidupan dengan tegar dan kuat dalam keadaan apapun.

    Azalea Nadea P.
    XII IIS 1

    BalasHapus
  22. MELA SULISTIOWATI
    XII IPS 1

    Mak ina adalah seorang ibu yg sangat menyayangi anak anaknya dan kita sebagai seorang anak juga harus menyayangi orang tua terutama seorang ibu yg telat melahirkan kita. Didalam cerita tersebut kita harus berbakti dan menghormati orang tua dalam keadaan apapun.

    Jika dalam cerita tersebut saya menjadi aku, saya akan selalu menyayangi,mengikhlaskan,mendoakan dan tidak bersedih dalam waktu berkepanjangan yg dapat membuat orang orang disekitarnya menjadi pergi meninggalkan nya didalam cerita tersebut

    BalasHapus
  23. Ardiansyah
    XII IIS 1

    Cerita yang sangat menarik dan menyentuh, Yang menceritakan perjuangan seorang ibu merawat dan memberi kasih sayang kepada anaknya . Meskipun dalam keadaan sakit ia tetap berusaha untuk menjadi ibu yang baik bagi anaknya . Sebagai anak kita harus membalas jasa ibu dan selalu menjaga dan mendoakannya .
    Seandainya saya menjadi peran aku dalam cerita tersebut , saya akan mengikhlaskan kepergian ibu saya , karena itu bukanlah akhir dari segalanya kematian itu hanyalah pemisah kehidupan dunia dan akhirat , kita juga tau bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Dan kita juga harus sabar jika ditinggal orang yang kita cintai , karena mungkin Tuhan punya cerita yang lebih baik setelahnya . Kita hanya perlu berusaha dan bersabar

    BalasHapus
  24. Guntur Adi Nugraha
    XII IPS 1
    Sman 12 TANGERANG

    Menurut saya pesan yang terdapat pada cerita tersebut kita harus tau bagamana orang tua berjuang mendidik kita mendoakan kita , bekerja keras banting tulang hanya untuk anak anak nya. Dengab itu kita sebagai anak harus selalu menghargai pengorbanan orang tua tidak boleh melawan orang tua.

    Jika saya menjadi tokoh aku , saya akan tidak terlalu larut dalam kekecewaan karena masih ada yang harus kita capai di masa depan nanti dan untuk selalu mengingat jasa orang tua .
    Hey mom love you 😘

    BalasHapus
  25. Fitri Ernawati
    XII IIS 1
    1. Menurut saya pesan yg dapat diambil dari cerita diatas adalah kita sebagai anak haruslah selalu menhormati dan menghargai jasa ke 2 orang tua terutama seorang ibu yg sudah susah payah melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya.Oleh sebab itu kita sebagai a ak haruslah selalu mematuhi perintah ke 2 orang tua yg baik dan juga selalu mendoakannya, jangan sampai kita menjadi anak yg durhaka kepada ke 2 org tua.
    2.Jika saya menjadi tokoh aku, saya tidak akan berlarut-larut bersedih atad kepergian orang tua karna kematian itu pasti akan datang tapi wlaupun seperti itu saya akan selalu mengingat jasa orang tua dan selalu mendoakannya.Dan saya juga akan terus berusaha untuk mencapai masa depan yg lebih baik lagi.

    BalasHapus
  26. Azalea Nadea P.
    XII IPS 1


    Di dalam cerita ini pesan atau makna yang bisa saya ambil dari cerita tersebut adalah kita harus menyayangi ibu kita, mencintainya, menghormatinya, menghargainya dan juga harus merawatnya dalam keadaan sakit sekalipun. Dan juga tidak berlarut-larut dalam masa lalu, bukannya karena adanya masa lalu kita jadi melupakan dan mengabaikan suatu hal tetapi justru masa lalu dijadikan sebagai acuan untuk menjadi lebih baik dalam suatu hal.



    Tindakan yang dilakukan bila menjadi " aku " adalah saya tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan, belajar untuk mengikhlaskan sesuatu walaupun itu berat dan akan tetap menjalani kehidupan dengan tegar dan kuat dalam keadaan apapun.

    Azalea Nadea P.
    XII IIS 1

    BalasHapus
  27. CHRISDIANTY MULIANINGRUM
    XII. IIS. 1
    Pesan yang dapat diambil dari cerita tsb adalah perjuangan orang tua terutama ibu yang berperan penting dalam menjaga dan menyayangi anak-anaknya. Kasih sayang seorang ibu tidak akan tergantikan oleh siapapun, ia pun tidak mengenal kata lelah di depan orang lain atau anaknya sendiri.Dan jangan terlarut dalam kesedihan pada orang yang pergi untuk selamanya, ingatlah bahwa orang tsb selalu ada di sisimu dan setiap do'a yang di panjatkan.

    Jika saya menjadi tokoh aku adalah saya tidak akan berlarut kesedihan, tetap ikhlas dengan kehendak Allah swt. karena kesedihan membuat saya lupa akan segalanya, bahkan masa depan yang begitu cerah kini menjadi gelap gulita dengan kesedihan yang dialami. Jika ingin membuat ibumu bahagia bangkitlah dari kesedihan yang di alami. Sebagai seorang istri seharusnya selalu menemani dalam keadaan apapun, karena hal ini membuat kepercayaan semakin kuat satu sama lain.

