Sabtu, 08 September 2012

Senyum Mak Ina


Senyum Mak Ina
                                                                            Oleh Afrizal
     Mak Ina, begitulah orang-orang memanggilnya. Orangnya pendiam; tak banyak cakap. Lebih banyak mengandalkan gerak atau gesture tubuh kalau bicara. Gerak tangan, kepala, mata, atau malah lebih banyak tersenyum untuk merespon lawan bicaranya.  Mengatakan iya dengan senyum, tidak dengan senyum. Apa-apa persoalan dihadapi dengan senyum. Kami anak-anaknya tentu saja sudah sangat terbiasa dengan hal ini. Kami fasih menerjemahkannya. Senyum adalah bahasa Mak, bahasa kalbu Mak. Kalbu seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya.
     Selain cara berkomunikasi, ada sisi lain yang menonjol dari Mak, yakni perhatiannya kepada anak-anak. Apa saja tentang anaknya, tidak secuil pun terlewatkan oleh beliau. Termasuk urusan jodoh, misalnya. Dari sekian anaknya Mak, aku sangat terlambat memikirkan hal itu.  Mak sangat meri-saukannya. Sehingga suatu hari dengan gaya khasnya Mak  menyindirku, kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu? Aku kaget. Ternyata Mak masih ingat tentang perempuan yang tanpa sengaja kuceritakan kepada beliau beberapa waktu yang lalu. Perempuan yang mampu membuat detak jantungku berdebar lebih kencang. Aku hanya tersenyum menang-gapinya. Sehingga suatu hari aku membawa seorang gadis yang matanya paling hidup di antara gadis-gadis yang kukenal. Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya. Di mana kautemukan gadis itu, begitu kira-kira bahasa kalbu yang terpancar dari mata Mak yang sedikit coklat. Aku tersenyum malu. Gadis yang kubawa itu adalah Sri  atau Sri Sumirah lengkapnya, yang kelak menjadi ibu dari anak-anakku. Seperti biasa Mak tidak akan berko-mentar.  Kita cukup paham bahwa mak bahagia. Kebahagiaan terpancar dari senyum yang tak pernah lepas dari bibir Mak. 
     Perjumpaan kami malam ini membuat segala rinduku buyar. Masih sesungging senyumannya yang khas, beliau memaknai aku anaknya dengan sifat-sifat keibuannya. Beliau senang. Gurat tua di wajah-nya memperkatakan begitu.
     Tak sepatah katapun memang keluar dari bibir Mak. Aku hati-hati menjaga perasaan Mak. Aku tidak ingin kualitas pertemuan ini menjadi rusak gara-gara tidak bisa menahan emosi dan perasaan yang tidak begitu mendasar. Benar, Mak itu sehat, Mak itu tidak sakit. Penyakit tanpa indo)* yang pernah menyerang beliau tidak terlihat sama sekali.
     Panyakit tanpa indo memang sangat umum terjadi di daerah kami. Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang yang sudah berusia paruh baya. Masyarakat kami menyebutnya sebagai penyakit yang aneh dan misterius. Datang tiba-tiba dan merenggut nyawa. Sebagian masyarakat mengatakan penyakit itu adalah sebuah kutukan.
