Senyum Mak Ina
Oleh Afrizal
Mak Ina, begitulah orang-orang
memanggilnya. Orangnya pendiam; tak banyak cakap. Lebih banyak mengandalkan
gerak atau gesture tubuh kalau bicara. Gerak tangan, kepala, mata, atau malah
lebih banyak tersenyum untuk merespon lawan bicaranya. Mengatakan iya dengan senyum, tidak dengan
senyum. Apa-apa persoalan dihadapi dengan senyum. Kami anak-anaknya tentu saja sudah sangat terbiasa
dengan hal ini. Kami fasih menerjemahkannya. Senyum adalah bahasa Mak, bahasa kalbu Mak. Kalbu seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya.
Selain cara berkomunikasi, ada sisi
lain yang menonjol dari Mak, yakni perhatiannya kepada anak-anak. Apa saja tentang anaknya, tidak secuil pun terlewatkan oleh beliau.
Termasuk urusan jodoh, misalnya. Dari sekian anaknya Mak, aku sangat terlambat
memikirkan hal itu. Mak sangat meri-saukannya. Sehingga suatu hari dengan gaya khasnya Mak menyindirku, kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu? Aku kaget. Ternyata Mak masih ingat tentang perempuan yang tanpa sengaja
kuceritakan kepada beliau beberapa waktu yang lalu. Perempuan yang mampu
membuat detak jantungku berdebar lebih kencang. Aku hanya tersenyum
menang-gapinya. Sehingga suatu hari aku membawa
seorang gadis yang matanya paling hidup di antara gadis-gadis yang kukenal. Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa
menyelam dan be-renang di matanya. Di mana kautemukan gadis itu, begitu kira-kira bahasa kalbu
yang terpancar dari mata Mak yang sedikit coklat. Aku tersenyum malu. Gadis yang kubawa itu adalah Sri atau Sri Sumirah lengkapnya, yang kelak menjadi ibu dari anak-anakku. Seperti biasa Mak tidak akan berko-mentar. Kita cukup paham bahwa mak bahagia. Kebahagiaan terpancar dari senyum yang tak pernah lepas dari bibir Mak.
Perjumpaan kami malam ini membuat segala rinduku buyar.
Masih sesungging senyumannya yang khas, beliau memaknai aku anaknya dengan
sifat-sifat keibuannya. Beliau senang. Gurat tua di wajah-nya memperkatakan begitu.
Tak sepatah katapun memang keluar dari
bibir Mak. Aku hati-hati menjaga
perasaan Mak. Aku tidak ingin kualitas
pertemuan ini menjadi rusak gara-gara tidak bisa menahan emosi dan perasaan
yang tidak begitu mendasar. Benar, Mak itu sehat, Mak itu tidak sakit. Penyakit tanpa indo)* yang pernah menyerang
beliau tidak terlihat sama sekali.
Panyakit tanpa indo memang sangat
umum terjadi di daerah kami. Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang
yang sudah berusia paruh baya. Masyarakat kami menyebutnya
sebagai penyakit yang aneh dan misterius. Datang tiba-tiba dan merenggut nyawa.
Sebagian masyarakat mengatakan penyakit itu adalah sebuah kutukan.
Aku memang sangat mengkhawatirkan keadaan Mak. Syukurlah Mak sepertinya tidak apa-apa. Buktinya malam ini Mak terlihat segar dengan daster coklat kembang-kembang
putih yang dikena-kannya. Mak itu punya karakter yang kuat, di situlah letak kecantikan
beliau. Sebagaimana ibu-ibu di
kampung kami, sulitnya kehidupan telah mengasah Mak semenjak kecil. Terbiasa sendiri, terbiasa mandiri. Makanya kalau pun
benar Mak masih sakit beliau tidak
akan pernah memperlihatkannya kepada orang lain, apalagi kepada anak-anaknya.
Aku masih ingat, mungkin masih sepuluh tahunan-lah usiaku ketika itu. Rata-rata kami sekeluarga hanya bisa makan satu kali sehari.
Perut kami hari-harinya kosong keroncongan. Untuk mengisi perut yang kosong
kami disuruh minum yang banyak. Atau, disuruh mencari pisang,
singkong, atau buah apa saja yang ada di kebun di belakang rumah. Makan buah,
singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti
anak-anak lain yang kenyang oleh nasi. Kami tidak cengeng. Alhamdulillah kita masih bisa makan, kata Mak, walaupun cuma sekali sehari. Hal seperti itu sangat
sering dialami oleh mak sewaktu masih
kecil. Kepada anak-anaknya mak sering menceritakan tentang kepahitan hidupnya.
Tidak hanya keluarga Mak, hampir rata-rata di kampung kami kehidupannya sulit. Fisik boleh
keropos, kata Mak, tapi kita harus punya batin yang kuat.
“Kasihan kalian. Mak bertekad tidak ingin
menyengsarakan kalian. Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala
sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. Ayahmu terlihat lebih tua daripada usianya
yang sesungguhnya. Tapi kalian tidak usah khawatir. Cukuplah jadi anak-anak
yang baik, kami sudah senang.
Mak benar. Ayah adalah seorang pekerja
keras. Bahkan demi kami ayah tak hirau akan kesehatan-nya sendiri.
Kami anak-anaknya bertekad untuk maju. Bagaimana pun kehidupan harus
diubah ke arah yang lebih baik. Kami belajar dengan giat. Memang sayang, di
saat aku belum menyelesaikan pendidikanku, ayah dipanggil menghadap Yang Kuasa.
Mak tinggal sendiri. Jangankan untuk menang-gung hidup kami sekeluarga, untuk menghidupi dirinya
sendiri saja jujur rasanya mak tidak sanggup. Begitulah Mak. Dengan tulang-tulangnya yang lemah mak
mengais-ngais rezeki. Sehingga tubuhnya yang lemah itu makin tergerus. Penyakit
tanpa indo pun datang. Habislah semua. Beruntung di saat yang sama anak
tertua beliau, uda Yon, mendapat pekerjaan yang layak. Beban Mak sedikit berku-rang.
Mak tersenyum. Kemudian melepaskan
genggaman tangannya pada tangan kananku. Menepuk pundakku berkali-kali, dan
berlalu menuju kamar tengah. Langkah-langkahnya yang berat membuat miris hati
memandang. Tak dipungkiri kerentaan mak sudah lama datang. Kadang apa yang kita
ucap-kan tak berbalas sewajarnya.
Daya kerja otak dan daya ingat beliau sudah sangat rendah. Jangankan nama, saat
sekarang beliau sudah susah membedakan aku anaknya yang ke berapa. Pelan-pelan,
satu-satu, Tuhan sudah mulai mengambilnya. Menurut uni Nela, hal ini terjadi
setelah tanpa indo itu datang untuk ketiga kalinya. Seluruh
syaraf beliau sebelah kiri melemah fungsinya. Mulai dari kepala sampai ujung
kaki. Sudah pasti sangat mengganggu kerja jantung yang notabene berada pada
rongga dada sebelah kiri. Aku takut kalau alat yang paling vital pada tubuh
manusia itu berhenti mendadak. Dan, kematian itu sudah sulit untuk dicegah.
Terus terang aku belum siap menerima kenyataan itu. Aku belum melakukan apa-apa
untuk mak.
Mak mucul kembali. Kemudian menggamit
tangan kananku dan mengajakku melangkah. Aku ikuti saja apa maunya mak. Sri, istriku, yang berdiri di sampingku
hanya bengong dan melongo saja meli-hat adegan itu. Aku pikir untuk apa, rupanya mak ingin mengajak aku untuk
mengitari luar dan dalam rumah. Tanpa kata beliau menunjuk bagian-bagian rumah
yang sudah mulai merapuh. Mulai dari din-ding rumah. Meranti itu sebagian sudah bisa dilubangi dengan jari telunjuk.
Padahal itu adalah kayu kualitas terbaik
saat rumah itu dibangun oleh ayah. Atap rumah juga begitu. Di bagian tertentu kalau kita melihat ke atas dari
dalam rumah, kerlap-kerlip bintang di langit pun bisa kita nikmati melalui
bolongan atap rumbio yang sudah tua itu. Bahkan serpihan atap-atap lapuk
itu sebagian berceceran pada lantai rumah.
Satu per satu kamar kami datangi. Kami
lama terhenti pada kamar belakang. Di sana terdapat dipan sederhana. Tikar pandan masih tergelar di atasnya. Memoriku segera mengingatkan. Bukankah di kamar
ini aku biasa merebahkan diri beristirahat kala gelap malam itu datang? Bahkan
di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini.
Aku mencoba memasuki kamar itu lebih jauh.