    BalasHapus
  28. ILHAM MAULANA
    XII IPS 1

    1. Pesan dan kesan dalam cerita tersebut sangatlah menyentuh. Cerita tersebut juga dapat menjadi renungan untuk diri kita pribadi agar selalu menyayangi dan mencintai keluarga kita, khususnya kedua orang tua yang telah membesarkan dan merawat kita dengan penuh kasih sayang.

    2. Jika saya menjadi 'AKU' dalam cerita tersebut, saya akan merasa bahagia dan bersyukur karena memiliki orang tua yang sangat menyayangi anaknya. Saya pun tidak akan larut dalam kesedihan dan mengikhlaskan kepergian sang ibu tercinta.

    BalasHapus
  29. Rangga Dita Lastiyono
    XII IIS 1

    Pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut adalah sebagai anak, kita harus selalu menyayangi dan merawat ibu kita yang sedang sakit. Dan juga sikap Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dan ikhlas dengan penyakit yang dideritanya.

    Jika saya menjadi "aku", sedih, karna orang yang amat sangat disayang, yang melahirkan telah tiada meninggalkan selama-lamanya. Tetapi saya tidak boleh terus larut dalam kesedihan karna ada hal yang lebih penting juga yang harus dipikirkan yaitu anak dan istrinya.

    BalasHapus
  30. Prada Tri Kartika
    XII.IIS.1

    1. Menurut saya, pesan yang dapat diambil dari cerita diatas adalah kita sebagai seorang anak dapat belajar dari seorang ibu tentang kekuatan hati,ketulusan,perhatian dan kasih sayang yang tulus&ikhlas terhadap anaknya. Oleh karena itu, hedaklah berbuat baik kepada ibu dengan sebaik2nya. Karena kemalangan & kesuksesan anak bisa ditentukan sejauh mana kita berbakti kepada kedua orang tua, terutama Ibu.


    2. Jika saya menjadi tokoh "aku" dalam cerita tersebut, saya tidak akan terus berlarut-larut dalam kesedihan dan juga kekecewaan. Karena tidak ada yang lebih baik dari sebuah perpisahan kecuali mengikhlaskan, dan tidak ada yang lebih tenang kecuali dengan menerima takdir Allah swt.

    BalasHapus
  31. Safitri Rahmawati Dewi
    XII IPS 1

    1.Pesan yang dapat kita ambil adalah seorang ibu yang tidak pernah berhenti memberikan seluruh waktu dan tenaganya untuk memberikan yang terbaik agar tercukupi kebutuhan hidup anak anaknya. Dan sebagai anak kita juga harus wajib menyayangi,menghormati dan mencintai seorang ibu.

    2. Jika saya menjadi "AKU" dalam cerita tersebut. Saya pasti akan sangat bersedih dan merasa kehilangan karna ditinggalnya sosok ibu yang begitu berharga dalam hidup saya, namun perlahan saya akan mengikhlaskan kepergian nya dan mulai menjalani hidup yang lebih baik lagi dengan keluarga saya. Dan saya tidak akan pernah melupakan pengorbanan dan jasa-jasa ibu yang telah ibu berikan kepada saya seumur hidup saya.

    BalasHapus
  32. MUHAMMAD IQBAL
    XII IIS 1

    PESAN MORAL:KITA HARUS MENYAYANGI KEDUA ORANG TUA KITA KAPAN PUN DIMANA PUN,KARENA PERJUANFAN BELIAU YANG BESAR MERAWAT KITA HINGGA DEWASA SEPERTI INI

    JIKA SAYA MENJADI TOKOH AKU
    SAYA MERASA BERSEDIH KARENA ORANG YANG PALING SAYA CINTAI PERGI,SAYA HARUS MENGIKHLASKAN DAN TABAH,SERTA MEMBERIKAN DOA.

    BalasHapus
  33. MUHAMMAD BAGUS ARIFIN
    XII IIS 1

    PESAN MORAL:WALAU IBU MENGELUARKAN SELURUH TENAGANYA DEMI KITA SEORANG TAPI IA TIDAK PERNAH MENGELUH IMBAL BALIK KEPADA KITA ITU YANG MEMBUAT KITA HARUS MENGINTROPEKSI DIRI KENAPA KITA PAS DEWASA SUKA MEMINTA SESUATU DENGAN MEMAKSA,PADAHAL ORANG TUA KITA TIDAK MEMINTA APAPUN KEPADA KITA KECUALI KITA BERILMU DAN BERIMAN SAJA

    JIKA SAYA MENJADI AKU
    SAYA AGA MENYESAL KEHILANGAN ORANG YANG PALING BERJASA DALAM HIDUP SAYA MESKIPUN BELIAU SUKA MEMARAHI SAYA SAYA TAU ITU ADALAH KATA MOTIVASI UNTUK HIDUP KEDEPAN NYA AGAR MENJADI ORANG YANG BAIK.

    BalasHapus
  34. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  35. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  36. 1. tokoh dan karakter
    - Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi
    -Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta.
    -Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    -Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana
    -Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas
    -Uni Nela, wanita bijaksana
    -Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri

    2. pesan pengarang
    Kita harus menghargai usaha kedua orang tua untuk membesarkan kita, kita juga harus lebih bersyukur dengan apa yang kita miliki hari ini. pengarang juga menyelipkan pesan untuk tidak mudah putus asa dalam menjalankan kehidupan.