     Aku memang sangat mengkhawatirkan keadaan Mak. Syukurlah Mak sepertinya tidak apa-apa. Buktinya malam ini Mak terlihat segar dengan daster coklat kembang-kembang putih yang dikena-kannya. Mak itu punya karakter yang kuat, di situlah letak kecantikan beliau. Sebagaimana ibu-ibu    di kampung kami, sulitnya kehidupan telah mengasah Mak semenjak kecil. Terbiasa sendiri, terbiasa mandiri. Makanya kalau pun benar Mak masih sakit beliau tidak akan pernah memperlihatkannya kepada orang lain, apalagi kepada anak-anaknya. Aku masih ingat, mungkin masih sepuluh tahunan-lah usiaku ketika itu. Rata-rata kami sekeluarga hanya bisa makan satu kali sehari. Perut kami hari-harinya kosong keroncongan. Untuk mengisi perut yang kosong kami disuruh minum yang banyak. Atau, disuruh mencari pisang, singkong, atau buah apa saja yang ada di kebun di belakang rumah. Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi. Kami tidak cengeng.  Alhamdulillah kita masih bisa makan, kata Mak, walaupun cuma sekali sehari.  Hal seperti itu sangat sering dialami oleh mak sewaktu masih kecil. Kepada anak-anaknya mak sering menceritakan tentang kepahitan hidupnya. Tidak hanya keluarga Mak, hampir rata-rata di kampung kami kehidupannya sulit. Fisik boleh keropos, kata Mak, tapi kita harus punya batin yang kuat.
     “Kasihan kalian. Mak bertekad tidak ingin menyengsarakan kalian. Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. Ayahmu terlihat lebih tua daripada usianya yang sesungguhnya. Tapi kalian tidak usah khawatir. Cukuplah jadi anak-anak yang baik, kami sudah senang.
     Mak benar. Ayah adalah seorang pekerja keras. Bahkan demi kami ayah tak hirau akan kesehatan-nya sendiri.  Kami anak-anaknya bertekad untuk maju. Bagaimana pun kehidupan harus diubah ke arah yang lebih baik. Kami belajar dengan giat. Memang sayang, di saat aku belum menyelesaikan pendidikanku, ayah dipanggil menghadap Yang Kuasa. Mak tinggal sendiri. Jangankan untuk menang-gung hidup kami sekeluarga, untuk menghidupi dirinya sendiri saja jujur rasanya mak tidak sanggup. Begitulah Mak. Dengan tulang-tulangnya yang lemah mak mengais-ngais rezeki. Sehingga tubuhnya yang lemah itu makin tergerus. Penyakit tanpa indo pun datang. Habislah semua. Beruntung di saat yang sama anak tertua beliau, uda Yon, mendapat pekerjaan yang layak. Beban Mak sedikit berku-rang.
    Mak tersenyum. Kemudian melepaskan genggaman tangannya pada tangan kananku. Menepuk pundakku berkali-kali, dan berlalu menuju kamar tengah. Langkah-langkahnya yang berat membuat miris hati memandang. Tak dipungkiri kerentaan mak sudah lama datang. Kadang apa yang kita ucap-kan tak berbalas sewajarnya. Daya kerja otak dan daya ingat beliau sudah sangat rendah. Jangankan nama, saat sekarang beliau sudah susah membedakan aku anaknya yang ke berapa. Pelan-pelan, satu-satu, Tuhan sudah mulai mengambilnya. Menurut uni Nela, hal ini terjadi setelah tanpa indo itu datang untuk ketiga kalinya. Seluruh syaraf beliau sebelah kiri melemah fungsinya. Mulai dari kepala sampai ujung kaki. Sudah pasti sangat mengganggu kerja jantung yang notabene berada pada rongga dada sebelah kiri. Aku takut kalau alat yang paling vital pada tubuh manusia itu berhenti mendadak. Dan, kematian itu sudah sulit untuk dicegah. Terus terang aku belum siap menerima kenyataan itu. Aku belum melakukan apa-apa untuk mak.
    Mak mucul kembali. Kemudian menggamit tangan kananku dan mengajakku melangkah. Aku ikuti saja apa maunya mak. Sri, istriku, yang berdiri di sampingku hanya bengong dan melongo saja meli-hat adegan itu. Aku pikir untuk apa, rupanya mak ingin mengajak aku untuk mengitari luar dan dalam rumah. Tanpa kata beliau menunjuk bagian-bagian rumah yang sudah mulai merapuh. Mulai dari din-ding rumah. Meranti itu sebagian sudah bisa dilubangi dengan jari telunjuk. Padahal itu adalah kayu  kualitas terbaik saat rumah itu dibangun oleh ayah. Atap rumah juga begitu. Di bagian tertentu kalau kita melihat ke atas dari dalam rumah, kerlap-kerlip bintang di langit pun bisa kita nikmati melalui bolongan atap rumbio yang sudah tua itu. Bahkan serpihan atap-atap lapuk itu sebagian berceceran pada lantai rumah.