Mak membiarkanku mengenali benda-benda yang terdapat di sana. Luar biasa!
Lemari kecil itu, meja belajar, radio butut kesayanganku, masih ada. Tidak ada
yang hilang atau berpindah tempat. Mak tersenyum ke arahku. Cuma karena sudah
lama tidak ditempati, debu sudah menjarah di mana-mana. Dalam hati aku berucap,
tenang saja Mak, aku janji rumah tua peninggalan
ayah ini akan aku renovasi tanpa harus membuang kenangan atau memori sejarah keluarga besar kita.
Sekali lagi mak tersenyum. Seakan-akan mak memang telah membaca suara batinku.
Aku terhenti agak lama pada radio butut
yang ada di atas meja belajar. Sungguh konyol ketika itu. Gara-gara radio jelek
ini aku sempat punya cita-cita untuk menjadi seorang penyiar, pembaca berita.
Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat
suaraku yang ngebas. Sayang cita-cita itu buyar di saat kuncup-kuncup
usia remajaku mulai mekar. Aku didoktrin menjadi tentara oleh kakak tertuaku
uda Yon. Tapi itu juga akhirnya kandas. Sudah berapa lama radio kesayangan itu
tidak aku sentuh, aku sendiri sudah lupa. Radio itu sudah rusak dibanting oleh
keme-nakanku, anak uni Nela. Inilah
kali pertamanya lagi kusentuh. Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki
yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut,
seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku.
* *
*
“Khuk, huuk khuk ... “
Suara itu membuatku kaget. Mencari-cari
sesuatu kiri-kanan. Tidak ada Mak, hanya Sri. Hanya Sri! Itu suara batuk istriku? Tidak jauh dari tidurku, perempuan itu dengan berat menahan kantuknya.
Lihatlah matanya sudah mulai celong. Danau di matanya kemerah-merahan.
“Kamu belum tidur?”
Sri menggeleng lemah. Wajahnya kusam dan pucat.
Jerawat sudah mulai bermunculan di sana sini pada wajahnya. Tatapan matanya
agak redup.
“Sampai kapan kita harus seperti
ini? Larut dengan kesedihan yang
panjang.” Sudah tidak ter-hitung kalimat-kalimat seperti itu terlontar dari
bibirnya belakangan ini. “ Masa berkabung itu sudah harus diakhiri,” lanjutnya.
“Lihatlah anak-anak kita. Kau telah
menyita semua waktu dan perhatianku. Mereka terbiar kini!”
Perempuan itu menatapku dengan kekhawatiran yang
dalam. Danau di matanya yang
biasanya tenang kini beriak. Gelombang-gelombangnya menghempas tajam ke pinggir danau dan berbalik arah
ketika menghantam bebatuan. Biru meneduhkan kini berganti dengan gersang. Lama aku larut dalam mata itu. Tidak ada lagi bayangan Mak di sana. Biasanya di kala rindu, aku bisa menangkap
sebias senyuman Mak di mata itu.
“Da,” ia mengguncang-guncang bahuku.
“Mak di mana...”
“Berhentilah berhalusinasi.
Sesungguhnya Mak kan sudah di sana. Lebih abadi dibanding alam fana yang kita
tempati sekarang!”
“Tapi, Sri.”
Sri menatapku heran, tapi kemudian mencoba merangkulku. Tubuhku
didekapnya erat. Lama. Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadaku. Air
danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung
Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya. Hangatnya sampai terasa di pu-nggungku. Perempuan ini menangis. Dia menangis! Pelukan yang
seakan tidak mau dia lepas.
“Da,
aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya.
“Maksudmu?”
“Kami
akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya.
“Sri ... .” Itukah makna tangisnya?
Sisanya mulutku tercekat. Aku berteriak, namun suara tidak pernah muncul dari
mulutku. Air mataku meleleh.
Sepagi itu dengan bungkusan kain seadanya,
Sri meninggalkan rumah dengan membawa Millien dan Cinta menuju arah utara. Aku
tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi
kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku. Aku benar-benar
tidak bisa melakukan sesuatu untuk mencegah kepergian istri dan anak-anakku. Sekelebat
kilatan mata Millien dan Cinta memandang tak mengerti ke arahku. Selanjutnya, mereka
benar-benar meninggalkanku di pagi
dingin yang membekukan ini.
Ujung Padang-Kambang , November, 2010
)* penyakit stroke
makina adalah seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya dan beliau tidak banyak menutut dan pendiam dia sosok seseorang yang menghadapi segala situasi dengan senyuman.
BalasHapusanak makina adalah seseorang yang sangat menyayangi ibunya,sampai ia terlalu larut dalam kesedihan ia beranggapan bawah ibunya masih hidup.sri adalah sosok yang sabar dan penyanyang tapi pada ahkrnya ia pun cape atau jenuh dan meninggalkan suaminya (anak makina)
bener-bener cerpen yg nyentuh , sosok ibu yang luar biasa buat mak ina ..
BalasHapustapi kaishan juga suami sri , jadi begitu dia , gk bisa apa" ..
EndinSK/XII/A/3
Cerita di atas sangat menarik, cerita di atas juga dibumbui dengan majas atau gaya bahasa seperti :
BalasHapus-majas Hiperbola
“…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
-majas Simile
“… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
dan lain-lain.
XII IPA 3
menurut saya,cerpen tersebut menceritakan tentang seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya dan sangat memperhatikan anaknya terutama soal perjodohan. cerpen itu juga menceritakan sosok seorang ayah yang perkerja keras dan rela berkerja apapun keadaannya demi menghidupi keluarganya. tentu saja karakter kedua tokoh tersebut mengandung amanat yang dapat kita ambil yaitu di dalam menjalani hidup kita harus berusaha dan berkerja keras karena dengan seperti itu kita akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia serta kasih sayang seorang ibu yang luar biasa yang takkan pernah pudar sampai kapanpun
BalasHapusmuhammad heryadi XII IPA 1
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmenurut saya, pada cerpen diatas terdapat tanda baca (-) yang tidak seharusnya dipakai seperti pada kata menang-gapinya, be-renang, menang-gung, berko-mentar. tokoh yang terdapat pada cerpen tersebut yaitu mak ina yang mempunyai karakter penyayang kepada anak-anak nya dan kuat dalam menjalani hidup sepait apaapun . dari cerpen diatas terdapat pesan-pesan atau amanat yakni kita harus kuat dan selalu berusaha dalam menjalankan hidup.
BalasHapusAsri nuryani XII. ipa 4
menurut saya cerpen yang ada diatas sudah cukup baik. tetapi terdapat tanda baca yang tidak efektif. dan akhir dari cerpen ini juga tidak jelas. kesan mak ina yang ditimbulkan dicerpen itu juga sangat nyata dan kontras kalau dia seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya. tetapi pada bagian akhir novel ini anak mak ina menjadi seorang yang sangat lemah dan hanya meratapi kepergian ibundanya semata tanpa memikirkan kehidupannya bersama istri dan anaknya.
BalasHapusErika Anggraini XII IPA 4
cerpennya menyentuh dan mudah dimengerti oleh pembaca, dan cerpen ini menggambarkan rasa begitu sayang seorang anak kepada ibu, tapi cerpen ini agak sedikit kekurangan yaitu penyelesaiannya/ akhir cerita kurang bagus.
BalasHapusxll ipa 1
Annisa Tri Oktaviani
BalasHapusXII IPS7
mneurut saya secara keseluruhan isidari cerita tersebut cukup dalam maknanya. dimana dapat membawa pembaca membayangkan pengorbanan serta sikap seorang ibu yang tergambar dalam tokoh Mak Ina. sementara bahasa yang digunakan sebenrnya mudah di mengerti hanya saja, terdapat kalimat puitis yang harus dibaca lebih dari sekali bagi pembaca awam untuk mendalami maksudnya. penggunaan tanda baca juga ada yang mempersulit pembaca seperti tanda (-) dalam kata "berko-mentar" salah satunya.
Cerita tersebut juga mempunyai banyak kesamaan fakta dalam kehidupan sehari-hari. contohnya seorang ibu akan sangat mengkhawatirkan nasib anaknya jika belum menikah di usia matang. dari cerita tersebut dapat kita ambil nilainya yaitu "sikap Mak Ina yang patut contoh, seorang anak yang sangat menyanyangi ibunya, dan sebagai seorang istri tak sepantasnya meninggalkan suaminya apalagi dimasa sulit. sekian komentar dari saya semoga bermanfaat.