    3. Kalau anda menjadi sosok "Aku"
    kalau saya menjadi sosok "Aku", saya akan berusaha untuk membuat orang tua bahagia, saya harus bersyukur walaupun keaadan ekonomi keluarga saya tidak mencukupi, saya harus bersyukur Ibu dan Ayah saya masih berada disini untuk membimbing anak anaknya.

    4. pesan religi
    selalu menjalankan amanat dan pesan orang tua yang telah wafat, selalu mendo'akan mereka yang sudah pergi meninggalkan kita terlebih dulu

    KIRANA LUTHFIAH
    XII IIS 4

    BalasHapus
  37. Pesan yang dapat di terima dalam cerita tersebut adalah kita harus menyayangi orang tua kita dan juga harus seperti Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dengan penyakit yang di deritanya dan harus ikhlas dengan apa yang di hadapi

    Bercerita tentang kedua orang yang sangat menyayangi anaknya dan seorang ayah yang sangat perkerja keras

    -Sosok Mak Ina yang pendiam dan sangat menyayangi anaknya serta begitu perhatian dengan anak-anaknya
    -Uni Nela,bijaksana
    -Ayah,perkerja keras & tangguh
    - Aku , jarang mengeluh terhadap kondisi keluarganya dan patuh terjadap orang tua
    - Sri , pengertian
    - Millien & Cinta , anak dari "Aku & Sri"

    Jika saya menjadi "Aku" saya akan berusaha membahagiakan kedua orang tua saya dan bersyukur dengan kondisi yang ada serta belajar mengikhlaskan sesuatu walaupun itu sulit

    Vivera Hartavianty
    XII IIS 5

    BalasHapus
  38. Selvy Yanti
    XII IPS 5

    1.pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita tidak terlalu larut dalam kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata dan hargai mereka selagi mereka masih ada.
    2. Bercerita tentang perjuangan hidup Mak Inah yang ikhlas dan tegar dalam menjalani kehidupan tanpa mengeluh dan berputus asa
    3.-mak Inah : seorang ibu yang kuat,penyayang,dan sabar
    -Aku : seorang yang penyayang,patuh,taat,tidak mudah melupakan sesuatu
    -ayah : pekerja keras
    -sri : pengertian,lembut,namun tegas,mudah putus asa
    -uni nela : seorang wanita yang bijaksana
    -uda Yon :pekerja keras,tidak putus asa,bertanggung jawab
    -millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh"AKU"
    4.seandainya saya menjadi tokoh AKU saya akan bersedih dan merasa kehilangan namun tidak untuk waktu yang lama,karena kita tahu bahwa kehidupan kita terus berjalan, jadi berhenti menangisi hal yang tidak akan kembali, dan meluilah membuka lembaran baru untuk menjalani hari yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
  39. Ketika sedang diberi kesulitan kita harus tetap tegar dalam menghadapi & menjalani kesulitan itu karena masih banyak hal yang bisa kita wujudkan dengan cara terus berusaha tidak putus asa dan membuat semua orang bangga terutama orang tua kita bangga terhadap kita dan semua kesuksesan dan semua usaha kerja keras kita .
    Bercerita tentang kisah seorang Mak ina yang tegar dan kuat menjalani hidup walaupun begitu banyak cobaan mak ina tetap sabar dan tidak putus asa dalam menghadapi semua ujian dan tetap tegar menjalani kehidupan yang dijalani oleh mak ina & disaat seperti itu mak ina tetap bisa kuat dan berusaha untuk tetap tersenyum untuk anak-anaknya dan berusaha agar kelak anak-anaknya bisa merasakan yang lebih baik dari yang ia rasakan , & tetap berjuang serta tegar ketika masalah itu datang semua anak-anaknya tetap bisa menghadapi dan menjalaninya dengan ikhlas & tegar.
    ●Mak ina ; Tegar,pekerja keras, sabar, tidak mudah putus asa, selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya
    ●Uda Yon ; Pekerja keras, sabar, tegar tidak putus asa , bertanggung jawab
    ●Uni Nela ; Bijaksana
    ●Aku ; Mudah putus asa, sulit untuk melupakan masa lalu
    ●Sri ; Pengertian , lembut, namun tegas, mudah putus asa
    ●Ayah ; Pekerja keras, tidak putus asa, sabar, bertanggung jawab , tegas
    ●Millien & Cinta ; Sebagai anak dari aku
    Melupakan masa lalu, dan meminta maaf kepada sri & membawa sri kembali ke rumah & menjalani hidup seperti sedia kala, dan tidak boleh larut dalam kesedihan yang terlalu mendalam, berjuang untuk mencapai cita citanya dan mendapat penghidupan yang layak agar keluarganya tidak mengalami yang ia alami dulu dan berusaha agar kehidupannya lebih baik dan bisa bahagia selalu

    EKA PUTRI WIDYANTI
    XII IIS 5

    BalasHapus
  40. RADITHA CHAIRANI
    XII IPS 5

    Menurut saya pesan dari cerita ini adalah bahwa semua orang tua sayang terhadap anaknya,orangtua akan melalukan segala hal demi kebahagiaan seorang anak.Sebagai anak kita tidak akan dapat membalas ke ikhlasan dan ketulusan kasih sayang orang tua ke kita. Dari cerita di atas bahwa kami sebagai anak harus berbakti kepada kedua orangtua lebih-lebih ke ibu. Berbaktipun tidak dapat membalas jasa mereka. Jangan sampai merasa menyesel setelah kehilangan mereka yang menyanyangi kita setulus hatinya. Percayalah bahwa kasih sayang kedua orang tua sepanjang masa.