Hafifah Muta'aliyah
BalasHapusXII IPS 2
Saya sudah membaca keseluruhan cerita mak ina ini, bahwa cerita ini mengandung amanah bahwa kasih sayang orangtua itu sepanjang masa, sebagai anak yg tidak ingin durhaka ada baiknya kita harus lebih menyayangi orangtua sebagai balas budi. Tapi baiknya Si anak ini sangat mencintai ibunya, dan dia memiliki istri yg sangat dia cintai seperti dia mencintai ibu nya. Tapi sayangnya sang istri sangat tidak baik sikapnya, dia meninggal kan suami nya dikala suami nya mengalami masa masa susah, itu sangat tidak patut di contoh. Memang dalam kehidupan sehari-hari kejadian seperti ini banyak ditemui. Cerita ini bukan hanya sekedar cerita biasa, mungkin bapak terinspirasi menulis cerita ini dari kejadian yg terjadi dikehidupan sehari-hari.
AFAF AGIL NURHAIFANNY
BalasHapusXII IIS 2
Cerita ini sangat menyentuh,dan memberi tahu bahwa kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak pernah putus,bahkan orang tua rela bekerja keras demi anak anaknya dan tidak memikirkan dirinya sendiri. Sebagai anak kita harus berbakti kepada orang tua,tidak boleh durhaka. Apalagi membentak orang tua,padahal mereka sudah rela berkorban demi anak-anaknya.
Kalo saya menjadi peran aku di cerita tersebut,saya harus mengikhlaskan kepergian ibunya,dan sikap istrinya yang meninggalkan suaminya disaat susah walaupun memang itu sangat menyedihkan. Tetapi hidup memang tidak selalu berjalan lurus,ada masa masa yg membuat kita sedih
Rayhan Rizka Maydini
BalasHapusXII IIS 1
Pesan yang bisa diambil dari cerpen ini adalah perjuangan orang tua yang tidak akan ada habisnya demi kita anak anaknya, apalagi seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu akan terus diingat sepanjang masa hidup kita. Cerpen ini juga mengajarkan agar kita tidak terpaku atas kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata.
Jika saya menjadi aku dalam cerpen ini saya akan kecewa dan bersedih namun bukan dalam waktu yang lama. Karena saya sadar ada hal yang lebih baik yang menunggu saya di masa depan. Manusia itu datang dan pergi sedangkan kehidupan kita terus berjalan, jadi berhenti menangisi hal yang takkan kembali, lebih baik fokus menjalani hari ini dan mengejar masa nanti.
FARID AZHARI
BalasHapusXII IIS 1 (12 IPS 1)
Sangat mententuh sekali cerita ini, memberikan bahwa kasih sayang orangtua kepada anaknya adalah segala-galanya. Bahkan demi anak-anak nya orangtua nya bekerja keras banting tulang walaupun keliatan susah dia tidak pernah melihatkan kesusahan nya kepada orang lain & anak-anaknya. Pesan nya adalah sebagai anak kita tidak boleh durhaka kepada orangtua dan selalu berbakti kepadany, karena tanpa doa dan bimbingan mereka kita bukan apa-apa tidak akan menjadi seperti sekarang ini.
Kalau saya menjadi peran aku dicerita tersebut, saya harus mengikhlaskan kepergian Ibunya, walaupun memang sangat berat untuk melepaskan. Kita juga harus mengetahui kita diciptakan ke bumi suatu saat nanti akan balik ke bumi. Kita harus buktikan kepada orangtua kita bahwa kita bisa membahagiakan mereka suatu saat nanti
(By: FARID AZHARI | XII IIS 1)
Rayhan Rizka Maydini
BalasHapusXII IIS 1
Pesan yang bisa diambil dari cerpen ini adalah perjuangan orang tua yang tidak akan ada habisnya demi kita anak anaknya, apalagi seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu akan terus diingat sepanjang masa hidup kita. Cerpen ini juga mengajarkan agar kita tidak terpaku atas kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata.
Jika saya menjadi aku dalam cerpen ini saya akan kecewa dan bersedih namun bukan dalam waktu yang lama. Karena saya sadar ada hal yang lebih baik yang menunggu saya di masa depan. Manusia itu datang dan pergi sedangkan kehidupan kita terus berjalan, jadi berhenti menangisi hal yang takkan kembali, lebih baik fokus menjalani hari ini dan mengejar masa nanti.
SIPAH FAUZIAH
BalasHapusXII.IPS 1
Sosok makina adalah seorang ibu yang sangat sayang kepada anaknya dan beliau tidak banyak menutut ini itu dan dia adalah sosok seseorang yang menghadapi segala situasi dengan sabar, tabah dan senyuman. anak makina adalah seseorang yang sangat menyayangi ibunya Dan cerita ini juga mengandung amanah bahwa kasih sayang orangtua sepanjang masa dan cerita ini sangat menyentuh hati dan menyadarkan untuk anak-anak jaman sekarang bahwa seorang ibu harus di hargai dan di sanyangi.
Yogah pratama
BalasHapusXII IPS 1
Pesan dan kesan yang didapat dari cerita diatas adalah perjuangan orang tua terutama seorang ibu yang mempunyai kasih sayang yang sangat besar pada anak nya bahkan orang tua rela berkorban demi anak nya agar anak nya lebih baik dari pada orang tua,dan kita sebagai anak seharusnya lebih menyayangi orang tua. Jika saya menjadi "aku" saya akan meneruskan perjuangan dan keinginan orang tua saya dan saya akan menjadi orang yang berguna demi agama,bangsa dan negara.
Melati Puspasari Erlandita
BalasHapusXII.IIS 1
pesan dari cerita diatas bahwa kita sebagai anak harus berbakti kepada orang tua. karena orang tua rela bekerja keras demi anak-anaknya dan kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak pernah putus atau berkurang. dan sebagai istri sebaiknya jangan meninggalkan suami didalam keadaan apapun.
kalau saya sebagai aku, saya akan mengikhlaskan kepergian ibu saya, walaupun sebenarnya sulit. dan akan tetap menjadi anak yang menyayangi kedua orang tua.
Salsabilla firda andriani
BalasHapusXII.IIS.1
Cerita ini sangat menyentuh hati saya soal sosok ibu yang luar biasa,rela berkorban tetapi anaknya tidak memikirkan dirinya, cerita ini mengandung makna kita harus menghormati dan menghargai perjuangan orang tua
LARESAE NUGRESA WICAKSONO
BalasHapusXII.IIS.1
Menurut saya pesan dari cerita ini adalah bahwa semua orang tua sayang terhadap anaknya,orangtua akan melalukan segala hal demi kebahagiaan seorang anak.Sebagai anak kita tidak akan dapat membalas ke ikhlasan dan ketulusan kasih sayang orang tua ke kita. Dari cerita di atas bahwa kami sebagai anak harus berbakti kepada kedua orangtua lebih-lebih ke ibu. Berbaktipun tidak dapat membalas jasa mereka. Jangan sampai merasa menyesel setelah kehilangan mereka yang menyanyangi kita setulus hatinya. Percayalah bahwa kasih sayang kedua orang tua sepanjang masa.
Jika saya menjadi aku di cerita tersebut,saya harus bisa mengikhlaskan kepergian ibu saya,walaupun tidak semudah itu tp tetep harus berusaha mengikhlaskannya. Dan sikap istrinya sangat disayangkan mengambil tindakan yang salah. Seharusnya seorang istri menemani sang suami dlm keadaan apapun mendukung suami dalam hal apapun. Tetapi dalam kehidupan nyata selalu saja ada cobaan,tetapi percayalah bahwa Allah swt akan memberi cobaan sesuai kemampuan kita. Percaya bahwa di setiap cobaan ada hikmahnya,dr cobaan kami lebih sabar dlm menghadapi apapun....
Desi Kurniawati Ramadani
BalasHapusXII IPS 1
Dari cerita tersebut banyak sekali nilai positif yang dapat saya ambil, dengan saya menghormati dan menyayangi ibu yang tidak ada batasnya. Contohnya seorang ibu sangat khawatir akan nasib anaknya yang belum menikah di usia matang . Saya akan merawatnya dengan penuh kasih sayang sesulit apapun ia nanti di hari tua sebgaimana ia merwat saya saat masih kecil.
Jika saya jad aku :
Saya akan merelakan ibu saya jika ia meninggal suatu hari nanti agar ia dapat tenang disana. Setelah itu saya akan menjadi lebih baik lagi.
Azalea Nadea P.