    Jika saya menjadi tokoh aku adalah saya tidak akan berlarut kesedihan, tetap ikhlas dengan kehendak Allah swt. karena kesedihan membuat saya lupa akan segalanya, bahkan masa depan yang begitu cerah kini menjadi gelap gulita dengan kesedihan yang dialami. Jika ingin membuat ibumu bahagia bangkitlah dari kesedihan yang di alami. Sebagai seorang istri seharusnya selalu menemani dalam keadaan apapun, karena hal ini membuat kepercayaan semakin kuat satu sama lain.

    BalasHapus
  41. 1. pesannya adalah, berilah kasih sayang kepada orang terdekat selagi masih hidup. syukuri hidup walau bagaimana kondisinya, karna hidup itu tak selamanya berada diatas karna roda itu berputar.
    2. bercerita tentang ibu-ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya, walau kehidupannya sangat sederhana. ibunya sangat bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya, karena sang suami telah meninggal karena penyakit stroke. mak ina sangatlah ramah karna ia tak pernah berbicara melainkan ia hanya tersenyum kepada semua orang yang ia temui, itulah ciri khas mak ina untuk memberikan perasaannya kepada orang lain.
    3. - mak ina : sabar, tidak mudah putus asa, baik hati, penyayang, ramah kepada semua orang, sederhana.
    - uda yon : tegas, pekerja keras, tidak mudah putus asa, bijaksana
    - sri : pengertian, lemah lembut, mudah putus asa
    - millien & cinta: anak dari aku
    - aku : mudah putus asa tetapi pekerja keras
    4. jika saya jadi tokoh utamanya, saya sangat merasa bersedih karena kehilangan ayah dan ibu. kita akan merasa sedih karena akan mengingat masa-masa ketika beliau masih hidup. saya akan mempelajari cara hidup beliau jika saya menjadi bapak kelak. dan saya akan hidup sederhana untuk menghidupi keluarga saya dan tidaj akan putus asa.


    LISTANIA FELIA KARTIKA CANDRA
    XII. IPS 5

    BalasHapus
  42. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  43. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  44. 1. Pesan yang ingin di sampaikan penulis adalah agar kita tidak putus asa dengan keadaaan kita, kita harus menghargain usaha kedua orang tua kita, harus menyayangin kedua orang tua kita sebelum kita kehilangan mereka.
    2. Bercerita tentang kehidupan mak ina yang berjuang demi menghidupi anak-anaknya. Tidak pernah putus asa.
    3. -Mak ina : sosok yang kuat, penyabar, penyayang anak-anak nya, tidak pernah menyerah pada keadaannya.
    - Ayah : sosok yang pekerja keras.
    - Aku : sosok yang patuh kepada kedua orang tua, penyayang, mudah putus asa tapi pekerja keras.
    - Sri : sosok yang pengertian, lembut tapi tegas.
    - Uda Yon : sosok yang pekerja keras, dan bertanggung jawab.
    - Uni Nela : sosok yang bijak sana
    - Millien & Cinta anak dari tokoh "aku"
    4. Jika saya menjadi tokoh "Aku"
    Saya merasa bersedih dan merasa kehilangan orang tua. Tindakan nya yaitu saya akan melupakan kejadian tersebut dan melanjutkan kehidupan selanjutnya.


    SYAFIRA RAZAK
    XII.IPS.5

    BalasHapus
  45. 1.pesan yang ingin disampaikan adalah agar ki3. Kalau anda menjadi sosok "Aku"
    kalau saya menjadi sosok "Aku", saya akan berusaha untuk membuat orang tua bahagia, saya harus bersyukur walaupun keaadan ekonomi keluarga saya tidak mencukupi, saya harus bersyukur Ibu dan Ayah saya masih berada disini untuk membimbing anak anaknya.ta tidak terlalu larut dalam kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata dan hargai mereka selagi mereka masih ada.

    2. Bercerita tentang kisah seorang Mak ina yang tegar dan kuat menjalani hidup walaupun begitu banyak cobaan mak ina tetap sabar dan tidak putus asa dalam menghadapi semua ujian dan tetap tegar menjalani kehidupan yang dijalani oleh mak ina & disaat seperti itu mak ina tetap bisa kuat dan berusaha untuk tetap tersenyum untuk anak-anaknya dan berusaha agar kelak anak-anaknya bisa merasakan yang lebih baik dari yang ia rasakan , & tetap berjuang serta tegar ketika masalah itu datang semua anak-anaknya tetap bisa menghadapi dan menjalaninya dengan ikhlas & tegar.

    3. -Sosok Mak Ina yang pendiam dan sangat menyayangi anaknya serta begitu perhatian dengan anak-anaknya
    -Uni Nela,bijaksana
    -Ayah,perkerja keras & tangguh
    - Aku , jarang mengeluh terhadap kondisi keluarganya dan patuh terjadap orang tua
    - Sri , pengertian
    - Millien & Cinta , anak dari "Aku & Sri"

    4. Kalau saya menjadi sosok "Aku"
    kalau saya menjadi sosok "Aku", saya akan berusaha untuk membuat orang tua bahagia, saya harus bersyukur walaupun keaadan ekonomi keluarga saya tidak mencukupi, saya harus bersyukur Ibu dan Ayah saya masih berada disini untuk membimbing anak anaknya.