BalasHapusXII IPS 1
Di dalam cerita ini pesan atau makna yang bisa saya ambil dari cerita tersebut adalah kita harus menyayangi ibu kita, mencintainya, menghormatinya, menghargainya dan juga harus merawatnya dalam keadaan sakit sekalipun. Dan juga tidak berlarut-larut dalam masa lalu, bukannya karena adanya masa lalu kita jadi melupakan dan mengabaikan suatu hal tetapi justru masa lalu dijadikan sebagai acuan untuk menjadi lebih baik dalam suatu hal.
Tindakan yang dilakukan bila menjadi " aku " adalah saya tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan, belajar untuk mengikhlaskan sesuatu walaupun itu berat dan akan tetap menjalani kehidupan dengan tegar dan kuat dalam keadaan apapun.
Azalea Nadea P.
XII IIS 1
MELA SULISTIOWATI
BalasHapusXII IPS 1
Mak ina adalah seorang ibu yg sangat menyayangi anak anaknya dan kita sebagai seorang anak juga harus menyayangi orang tua terutama seorang ibu yg telat melahirkan kita. Didalam cerita tersebut kita harus berbakti dan menghormati orang tua dalam keadaan apapun.
Jika dalam cerita tersebut saya menjadi aku, saya akan selalu menyayangi,mengikhlaskan,mendoakan dan tidak bersedih dalam waktu berkepanjangan yg dapat membuat orang orang disekitarnya menjadi pergi meninggalkan nya didalam cerita tersebut
Ardiansyah
BalasHapusXII IIS 1
Cerita yang sangat menarik dan menyentuh, Yang menceritakan perjuangan seorang ibu merawat dan memberi kasih sayang kepada anaknya . Meskipun dalam keadaan sakit ia tetap berusaha untuk menjadi ibu yang baik bagi anaknya . Sebagai anak kita harus membalas jasa ibu dan selalu menjaga dan mendoakannya .
Seandainya saya menjadi peran aku dalam cerita tersebut , saya akan mengikhlaskan kepergian ibu saya , karena itu bukanlah akhir dari segalanya kematian itu hanyalah pemisah kehidupan dunia dan akhirat , kita juga tau bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Dan kita juga harus sabar jika ditinggal orang yang kita cintai , karena mungkin Tuhan punya cerita yang lebih baik setelahnya . Kita hanya perlu berusaha dan bersabar
Guntur Adi Nugraha
BalasHapusXII IPS 1
Sman 12 TANGERANG
Menurut saya pesan yang terdapat pada cerita tersebut kita harus tau bagamana orang tua berjuang mendidik kita mendoakan kita , bekerja keras banting tulang hanya untuk anak anak nya. Dengab itu kita sebagai anak harus selalu menghargai pengorbanan orang tua tidak boleh melawan orang tua.
Jika saya menjadi tokoh aku , saya akan tidak terlalu larut dalam kekecewaan karena masih ada yang harus kita capai di masa depan nanti dan untuk selalu mengingat jasa orang tua .
Hey mom love you 😘
Fitri Ernawati
BalasHapusXII IIS 1
1. Menurut saya pesan yg dapat diambil dari cerita diatas adalah kita sebagai anak haruslah selalu menhormati dan menghargai jasa ke 2 orang tua terutama seorang ibu yg sudah susah payah melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya.Oleh sebab itu kita sebagai a ak haruslah selalu mematuhi perintah ke 2 orang tua yg baik dan juga selalu mendoakannya, jangan sampai kita menjadi anak yg durhaka kepada ke 2 org tua.
2.Jika saya menjadi tokoh aku, saya tidak akan berlarut-larut bersedih atad kepergian orang tua karna kematian itu pasti akan datang tapi wlaupun seperti itu saya akan selalu mengingat jasa orang tua dan selalu mendoakannya.Dan saya juga akan terus berusaha untuk mencapai masa depan yg lebih baik lagi.
Azalea Nadea P.
BalasHapusXII IPS 1
Di dalam cerita ini pesan atau makna yang bisa saya ambil dari cerita tersebut adalah kita harus menyayangi ibu kita, mencintainya, menghormatinya, menghargainya dan juga harus merawatnya dalam keadaan sakit sekalipun. Dan juga tidak berlarut-larut dalam masa lalu, bukannya karena adanya masa lalu kita jadi melupakan dan mengabaikan suatu hal tetapi justru masa lalu dijadikan sebagai acuan untuk menjadi lebih baik dalam suatu hal.
Tindakan yang dilakukan bila menjadi " aku " adalah saya tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan, belajar untuk mengikhlaskan sesuatu walaupun itu berat dan akan tetap menjalani kehidupan dengan tegar dan kuat dalam keadaan apapun.
Azalea Nadea P.
XII IIS 1
CHRISDIANTY MULIANINGRUM
BalasHapusXII. IIS. 1
Pesan yang dapat diambil dari cerita tsb adalah perjuangan orang tua terutama ibu yang berperan penting dalam menjaga dan menyayangi anak-anaknya. Kasih sayang seorang ibu tidak akan tergantikan oleh siapapun, ia pun tidak mengenal kata lelah di depan orang lain atau anaknya sendiri.Dan jangan terlarut dalam kesedihan pada orang yang pergi untuk selamanya, ingatlah bahwa orang tsb selalu ada di sisimu dan setiap do'a yang di panjatkan.
Jika saya menjadi tokoh aku adalah saya tidak akan berlarut kesedihan, tetap ikhlas dengan kehendak Allah swt. karena kesedihan membuat saya lupa akan segalanya, bahkan masa depan yang begitu cerah kini menjadi gelap gulita dengan kesedihan yang dialami. Jika ingin membuat ibumu bahagia bangkitlah dari kesedihan yang di alami. Sebagai seorang istri seharusnya selalu menemani dalam keadaan apapun, karena hal ini membuat kepercayaan semakin kuat satu sama lain.
ILHAM MAULANA
BalasHapusXII IPS 1
1. Pesan dan kesan dalam cerita tersebut sangatlah menyentuh. Cerita tersebut juga dapat menjadi renungan untuk diri kita pribadi agar selalu menyayangi dan mencintai keluarga kita, khususnya kedua orang tua yang telah membesarkan dan merawat kita dengan penuh kasih sayang.
2. Jika saya menjadi 'AKU' dalam cerita tersebut, saya akan merasa bahagia dan bersyukur karena memiliki orang tua yang sangat menyayangi anaknya. Saya pun tidak akan larut dalam kesedihan dan mengikhlaskan kepergian sang ibu tercinta.
Rangga Dita Lastiyono
BalasHapusXII IIS 1
Pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut adalah sebagai anak, kita harus selalu menyayangi dan merawat ibu kita yang sedang sakit. Dan juga sikap Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dan ikhlas dengan penyakit yang dideritanya.
Jika saya menjadi "aku", sedih, karna orang yang amat sangat disayang, yang melahirkan telah tiada meninggalkan selama-lamanya. Tetapi saya tidak boleh terus larut dalam kesedihan karna ada hal yang lebih penting juga yang harus dipikirkan yaitu anak dan istrinya.
Prada Tri Kartika
BalasHapusXII.IIS.1
1. Menurut saya, pesan yang dapat diambil dari cerita diatas adalah kita sebagai seorang anak dapat belajar dari seorang ibu tentang kekuatan hati,ketulusan,perhatian dan kasih sayang yang tulus&ikhlas terhadap anaknya. Oleh karena itu, hedaklah berbuat baik kepada ibu dengan sebaik2nya. Karena kemalangan & kesuksesan anak bisa ditentukan sejauh mana kita berbakti kepada kedua orang tua, terutama Ibu.
2. Jika saya menjadi tokoh "aku" dalam cerita tersebut, saya tidak akan terus berlarut-larut dalam kesedihan dan juga kekecewaan. Karena tidak ada yang lebih baik dari sebuah perpisahan kecuali mengikhlaskan, dan tidak ada yang lebih tenang kecuali dengan menerima takdir Allah swt.
Safitri Rahmawati Dewi
BalasHapusXII IPS 1
1.Pesan yang dapat kita ambil adalah seorang ibu yang tidak pernah berhenti memberikan seluruh waktu dan tenaganya untuk memberikan yang terbaik agar tercukupi kebutuhan hidup anak anaknya. Dan sebagai anak kita juga harus wajib menyayangi,menghormati dan mencintai seorang ibu.
2. Jika saya menjadi "AKU" dalam cerita tersebut. Saya pasti akan sangat bersedih dan merasa kehilangan karna ditinggalnya sosok ibu yang begitu berharga dalam hidup saya, namun perlahan saya akan mengikhlaskan kepergian nya dan mulai menjalani hidup yang lebih baik lagi dengan keluarga saya. Dan saya tidak akan pernah melupakan pengorbanan dan jasa-jasa ibu yang telah ibu berikan kepada saya seumur hidup saya.