    WINNI FIRNA F.
    XII IPS 5

    BalasHapus
  46. Nama:Naufal dzaki.f
    Kelas:xII ips1

    Menurut saya pesan yang terdapat pada cerita tersebut kita harus tau bagamana orang tua berjuang mendidik kita mendoakan kita , bekerja keras banting tulang hanya untuk anak anak nya. Dengab itu kita sebagai anak harus selalu menghargai pengorbanan orang tua tidak boleh melawan orang tua.

    Jika saya menjadi tokoh aku , saya akan tidak terlalu larut dalam kekecewaan karena masih ada yang harus kita capai di masa depan nanti dan untuk selalu mengingat jasa orang tua .

    BalasHapus
  47. 1.Pesannya adalah bahwa kita janganlah terlalu lama larut dalam kesedihan dan melupakan apa yang saat ini ada di samping kita karena, walaupun orang yang kita sayang telah pergi jauh dari kita tetapi percayalah bahwa ia masih berada di dalam hati kita.
    2.Bercerita tentang kisah perjuangan hidup seorang Mak Ina yang selau tegar, kuat dan juga ikhlas dalam menjalani hidup tanpa pernah berkelu kesah.
    3. - mak ina : sabar, tidak mudah putus asa, baik hati, penyayang, ramah kepada semua orang, sederhana.
    - uda yon : tegas, pekerja keras, tidak mudah putus asa, bijaksana
    - sri : pengertian, lemah lembut, mudah putus asa
    - millien & cinta: anak dari aku
    - aku : mudah putus asa tetapi pekerja keras
    4.Jika saya menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut saya pasti akan sangat sedih dan juga merasa kehilangan karena kepergian kedua orangtua saya . Tetapi saya juga tidak akan telalu lama untuk berduka melainkan belajar dari kedua orangtua kita dan memulai kehidupan yang baru terus berusaha sampai cita-cita kita terwujud.

    MARIA CILVANI ANUGRAH
    XII IIS 5

    BalasHapus
  48. Mawar Puja Herariswana
    12 IPS 2

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    Jawab : - Mak Ina adalah sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang dan tidak memanjakan anak-anaknya, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi.
    - Aku : patuh, sayang, perhatian.
    - Sri : baik hati, tegas, disiplin.
    - Uni Nela : Baik, Perhatian
    - Uda Yan : Tegas, pekerja keras
    - Ayah : pekerja keras, bijaksan
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Jawab : - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
    3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya
    Jawab : - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
    - Majas Personifikasi
    " “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya."
    - Majas Personifikasi
    " “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."

    BalasHapus
  49. Mawar Puja Herariswana
    12 IPS 2

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    Jawab : - Mak Ina adalah sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang dan tidak memanjakan anak-anaknya, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi.
    - Aku : patuh, sayang, perhatian.
    - Sri : baik hati, tegas, disiplin.
    - Uni Nela : Baik, Perhatian
    - Uda Yan : Tegas, pekerja keras
    - Ayah : pekerja keras, bijaksan
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Jawab : - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
    3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya
    Jawab : - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
    - Majas Personifikasi
    " “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya."
    - Majas Personifikasi
    " “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."

    BalasHapus
  50. Mawar Puja Herariswana
    12 IPS 2

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    Jawab : - Mak Ina adalah sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang dan tidak memanjakan anak-anaknya, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi.
    - Aku : patuh, sayang, perhatian.
    - Sri : baik hati, tegas, disiplin.
    - Uni Nela : Baik, Perhatian
    - Uda Yan : Tegas, pekerja keras
    - Ayah : pekerja keras, bijaksan
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Jawab : - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
    3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya
    Jawab : - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
    - Majas Personifikasi
    " “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya."
    - Majas Personifikasi
    " “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."

    BalasHapus
  51. Ravel Revanza
    XII IPS 2
    1.
    -Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
    -Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    -Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    -Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
    -Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
    -Uni Nela, wanita bijaksana
    -Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri

    2. - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."

    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    BalasHapus
  52. MUHAMMAD GHAZAR
    XII IPS 2

    Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."

    Sosok makina adalah seorang ibu yang sangat sayang kepada anaknya dan beliau tidak banyak menutut ini itu dan dia adalah sosok seseorang yang menghadapi segala situasi dengan sabar, tabah dan senyuman.


    BalasHapus
  53. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  54. Fabian martin prawiranegara
    12 IPS 2

    1. - Mak Ina adalah seorang ibu yang penyabar, walau tubuhnya sudah renta tapi ia memiliki jiwa yang kuat, sosok ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya, ia juga pendiam, lebih mengandalkan anggota tubuhnya sebagai alat berkomunikasi.
    - "Aku" adalah seorang anak yang sangat jarang mengeluh, mudah bersyukur, walaupun kondisi ekonomi keluarganya bisa dibilang cukup memperihatinkan, ia juga sosok yang sangat patuh terhadap orang tua.
    - Uda Yon, saudara dari tokoh "aku" yang bertanggung jawab.
    - Uni nela, saudara yang baik.
    - Ayah, sosok orang yang pekerja keras, pantang menyerah, walau sakit ia tetap bekerja demi keluarga.
    - Sri, istri dari tokoh "Aku" yang pengertian namun mudah patah semangat.