MUHAMMAD IQBAL
BalasHapusXII IIS 1
PESAN MORAL:KITA HARUS MENYAYANGI KEDUA ORANG TUA KITA KAPAN PUN DIMANA PUN,KARENA PERJUANFAN BELIAU YANG BESAR MERAWAT KITA HINGGA DEWASA SEPERTI INI
JIKA SAYA MENJADI TOKOH AKU
SAYA MERASA BERSEDIH KARENA ORANG YANG PALING SAYA CINTAI PERGI,SAYA HARUS MENGIKHLASKAN DAN TABAH,SERTA MEMBERIKAN DOA.
MUHAMMAD BAGUS ARIFIN
BalasHapusXII IIS 1
PESAN MORAL:WALAU IBU MENGELUARKAN SELURUH TENAGANYA DEMI KITA SEORANG TAPI IA TIDAK PERNAH MENGELUH IMBAL BALIK KEPADA KITA ITU YANG MEMBUAT KITA HARUS MENGINTROPEKSI DIRI KENAPA KITA PAS DEWASA SUKA MEMINTA SESUATU DENGAN MEMAKSA,PADAHAL ORANG TUA KITA TIDAK MEMINTA APAPUN KEPADA KITA KECUALI KITA BERILMU DAN BERIMAN SAJA
JIKA SAYA MENJADI AKU
SAYA AGA MENYESAL KEHILANGAN ORANG YANG PALING BERJASA DALAM HIDUP SAYA MESKIPUN BELIAU SUKA MEMARAHI SAYA SAYA TAU ITU ADALAH KATA MOTIVASI UNTUK HIDUP KEDEPAN NYA AGAR MENJADI ORANG YANG BAIK.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1. tokoh dan karakter
BalasHapus- Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi
-Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta.
-Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
-Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana
-Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas
-Uni Nela, wanita bijaksana
-Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri
2. pesan pengarang
Kita harus menghargai usaha kedua orang tua untuk membesarkan kita, kita juga harus lebih bersyukur dengan apa yang kita miliki hari ini. pengarang juga menyelipkan pesan untuk tidak mudah putus asa dalam menjalankan kehidupan.
3. Kalau anda menjadi sosok "Aku"
kalau saya menjadi sosok "Aku", saya akan berusaha untuk membuat orang tua bahagia, saya harus bersyukur walaupun keaadan ekonomi keluarga saya tidak mencukupi, saya harus bersyukur Ibu dan Ayah saya masih berada disini untuk membimbing anak anaknya.
4. pesan religi
selalu menjalankan amanat dan pesan orang tua yang telah wafat, selalu mendo'akan mereka yang sudah pergi meninggalkan kita terlebih dulu
KIRANA LUTHFIAH
XII IIS 4
Pesan yang dapat di terima dalam cerita tersebut adalah kita harus menyayangi orang tua kita dan juga harus seperti Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dengan penyakit yang di deritanya dan harus ikhlas dengan apa yang di hadapi
BalasHapusBercerita tentang kedua orang yang sangat menyayangi anaknya dan seorang ayah yang sangat perkerja keras
-Sosok Mak Ina yang pendiam dan sangat menyayangi anaknya serta begitu perhatian dengan anak-anaknya
-Uni Nela,bijaksana
-Ayah,perkerja keras & tangguh
- Aku , jarang mengeluh terhadap kondisi keluarganya dan patuh terjadap orang tua
- Sri , pengertian
- Millien & Cinta , anak dari "Aku & Sri"
Jika saya menjadi "Aku" saya akan berusaha membahagiakan kedua orang tua saya dan bersyukur dengan kondisi yang ada serta belajar mengikhlaskan sesuatu walaupun itu sulit
Vivera Hartavianty
XII IIS 5
Selvy Yanti
BalasHapusXII IPS 5
1.pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita tidak terlalu larut dalam kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata dan hargai mereka selagi mereka masih ada.
2. Bercerita tentang perjuangan hidup Mak Inah yang ikhlas dan tegar dalam menjalani kehidupan tanpa mengeluh dan berputus asa
3.-mak Inah : seorang ibu yang kuat,penyayang,dan sabar
-Aku : seorang yang penyayang,patuh,taat,tidak mudah melupakan sesuatu
-ayah : pekerja keras
-sri : pengertian,lembut,namun tegas,mudah putus asa
-uni nela : seorang wanita yang bijaksana
-uda Yon :pekerja keras,tidak putus asa,bertanggung jawab
-millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh"AKU"
4.seandainya saya menjadi tokoh AKU saya akan bersedih dan merasa kehilangan namun tidak untuk waktu yang lama,karena kita tahu bahwa kehidupan kita terus berjalan, jadi berhenti menangisi hal yang tidak akan kembali, dan meluilah membuka lembaran baru untuk menjalani hari yang lebih baik lagi.
Ketika sedang diberi kesulitan kita harus tetap tegar dalam menghadapi & menjalani kesulitan itu karena masih banyak hal yang bisa kita wujudkan dengan cara terus berusaha tidak putus asa dan membuat semua orang bangga terutama orang tua kita bangga terhadap kita dan semua kesuksesan dan semua usaha kerja keras kita .
BalasHapusBercerita tentang kisah seorang Mak ina yang tegar dan kuat menjalani hidup walaupun begitu banyak cobaan mak ina tetap sabar dan tidak putus asa dalam menghadapi semua ujian dan tetap tegar menjalani kehidupan yang dijalani oleh mak ina & disaat seperti itu mak ina tetap bisa kuat dan berusaha untuk tetap tersenyum untuk anak-anaknya dan berusaha agar kelak anak-anaknya bisa merasakan yang lebih baik dari yang ia rasakan , & tetap berjuang serta tegar ketika masalah itu datang semua anak-anaknya tetap bisa menghadapi dan menjalaninya dengan ikhlas & tegar.
●Mak ina ; Tegar,pekerja keras, sabar, tidak mudah putus asa, selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya
●Uda Yon ; Pekerja keras, sabar, tegar tidak putus asa , bertanggung jawab
●Uni Nela ; Bijaksana
●Aku ; Mudah putus asa, sulit untuk melupakan masa lalu
●Sri ; Pengertian , lembut, namun tegas, mudah putus asa
●Ayah ; Pekerja keras, tidak putus asa, sabar, bertanggung jawab , tegas
●Millien & Cinta ; Sebagai anak dari aku
Melupakan masa lalu, dan meminta maaf kepada sri & membawa sri kembali ke rumah & menjalani hidup seperti sedia kala, dan tidak boleh larut dalam kesedihan yang terlalu mendalam, berjuang untuk mencapai cita citanya dan mendapat penghidupan yang layak agar keluarganya tidak mengalami yang ia alami dulu dan berusaha agar kehidupannya lebih baik dan bisa bahagia selalu
EKA PUTRI WIDYANTI
XII IIS 5
RADITHA CHAIRANI
BalasHapusXII IPS 5
Menurut saya pesan dari cerita ini adalah bahwa semua orang tua sayang terhadap anaknya,orangtua akan melalukan segala hal demi kebahagiaan seorang anak.Sebagai anak kita tidak akan dapat membalas ke ikhlasan dan ketulusan kasih sayang orang tua ke kita. Dari cerita di atas bahwa kami sebagai anak harus berbakti kepada kedua orangtua lebih-lebih ke ibu. Berbaktipun tidak dapat membalas jasa mereka. Jangan sampai merasa menyesel setelah kehilangan mereka yang menyanyangi kita setulus hatinya. Percayalah bahwa kasih sayang kedua orang tua sepanjang masa.
Jika saya menjadi tokoh aku adalah saya tidak akan berlarut kesedihan, tetap ikhlas dengan kehendak Allah swt. karena kesedihan membuat saya lupa akan segalanya, bahkan masa depan yang begitu cerah kini menjadi gelap gulita dengan kesedihan yang dialami. Jika ingin membuat ibumu bahagia bangkitlah dari kesedihan yang di alami. Sebagai seorang istri seharusnya selalu menemani dalam keadaan apapun, karena hal ini membuat kepercayaan semakin kuat satu sama lain.
1. pesannya adalah, berilah kasih sayang kepada orang terdekat selagi masih hidup. syukuri hidup walau bagaimana kondisinya, karna hidup itu tak selamanya berada diatas karna roda itu berputar.
BalasHapus2. bercerita tentang ibu-ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya, walau kehidupannya sangat sederhana. ibunya sangat bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya, karena sang suami telah meninggal karena penyakit stroke. mak ina sangatlah ramah karna ia tak pernah berbicara melainkan ia hanya tersenyum kepada semua orang yang ia temui, itulah ciri khas mak ina untuk memberikan perasaannya kepada orang lain.
3. - mak ina : sabar, tidak mudah putus asa, baik hati, penyayang, ramah kepada semua orang, sederhana.
- uda yon : tegas, pekerja keras, tidak mudah putus asa, bijaksana
- sri : pengertian, lemah lembut, mudah putus asa
- millien & cinta: anak dari aku
- aku : mudah putus asa tetapi pekerja keras
4. jika saya jadi tokoh utamanya, saya sangat merasa bersedih karena kehilangan ayah dan ibu. kita akan merasa sedih karena akan mengingat masa-masa ketika beliau masih hidup. saya akan mempelajari cara hidup beliau jika saya menjadi bapak kelak. dan saya akan hidup sederhana untuk menghidupi keluarga saya dan tidaj akan putus asa.
LISTANIA FELIA KARTIKA CANDRA
XII. IPS 5
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1. Pesan yang ingin di sampaikan penulis adalah agar kita tidak putus asa dengan keadaaan kita, kita harus menghargain usaha kedua orang tua kita, harus menyayangin kedua orang tua kita sebelum kita kehilangan mereka.
BalasHapus2. Bercerita tentang kehidupan mak ina yang berjuang demi menghidupi anak-anaknya. Tidak pernah putus asa.
3. -Mak ina : sosok yang kuat, penyabar, penyayang anak-anak nya, tidak pernah menyerah pada keadaannya.
- Ayah : sosok yang pekerja keras.
- Aku : sosok yang patuh kepada kedua orang tua, penyayang, mudah putus asa tapi pekerja keras.
- Sri : sosok yang pengertian, lembut tapi tegas.
- Uda Yon : sosok yang pekerja keras, dan bertanggung jawab.
- Uni Nela : sosok yang bijak sana
- Millien & Cinta anak dari tokoh "aku"
4. Jika saya menjadi tokoh "Aku"
Saya merasa bersedih dan merasa kehilangan orang tua. Tindakan nya yaitu saya akan melupakan kejadian tersebut dan melanjutkan kehidupan selanjutnya.
SYAFIRA RAZAK
XII.IPS.5
1.pesan yang ingin disampaikan adalah agar ki3. Kalau anda menjadi sosok "Aku"
BalasHapuskalau saya menjadi sosok "Aku", saya akan berusaha untuk membuat orang tua bahagia, saya harus bersyukur walaupun keaadan ekonomi keluarga saya tidak mencukupi, saya harus bersyukur Ibu dan Ayah saya masih berada disini untuk membimbing anak anaknya.ta tidak terlalu larut dalam kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata dan hargai mereka selagi mereka masih ada.
2. Bercerita tentang kisah seorang Mak ina yang tegar dan kuat menjalani hidup walaupun begitu banyak cobaan mak ina tetap sabar dan tidak putus asa dalam menghadapi semua ujian dan tetap tegar menjalani kehidupan yang dijalani oleh mak ina & disaat seperti itu mak ina tetap bisa kuat dan berusaha untuk tetap tersenyum untuk anak-anaknya dan berusaha agar kelak anak-anaknya bisa merasakan yang lebih baik dari yang ia rasakan , & tetap berjuang serta tegar ketika masalah itu datang semua anak-anaknya tetap bisa menghadapi dan menjalaninya dengan ikhlas & tegar.
3. -Sosok Mak Ina yang pendiam dan sangat menyayangi anaknya serta begitu perhatian dengan anak-anaknya
-Uni Nela,bijaksana
-Ayah,perkerja keras & tangguh
- Aku , jarang mengeluh terhadap kondisi keluarganya dan patuh terjadap orang tua
- Sri , pengertian
- Millien & Cinta , anak dari "Aku & Sri"
4. Kalau saya menjadi sosok "Aku"
kalau saya menjadi sosok "Aku", saya akan berusaha untuk membuat orang tua bahagia, saya harus bersyukur walaupun keaadan ekonomi keluarga saya tidak mencukupi, saya harus bersyukur Ibu dan Ayah saya masih berada disini untuk membimbing anak anaknya.
WINNI FIRNA F.
XII IPS 5
Nama:Naufal dzaki.f
BalasHapusKelas:xII ips1
Menurut saya pesan yang terdapat pada cerita tersebut kita harus tau bagamana orang tua berjuang mendidik kita mendoakan kita , bekerja keras banting tulang hanya untuk anak anak nya. Dengab itu kita sebagai anak harus selalu menghargai pengorbanan orang tua tidak boleh melawan orang tua.
Jika saya menjadi tokoh aku , saya akan tidak terlalu larut dalam kekecewaan karena masih ada yang harus kita capai di masa depan nanti dan untuk selalu mengingat jasa orang tua .
1.Pesannya adalah bahwa kita janganlah terlalu lama larut dalam kesedihan dan melupakan apa yang saat ini ada di samping kita karena, walaupun orang yang kita sayang telah pergi jauh dari kita tetapi percayalah bahwa ia masih berada di dalam hati kita.
BalasHapus2.Bercerita tentang kisah perjuangan hidup seorang Mak Ina yang selau tegar, kuat dan juga ikhlas dalam menjalani hidup tanpa pernah berkelu kesah.
3. - mak ina : sabar, tidak mudah putus asa, baik hati, penyayang, ramah kepada semua orang, sederhana.
- uda yon : tegas, pekerja keras, tidak mudah putus asa, bijaksana
- sri : pengertian, lemah lembut, mudah putus asa
- millien & cinta: anak dari aku
- aku : mudah putus asa tetapi pekerja keras
4.Jika saya menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut saya pasti akan sangat sedih dan juga merasa kehilangan karena kepergian kedua orangtua saya . Tetapi saya juga tidak akan telalu lama untuk berduka melainkan belajar dari kedua orangtua kita dan memulai kehidupan yang baru terus berusaha sampai cita-cita kita terwujud.
MARIA CILVANI ANUGRAH
XII IIS 5
Mawar Puja Herariswana
BalasHapus12 IPS 2
1. Bagaimana karakter tokohnya
Jawab : - Mak Ina adalah sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang dan tidak memanjakan anak-anaknya, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi.
- Aku : patuh, sayang, perhatian.
- Sri : baik hati, tegas, disiplin.
- Uni Nela : Baik, Perhatian
- Uda Yan : Tegas, pekerja keras
- Ayah : pekerja keras, bijaksan
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
Jawab : - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
- Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya
Jawab : - Majas Hiperbola
“…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
- Majas Simile
“… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
- Majas Personifikasi
" “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya."
- Majas Personifikasi
" “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."
Mawar Puja Herariswana
BalasHapus12 IPS 2
1. Bagaimana karakter tokohnya
Jawab : - Mak Ina adalah sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang dan tidak memanjakan anak-anaknya, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi.
- Aku : patuh, sayang, perhatian.
- Sri : baik hati, tegas, disiplin.
- Uni Nela : Baik, Perhatian
- Uda Yan : Tegas, pekerja keras
- Ayah : pekerja keras, bijaksan
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
Jawab : - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
- Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya
Jawab : - Majas Hiperbola
“…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
- Majas Simile
“… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
- Majas Personifikasi
" “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya."
- Majas Personifikasi
" “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."
Mawar Puja Herariswana
BalasHapus12 IPS 2
1. Bagaimana karakter tokohnya
Jawab : - Mak Ina adalah sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang dan tidak memanjakan anak-anaknya, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi.
- Aku : patuh, sayang, perhatian.
- Sri : baik hati, tegas, disiplin.
- Uni Nela : Baik, Perhatian
- Uda Yan : Tegas, pekerja keras
- Ayah : pekerja keras, bijaksan
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
Jawab : - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
- Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya
Jawab : - Majas Hiperbola
“…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
- Majas Simile
“… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
- Majas Personifikasi
" “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya."
- Majas Personifikasi
" “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."
Ravel Revanza
BalasHapusXII IPS 2
1.
-Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
-Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
-Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
-Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
-Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
-Uni Nela, wanita bijaksana
-Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri
2. - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
- Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
3. Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
Majas Hiperbola
"Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
MUHAMMAD GHAZAR
BalasHapusXII IPS 2
Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
Sosok makina adalah seorang ibu yang sangat sayang kepada anaknya dan beliau tidak banyak menutut ini itu dan dia adalah sosok seseorang yang menghadapi segala situasi dengan sabar, tabah dan senyuman.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusFabian martin prawiranegara
BalasHapus12 IPS 2
1. - Mak Ina adalah seorang ibu yang penyabar, walau tubuhnya sudah renta tapi ia memiliki jiwa yang kuat, sosok ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya, ia juga pendiam, lebih mengandalkan anggota tubuhnya sebagai alat berkomunikasi.