    2. - Penyebab : penyakit tanpa indo yang menyerang Mak Ino, dan membuatnya menderita penyakit yang langka dari penyakit pada umumnya.
    - Akibat : penyakit yang diderita Mak Ina membuatnya tidak dapat berbicara, dan membuat tubuhnya habis karena penyakit tersebut yang sudah menyebar di dalamnya.

    3. - Majas hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku  di pagi dingin yang membekukan ini."
    - Majas hiperbola
    "Air mataku meleleh."

    BalasHapus
  55. Dhaifan Salhan Darari Ardiantoro
    12 IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    - Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
    - Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    - Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    - Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
    - Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
    - Uni Nela, wanita bijaksana
    - Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri


    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya

    - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.

    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.


    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."

    BalasHapus
  56. Indri Damayanti
    XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya?
    - Mak Ina : Orangnya pendiam; tak banyak cakap, menggunakan gerakan tubuh untuk berbicara, perhatiannya kepada anak-anak, terbiasa mandiri.
    - Si Aku : Seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    - Ayah : Pekerja keras.
    - Uda Yon : Bertanggungjawab.
    - Uni Neli : Bijaksana dan baik.
    - Sri : seseorang yang tenang namun mudah putus asa.
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya?
    Penyebab : Mak Ina mengidap penyakit tanpa indo langka yang umum terjadi daerahnya dan seusianya
    Akibat : Membuat Mak Ina tidak bisa berbicara dan lambat laun penyakit tersebut menyebar di seluruh tubuhnya
    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya?
    Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    BalasHapus
  57. Nama: Lidya Radiatul Janah
    Kelas: XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    Jawaban:
    - Mak Ina: seseorang yang pendiam, tak banyak cakap, lebih banyak mengandalkan gesture tubuh misalnya tersenyum, sosok ibu yang kuat,seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya, ibu yang sangat perhatian kepada anaknya.
    - Aku: sosok seorang yang tangguh, tidak mudah menyerah, sulit melupakan masa lalu, anak yang patuh kepada orang tuanya, orang yang menyayangi ibunya
    - Ayah: Seorang yang pekerja keras, bertanggung jawab, dan bijaksana.
    - Uda Yon: kakak tertua "Aku" yang bijaksana, pekerja keras dan bertanggung jawab.
    - Uni Nela: wanita yang baik
    - Sri Sumirah: istri dari "Aku", wanita yang mudah putus asa, tegas namun pengertian dan perhatian,
    - Millien dan Cinta: kedua anak dari "aku" dan Sri

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab : Mak Ina yang mengidap penyakit tanpa indo yang membuatnya mengalami hal yang langka pada umumnya
    Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    5. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku  di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  58. Imanuel Christopher Mario Sitinjak / XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya.
    - Mak Ina adalah wanita yang bersosok tegar, kuat, pekerja keras, tidak mudah putus asa, selalu berjuang demi anak anaknya. Berjuang memberikan yang terbaik untuk anak anaknya. Ia sangat menyayangi sekali anak anaknya, ia adalah termsauk kategori orang yang penyabar, ia lebih mengandalkan anggota anggota tubuhnya untuk berkomunikasi jadi dia juga orangnya cukup pendiam.
    - Aku : anak yang patuh pada kedua orang tuanya, ia jarang bersungut sungut terhadapan keadaan hidupnya terlebih keadaan ekonomi keluarganya, ia selalu bersyukur dengan apa yang ia punya, mudah putusa asa tetapi tetap sebagai pekerja keras, sulit melupakan sesuatu, perhatian, sangat menyayangi ibu nya yang sudah renta.
    - Ayah : pekerja keras, bijaksana, pria yang tangguh, sangat bertanggung jawab, tegas, penyabar
    - Uda Yon : saudara dari tokoh “ aku” yang lebih tepatnya kakak tertua dari tokoh “aku” yang bijaksana, bertanggung jawab, tegas
    - Uni Nela : wanita yang bijaksana, baik, perhatian
    - Sri : istri dari tokoh “aku” yang tegas, lembut, mudah putus asa, pengertian

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya.
    Penyebabnya adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat mak Ina harus mengalami penyakit yang langka pada umumnya.
    Akibatnya adalah mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis karena penyakit tersebut, akibat dari penyakit yang terus menerus menyebar di dalam tubuhnya.

    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya.
    -Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    -Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    BalasHapus
  59. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  60. ENZY NALENDRA - XII IPS 2

    1. Bagaimana karakter tokohnya

    - Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
    - Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    - Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    - Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
    - Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
    - Uni Nela, wanita bijaksana
    - Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri


    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya

    - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.

    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.


    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."

    BalasHapus
  61. Gangga Silva
    XII IIS 4

    1.Bagaimana karakter tokoh?

    - Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi
    -Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta.
    -Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    -Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana
    -Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas
    -Uni Nela, wanita bijaksana
    -Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri

    2.Apa penyebab masalah dan akibatnya?

    - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.

    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.


    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    Balas

    BalasHapus
  62. Regita Emelia Cahyani
    XII IPS 4

    1. Bagaimana karakter
    tokohnya
    - Mak Ina : Pendiam, penyanyang, perhatian, mandiri, sabar.
    - Sri : Penyayang, sabar, tegas.
    - Aku : Patuh terhadap orang tua, penyayang, berhati-hati saat berbicara.
    - Ayah : Pekerja keras, pantang menyerah, sabar.
    - Uda Yon : Pekerja keras
    - Millien dan Cinta : anak dari tokoh Aku dan Sri.
    - Anak Uni Nela.

    2. Apa penyebab masalah
    dan akibatnya
    Penyebab : Penyakit tanpa indo yang menyebar di daerah tersebut dan Mak salah satu orang yang terkena penyakit tersebut hingga meninggal dunia dan membuat Aku, anaknya, larut dalam kesedihan yang cukup lama sehingga istrinya tidak tahan menahan kesedihan Aku.

    Akibat : akibatnya Sri, istri Aku, tidak tahan menghadapi kesedihan yang berlarut-larut itu dan meninggalkan Aku dengan membawa anak-anaknya ke rumah ibunya.

    3. Carilah minimal 3 majas
    di dalamnya
    - Majas Alegori
    "Danau di matanya kemerah-merahan."
    - Majas Hiperbola
    "...di pagi dingin yang membekukan ini."
    - Majas Simile
    " Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    - Majas Personifikasi
    "Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Gelombang-gelombangnya menghempas tajam ke pinggir danau dan berbalik arah ketika menghantam bebatuan."

    BalasHapus
  63. Elsa Nurachmah XII IPS 4

    1. Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
    b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
    c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.

    3. Tiga majas
    • Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
    • Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    • Majas Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
    • Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
    • Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    • Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  64. Alfa Wibritiasana
    XII IPS 4

    1. Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
    b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
    c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.

    3. Tiga majas
    • Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
    • Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    • Majas : Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
    • Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
    • Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    • Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  65. Alfa Wibritiasana
    XII IPS 4

    1. Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
    b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
    c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.

    3. Tiga majas
    • Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
    • Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    • Majas : Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
    • Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
    • Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    • Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  66. SATRIAWAN
    XII IPS 4
    1.Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
    b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
    c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya.
    Penyebabnya adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat mak Ina harus mengalami penyakit yang langka pada umumnya.
    Akibatnya adalah mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis karena penyakit tersebut, akibat dari penyakit yang terus menerus menyebar di dalam tubuhnya.

    3.Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku  di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  67. Alvaro Soepartoko // XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    Mak Ina : penyayang, tangguh, dan bertanggung jawab.
    Aku : Penurut dan penyayang.
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab konflik dari cerita tersebut adalah sakit stroke yang di derita Mak Ina yang membuatnya tutup usia dan mengakibatkan 'Aku' dalam cerita tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibu nya sudah tiada dan membuat keluarga nya tidak terurus dengan baik sehingga sang istri pergi meninggalkannya.
    3. Carilah minimal 3 majas didalamnya
    Personifikasi :
    >Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Majas Hiperbola
    >Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. Majas Metafora
    > Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Majas Hiperbola
    > Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang yang sudah berusia paruh baya. Majas Eufisme
    > Tulang-tulangnya yang lemah mak mengais-ngais rezeki.Majas Hiperbola




    Alvaro Soepartoko // XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    Mak Ina : penyayang, tangguh, dan bertanggung jawab.
    Aku : Penurut dan penyayang.
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab konflik dari cerita tersebut adalah sakit stroke yang di derita Mak Ina yang membuatnya tutup usia dan mengakibatkan 'Aku' dalam cerita tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibu nya sudah tiada dan membuat keluarga nya tidak terurus dengan baik sehingga sang istri pergi meninggalkannya.
    3. Carilah minimal 3 majas didalamnya
    Personifikasi :
    >Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Majas Hiperbola
    >Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. Majas Metafora
    > Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Majas Hiperbola
    > Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang yang sudah berusia paruh baya. Majas Eufisme
    > Tulang-tulangnya yang lemah mak mengais-ngais rezeki.Majas Hiperbola




    BalasHapus
  68. Nahla Lutfia Yasmin
    XII IPS 4

    1. Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina: Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
    b. Aku: melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
    c. Sri Sumirah: mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.

    3. Tiga majas
    - Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
    - Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    - Majas : Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
    - Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
    - Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    - Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  69. Faraisha Aulia Rahmania
    XII IPS 4

    1. Karakter tokoh
    Jawaban:
    - Mak ina : Sosok ibu yang kuat, menyayangi anaknya, penuh perhatian kepada anaknya,murah senyum.
    - Aku: Seorang yang tangguh,sopan,pantang menyerah, patuh terhadap orang tua, orang yang sangat menyayangi ibunya.
    - Ayah: Sosok ayah yang pekerja keras, bertanggung jawab, dan bijaksana.
    - Uda Yon: Pekerja keras,bertanggung jawab, tidak putus asa.
    - Uni Nela: Wanita yang bijaksana dan baik.
    - Sri Sumirah: Sosok yang tegas,pengertian.
    - Millien dan Cinta: Kedua anak dari "aku" dan Sri.

    2. Penyebab masalah dan akibat
    Penyebab : Mak Ina yang mengidap penyakit langka ‘tanpa indo’ yang sudah menyebar di kampung tersebut membuatnya mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya : Karena penyakit tanpa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan tidak bisa berbicara dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.

    3. Majas
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  70. Melvia Rindra Narewari
    XII IPS 4

    1.Bagaimana karakter tokohnya?
    a.Mak Ina : sosok wanita yang tegar dan kuat, pendiam, suka tersenyum, sosok ibu yang perhatian kepada anak-anaknya, mandiri.
    b.Aku : seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    c.Sri Sumirah : mudah putus asa, istri dari tokoh “aku” yang tegas, lembut, pengertian.
    d.Ayah: pria yang tangguh dan pekerja keras, bijaksana, bertanggung jawab, dan penyabar.
    e.Uda Yon: saudara dari tokoh “ Aku” yang lebih tepatnya kakak tertua dari tokoh “Aku” yang bijaksana, bertanggung jawab, tegas.
    f.Uni Nela: wanita yang bijaksana, perhatian, dan baik.