- "Aku" adalah seorang anak yang sangat jarang mengeluh, mudah bersyukur, walaupun kondisi ekonomi keluarganya bisa dibilang cukup memperihatinkan, ia juga sosok yang sangat patuh terhadap orang tua.
- Uda Yon, saudara dari tokoh "aku" yang bertanggung jawab.
- Uni nela, saudara yang baik.
- Ayah, sosok orang yang pekerja keras, pantang menyerah, walau sakit ia tetap bekerja demi keluarga.
- Sri, istri dari tokoh "Aku" yang pengertian namun mudah patah semangat.
2. - Penyebab : penyakit tanpa indo yang menyerang Mak Ino, dan membuatnya menderita penyakit yang langka dari penyakit pada umumnya.
- Akibat : penyakit yang diderita Mak Ina membuatnya tidak dapat berbicara, dan membuat tubuhnya habis karena penyakit tersebut yang sudah menyebar di dalamnya.
3. - Majas hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
- Majas simile
"..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."
- Majas hiperbola
"Air mataku meleleh."
Dhaifan Salhan Darari Ardiantoro
BalasHapus12 IPS 3
1. Bagaimana karakter tokohnya
- Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
- Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
- Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
- Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
- Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
- Uni Nela, wanita bijaksana
- Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
- Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
- Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
Majas Hiperbola
"Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
Indri Damayanti
BalasHapusXII IPS 3
1. Bagaimana karakter tokohnya?
- Mak Ina : Orangnya pendiam; tak banyak cakap, menggunakan gerakan tubuh untuk berbicara, perhatiannya kepada anak-anak, terbiasa mandiri.
- Si Aku : Seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
- Ayah : Pekerja keras.
- Uda Yon : Bertanggungjawab.
- Uni Neli : Bijaksana dan baik.
- Sri : seseorang yang tenang namun mudah putus asa.
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya?
Penyebab : Mak Ina mengidap penyakit tanpa indo langka yang umum terjadi daerahnya dan seusianya
Akibat : Membuat Mak Ina tidak bisa berbicara dan lambat laun penyakit tersebut menyebar di seluruh tubuhnya
3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya?
Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
Majas Hiperbola
"Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
Nama: Lidya Radiatul Janah
BalasHapusKelas: XII IPS 3
1. Bagaimana karakter tokohnya
Jawaban:
- Mak Ina: seseorang yang pendiam, tak banyak cakap, lebih banyak mengandalkan gesture tubuh misalnya tersenyum, sosok ibu yang kuat,seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya, ibu yang sangat perhatian kepada anaknya.
- Aku: sosok seorang yang tangguh, tidak mudah menyerah, sulit melupakan masa lalu, anak yang patuh kepada orang tuanya, orang yang menyayangi ibunya
- Ayah: Seorang yang pekerja keras, bertanggung jawab, dan bijaksana.
- Uda Yon: kakak tertua "Aku" yang bijaksana, pekerja keras dan bertanggung jawab.
- Uni Nela: wanita yang baik
- Sri Sumirah: istri dari "Aku", wanita yang mudah putus asa, tegas namun pengertian dan perhatian,
- Millien dan Cinta: kedua anak dari "aku" dan Sri
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
Penyebab : Mak Ina yang mengidap penyakit tanpa indo yang membuatnya mengalami hal yang langka pada umumnya
Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
5. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
- Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
-Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
- Majas simile
"..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."
Imanuel Christopher Mario Sitinjak / XII IPS 3
BalasHapus1. Bagaimana karakter tokohnya.
- Mak Ina adalah wanita yang bersosok tegar, kuat, pekerja keras, tidak mudah putus asa, selalu berjuang demi anak anaknya. Berjuang memberikan yang terbaik untuk anak anaknya. Ia sangat menyayangi sekali anak anaknya, ia adalah termsauk kategori orang yang penyabar, ia lebih mengandalkan anggota anggota tubuhnya untuk berkomunikasi jadi dia juga orangnya cukup pendiam.
- Aku : anak yang patuh pada kedua orang tuanya, ia jarang bersungut sungut terhadapan keadaan hidupnya terlebih keadaan ekonomi keluarganya, ia selalu bersyukur dengan apa yang ia punya, mudah putusa asa tetapi tetap sebagai pekerja keras, sulit melupakan sesuatu, perhatian, sangat menyayangi ibu nya yang sudah renta.
- Ayah : pekerja keras, bijaksana, pria yang tangguh, sangat bertanggung jawab, tegas, penyabar
- Uda Yon : saudara dari tokoh “ aku” yang lebih tepatnya kakak tertua dari tokoh “aku” yang bijaksana, bertanggung jawab, tegas
- Uni Nela : wanita yang bijaksana, baik, perhatian
- Sri : istri dari tokoh “aku” yang tegas, lembut, mudah putus asa, pengertian
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya.
Penyebabnya adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat mak Ina harus mengalami penyakit yang langka pada umumnya.
Akibatnya adalah mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis karena penyakit tersebut, akibat dari penyakit yang terus menerus menyebar di dalam tubuhnya.
3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya.
-Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
-Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
-Majas Hiperbola
"Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusENZY NALENDRA - XII IPS 2
BalasHapus1. Bagaimana karakter tokohnya
- Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
- Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
- Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
- Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
- Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
- Uni Nela, wanita bijaksana
- Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
- Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
- Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
Majas Hiperbola
"Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
Gangga Silva
BalasHapusXII IIS 4
1.Bagaimana karakter tokoh?
- Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi
-Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta.
-Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
-Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana
-Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas
-Uni Nela, wanita bijaksana
-Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri
2.Apa penyebab masalah dan akibatnya?
- Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
- Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
Majas Hiperbola
"Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
Balas
Regita Emelia Cahyani
BalasHapusXII IPS 4
1. Bagaimana karakter
tokohnya
- Mak Ina : Pendiam, penyanyang, perhatian, mandiri, sabar.
- Sri : Penyayang, sabar, tegas.
- Aku : Patuh terhadap orang tua, penyayang, berhati-hati saat berbicara.
- Ayah : Pekerja keras, pantang menyerah, sabar.
- Uda Yon : Pekerja keras
- Millien dan Cinta : anak dari tokoh Aku dan Sri.
- Anak Uni Nela.
2. Apa penyebab masalah
dan akibatnya
Penyebab : Penyakit tanpa indo yang menyebar di daerah tersebut dan Mak salah satu orang yang terkena penyakit tersebut hingga meninggal dunia dan membuat Aku, anaknya, larut dalam kesedihan yang cukup lama sehingga istrinya tidak tahan menahan kesedihan Aku.
Akibat : akibatnya Sri, istri Aku, tidak tahan menghadapi kesedihan yang berlarut-larut itu dan meninggalkan Aku dengan membawa anak-anaknya ke rumah ibunya.
3. Carilah minimal 3 majas
di dalamnya
- Majas Alegori
"Danau di matanya kemerah-merahan."
- Majas Hiperbola
"...di pagi dingin yang membekukan ini."
- Majas Simile
" Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
- Majas Personifikasi
"Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Gelombang-gelombangnya menghempas tajam ke pinggir danau dan berbalik arah ketika menghantam bebatuan."
Elsa Nurachmah XII IPS 4
BalasHapus1. Karakteristik Tokoh
a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.
2. Penyebab masalah dan akibatnya
Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.
3. Tiga majas
• Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
• Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
• Majas Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
• Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
• Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
• Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."
Alfa Wibritiasana
BalasHapusXII IPS 4
1. Karakteristik Tokoh
a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.
2. Penyebab masalah dan akibatnya
Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.
3. Tiga majas
• Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
• Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
• Majas : Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
• Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
• Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
• Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."
Alfa Wibritiasana
BalasHapusXII IPS 4
1. Karakteristik Tokoh
a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.
2. Penyebab masalah dan akibatnya
Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.
3. Tiga majas
• Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
• Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
• Majas : Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
• Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
• Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
• Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."
SATRIAWAN
BalasHapusXII IPS 4
1.Karakteristik Tokoh
a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya.
Penyebabnya adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat mak Ina harus mengalami penyakit yang langka pada umumnya.
Akibatnya adalah mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis karena penyakit tersebut, akibat dari penyakit yang terus menerus menyebar di dalam tubuhnya.
3.Carilah minimal 3 majas di dalamnya
- Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
-Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
- Majas simile
"..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."
Alvaro Soepartoko // XII IPS 3
BalasHapus1. Bagaimana karakter tokohnya
Mak Ina : penyayang, tangguh, dan bertanggung jawab.
Aku : Penurut dan penyayang.