    2.Penyebab masalah dan akibatnya
    Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.

    3.Tiga majas:
    -Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
    -Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  71. Muhammad Thoriq Mulya Akbar
    XII IPS 4

    1. Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina : Tak banyak berbicara dan mengeluh, penyayang, mandiri, dan penyabar
    b. Aku : tak banyak mengeluh, menyayangi ibunya, dan banyak bersyukur
    c. Sri Sumirah : tegas namun lembut, mudah putus asa, dan sangat pengertian
    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab konflik dari cerita tersebut adalah sakit yang di derita Mak Ina yang membuatnya tutup usia dan mengakibatkan 'Aku' dalam cerita tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibu nya sudah tiada. Tokoh aku sangat menyayangi ibunya namun, keluarga nya tidak terurus dengan baik sehingga sang istri pergi meninggalkannya.
    3. Tiga majas
    • Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
    • Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    • Majas : Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
    • Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
    • Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    • Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  72. cerpen menyentuh dan mudah dimengerti oleh pembaca, dan menggambarkan rasa begitu sayang seorang anak kepada ibu, tapi cerpen ini agak sedikit kekurangan yaitu akhir cerita kurang bagus.

    Riyan Danie Syahrizal XII IPS 1

    BalasHapus
  73. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  74. Sangat mententuh sekali cerita ini, memberikan bahwa kasih sayang orangtua kepada anaknya adalah segala-galanya bahkan demi anak-anak nya. Cerpen ini juga mengajarkan agar kita tidak terpaku atas kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata.

    BalasHapus
  75. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  76. Novi fitriani
    XII IPS 1

    Menurut saya pesan yang terdapat pada cerita tersebut kita harus tau bagamana orang tua berjuang mendidik kita mendoakan kita , bekerja keras banting tulang hanya untuk anak anak nya. Dengab itu kita sebagai anak harus selalu menghargai pengorbanan orang tua tidak boleh melawan orang tua.

    Jika saya menjadi tokoh aku , saya akan tidak terlalu larut dalam kekecewaan karena masih ada yang harus kita capai di masa depan nanti dan untuk selalu mengingat jasa orang tua .

    BalasHapus
  77. DINDA ARIYANI
    12 IPS 1

    Cerita ini sangat menyentuh,dan memberi tahu bahwa kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak pernah putus.

    Pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut adalah sebagai anak, kita harus selalu menyayangi dan merawat ibu kita yang sedang sakit. dan kita sebagai anak haruslah selalu menhormati dan menghargai jasa ke 2 orang tua terutama seorang ibu yg sudah susah payah melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya.

    BalasHapus
  78. Issabela amanda
    XII IPS 1
    menurut saya,cerpen tersebut menceritakan tentang seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya dan sangat memperhatikan anaknya terutama soal perjodohan. dan cerpen nya sudah cukup bagus tetapi masi ada kata yang kurang efektif

    BalasHapus
  79. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  80. cerita ini sangat menyentuh, menceritakan bahwa kasih sayang orang tua yang sangat dalam dan tidak pernah pudar kepada anaknya, selain itu cerpen ini juga mengajarkan bahwa kita tidak boleh berlarut larut dalam kekecewaan sebab kehilangan dan kita harus sadar dengan apa yang kita miliki saat ini dan terus menjalankan hidup untuk kedepannya

    BalasHapus
  81. Thalita cahaya putri
    XII ips 1

    Pesan dan kesan dalam cerita tersebut sangatlah menyentuh. Cerita tersebut juga dapat menjadi renungan untuk diri kita pribadi agar selalu menyayangi dan mencintai keluarga kita, khususnya kedua orang tua yang telah membesarkan dan merawat kita dengan penuh kasih sayang.

    BalasHapus
  82. ADEA ZAHRA SULISTIAWATI
    XII IPS 1


    Menurut saya pesan dari cerita ini adalah bahwa semua orang tua sayang terhadap anaknya,orangtua akan melalukan segala hal demi kebahagiaan seorang anak.Sebagai anak kita tidak akan dapat membalas ke ikhlasan dan ketulusan kasih sayang orang tua ke kita. Dari cerita di atas bahwa kami sebagai anak harus berbakti kepada kedua orangtua lebih-lebih ke ibu. Berbaktipun tidak dapat membalas jasa mereka. Jangan sampai merasa menyesel setelah kehilangan mereka yang menyanyangi kita setulus hatinya. Percayalah bahwa kasih sayang kedua orang tua sepanjang masa.

    Jika saya menjadi tokoh aku adalah saya tidak akan berlarut kesedihan, tetap ikhlas dengan kehendak Allah swt. karena kesedihan membuat saya lupa akan segalanya, bahkan masa depan yang begitu cerah kini menjadi gelap gulita dengan kesedihan yang dialami. Jika ingin membuat ibumu bahagia bangkitlah dari kesedihan yang di alami. Sebagai seorang istri seharusnya selalu menemani dalam keadaan apapun, karena hal ini membuat kepercayaan semakin kuat satu sama lain.

    BalasHapus