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
Penyebab konflik dari cerita tersebut adalah sakit stroke yang di derita Mak Ina yang membuatnya tutup usia dan mengakibatkan 'Aku' dalam cerita tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibu nya sudah tiada dan membuat keluarga nya tidak terurus dengan baik sehingga sang istri pergi meninggalkannya.
3. Carilah minimal 3 majas didalamnya
Personifikasi :
>Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Majas Hiperbola
>Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. Majas Metafora
> Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Majas Hiperbola
> Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang yang sudah berusia paruh baya. Majas Eufisme
> Tulang-tulangnya yang lemah mak mengais-ngais rezeki.Majas Hiperbola
Alvaro Soepartoko // XII IPS 3
1. Bagaimana karakter tokohnya
Mak Ina : penyayang, tangguh, dan bertanggung jawab.
Aku : Penurut dan penyayang.
2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
Penyebab konflik dari cerita tersebut adalah sakit stroke yang di derita Mak Ina yang membuatnya tutup usia dan mengakibatkan 'Aku' dalam cerita tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibu nya sudah tiada dan membuat keluarga nya tidak terurus dengan baik sehingga sang istri pergi meninggalkannya.
3. Carilah minimal 3 majas didalamnya
Personifikasi :
>Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Majas Hiperbola
>Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. Majas Metafora
> Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Majas Hiperbola
> Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang yang sudah berusia paruh baya. Majas Eufisme
> Tulang-tulangnya yang lemah mak mengais-ngais rezeki.Majas Hiperbola
Nahla Lutfia Yasmin
BalasHapusXII IPS 4
1. Karakteristik Tokoh
a. Mak Ina: Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
b. Aku: melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
c. Sri Sumirah: mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.
2. Penyebab masalah dan akibatnya
Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.
3. Tiga majas
- Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
- Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
- Majas : Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
- Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
- Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
- Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."
Faraisha Aulia Rahmania
BalasHapusXII IPS 4
1. Karakter tokoh
Jawaban:
- Mak ina : Sosok ibu yang kuat, menyayangi anaknya, penuh perhatian kepada anaknya,murah senyum.
- Aku: Seorang yang tangguh,sopan,pantang menyerah, patuh terhadap orang tua, orang yang sangat menyayangi ibunya.
- Ayah: Sosok ayah yang pekerja keras, bertanggung jawab, dan bijaksana.
- Uda Yon: Pekerja keras,bertanggung jawab, tidak putus asa.
- Uni Nela: Wanita yang bijaksana dan baik.
- Sri Sumirah: Sosok yang tegas,pengertian.
- Millien dan Cinta: Kedua anak dari "aku" dan Sri.
2. Penyebab masalah dan akibat
Penyebab : Mak Ina yang mengidap penyakit langka ‘tanpa indo’ yang sudah menyebar di kampung tersebut membuatnya mengalami hal yang langka pada umumnya.
Akibatnya : Karena penyakit tanpa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan tidak bisa berbicara dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.
3. Majas
- Majas Hiperbola
"Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
-Majas Asosiasi
"Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
- Majas simile
"..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."
Melvia Rindra Narewari
BalasHapusXII IPS 4
1.Bagaimana karakter tokohnya?
a.Mak Ina : sosok wanita yang tegar dan kuat, pendiam, suka tersenyum, sosok ibu yang perhatian kepada anak-anaknya, mandiri.
b.Aku : seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
c.Sri Sumirah : mudah putus asa, istri dari tokoh “aku” yang tegas, lembut, pengertian.
d.Ayah: pria yang tangguh dan pekerja keras, bijaksana, bertanggung jawab, dan penyabar.
e.Uda Yon: saudara dari tokoh “ Aku” yang lebih tepatnya kakak tertua dari tokoh “Aku” yang bijaksana, bertanggung jawab, tegas.
f.Uni Nela: wanita yang bijaksana, perhatian, dan baik.
2.Penyebab masalah dan akibatnya
Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.
3.Tiga majas:
-Majas Hiperbola
"Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
-Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
-Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."
Muhammad Thoriq Mulya Akbar
BalasHapusXII IPS 4
1. Karakteristik Tokoh
a. Mak Ina : Tak banyak berbicara dan mengeluh, penyayang, mandiri, dan penyabar
b. Aku : tak banyak mengeluh, menyayangi ibunya, dan banyak bersyukur
c. Sri Sumirah : tegas namun lembut, mudah putus asa, dan sangat pengertian
2. Penyebab masalah dan akibatnya
Penyebab konflik dari cerita tersebut adalah sakit yang di derita Mak Ina yang membuatnya tutup usia dan mengakibatkan 'Aku' dalam cerita tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibu nya sudah tiada. Tokoh aku sangat menyayangi ibunya namun, keluarga nya tidak terurus dengan baik sehingga sang istri pergi meninggalkannya.
3. Tiga majas
• Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
• Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
• Majas : Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
• Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
• Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
• Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."
cerpen menyentuh dan mudah dimengerti oleh pembaca, dan menggambarkan rasa begitu sayang seorang anak kepada ibu, tapi cerpen ini agak sedikit kekurangan yaitu akhir cerita kurang bagus.
BalasHapusRiyan Danie Syahrizal XII IPS 1
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat mententuh sekali cerita ini, memberikan bahwa kasih sayang orangtua kepada anaknya adalah segala-galanya bahkan demi anak-anak nya. Cerpen ini juga mengajarkan agar kita tidak terpaku atas kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNovi fitriani
BalasHapusXII IPS 1
Menurut saya pesan yang terdapat pada cerita tersebut kita harus tau bagamana orang tua berjuang mendidik kita mendoakan kita , bekerja keras banting tulang hanya untuk anak anak nya. Dengab itu kita sebagai anak harus selalu menghargai pengorbanan orang tua tidak boleh melawan orang tua.
Jika saya menjadi tokoh aku , saya akan tidak terlalu larut dalam kekecewaan karena masih ada yang harus kita capai di masa depan nanti dan untuk selalu mengingat jasa orang tua .
DINDA ARIYANI
BalasHapus12 IPS 1
Cerita ini sangat menyentuh,dan memberi tahu bahwa kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak pernah putus.
Pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut adalah sebagai anak, kita harus selalu menyayangi dan merawat ibu kita yang sedang sakit. dan kita sebagai anak haruslah selalu menhormati dan menghargai jasa ke 2 orang tua terutama seorang ibu yg sudah susah payah melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya.
Issabela amanda
BalasHapusXII IPS 1
menurut saya,cerpen tersebut menceritakan tentang seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya dan sangat memperhatikan anaknya terutama soal perjodohan. dan cerpen nya sudah cukup bagus tetapi masi ada kata yang kurang efektif
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuscerita ini sangat menyentuh, menceritakan bahwa kasih sayang orang tua yang sangat dalam dan tidak pernah pudar kepada anaknya, selain itu cerpen ini juga mengajarkan bahwa kita tidak boleh berlarut larut dalam kekecewaan sebab kehilangan dan kita harus sadar dengan apa yang kita miliki saat ini dan terus menjalankan hidup untuk kedepannya
BalasHapusThalita cahaya putri
BalasHapusXII ips 1
Pesan dan kesan dalam cerita tersebut sangatlah menyentuh. Cerita tersebut juga dapat menjadi renungan untuk diri kita pribadi agar selalu menyayangi dan mencintai keluarga kita, khususnya kedua orang tua yang telah membesarkan dan merawat kita dengan penuh kasih sayang.
ADEA ZAHRA SULISTIAWATI
BalasHapusXII IPS 1
Menurut saya pesan dari cerita ini adalah bahwa semua orang tua sayang terhadap anaknya,orangtua akan melalukan segala hal demi kebahagiaan seorang anak.Sebagai anak kita tidak akan dapat membalas ke ikhlasan dan ketulusan kasih sayang orang tua ke kita. Dari cerita di atas bahwa kami sebagai anak harus berbakti kepada kedua orangtua lebih-lebih ke ibu. Berbaktipun tidak dapat membalas jasa mereka. Jangan sampai merasa menyesel setelah kehilangan mereka yang menyanyangi kita setulus hatinya. Percayalah bahwa kasih sayang kedua orang tua sepanjang masa.
Jika saya menjadi tokoh aku adalah saya tidak akan berlarut kesedihan, tetap ikhlas dengan kehendak Allah swt. karena kesedihan membuat saya lupa akan segalanya, bahkan masa depan yang begitu cerah kini menjadi gelap gulita dengan kesedihan yang dialami. Jika ingin membuat ibumu bahagia bangkitlah dari kesedihan yang di alami. Sebagai seorang istri seharusnya selalu menemani dalam keadaan apapun, karena hal ini membuat kepercayaan semakin kuat satu sama lain.