     Satu per satu kamar kami datangi. Kami lama terhenti pada kamar belakang. Di sana terdapat dipan sederhana. Tikar pandan masih tergelar di atasnya. Memoriku segera mengingatkan. Bukankah di kamar ini aku biasa merebahkan diri beristirahat kala gelap malam itu datang? Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini.
     Aku mencoba memasuki kamar itu lebih jauh. Mak membiarkanku mengenali benda-benda yang terdapat di sana. Luar biasa! Lemari kecil itu, meja belajar, radio butut kesayanganku, masih ada. Tidak ada yang hilang atau berpindah tempat. Mak tersenyum ke arahku. Cuma karena sudah lama tidak ditempati, debu sudah menjarah di mana-mana. Dalam hati aku berucap, tenang saja Mak, aku janji rumah tua peninggalan ayah ini akan aku renovasi tanpa harus membuang kenangan atau memori sejarah keluarga besar kita. Sekali lagi mak tersenyum. Seakan-akan mak memang telah membaca suara batinku.
     Aku terhenti agak lama pada radio butut yang ada di atas meja belajar. Sungguh konyol ketika itu. Gara-gara radio jelek ini aku sempat punya cita-cita untuk menjadi seorang penyiar, pembaca berita. Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas. Sayang cita-cita itu buyar di saat kuncup-kuncup usia remajaku mulai mekar. Aku didoktrin menjadi tentara oleh kakak tertuaku uda Yon. Tapi itu juga akhirnya kandas. Sudah berapa lama radio kesayangan itu tidak aku sentuh, aku sendiri sudah lupa. Radio itu sudah rusak dibanting oleh keme-nakanku, anak uni Nela. Inilah kali pertamanya lagi kusentuh. Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku.
*  *  *
     “Khuk, huuk khuk ... “
     Suara itu membuatku kaget. Mencari-cari sesuatu kiri-kanan. Tidak ada Mak, hanya Sri. Hanya Sri! Itu suara batuk istriku? Tidak jauh dari tidurku, perempuan itu dengan berat menahan kantuknya. Lihatlah matanya sudah mulai celong. Danau di matanya kemerah-merahan.
     “Kamu belum tidur?”
     Sri menggeleng lemah. Wajahnya kusam dan pucat. Jerawat sudah mulai bermunculan di sana sini pada wajahnya. Tatapan matanya agak redup.
     Sampai kapan kita harus seperti ini? Larut dengan kesedihan yang panjang.” Sudah tidak ter-hitung kalimat-kalimat seperti itu terlontar dari bibirnya belakangan ini. “ Masa berkabung itu sudah harus diakhiri,” lanjutnya.  “Lihatlah anak-anak kita. Kau telah menyita semua waktu dan perhatianku.  Mereka terbiar kini!”
     Perempuan itu menatapku dengan kekhawatiran yang dalam. Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Gelombang-gelombangnya menghempas tajam ke pinggir danau dan berbalik arah ketika menghantam bebatuan. Biru meneduhkan kini berganti dengan gersang. Lama aku larut dalam mata itu. Tidak ada lagi bayangan Mak di sana. Biasanya di kala rindu, aku bisa menangkap sebias senyuman Mak di mata itu.
     Da,” ia mengguncang-guncang bahuku.
    “Mak di mana...
    Berhentilah berhalusinasi. Sesungguhnya Mak kan sudah di sana. Lebih abadi dibanding alam fana yang kita tempati sekarang!”
     Tapi, Sri.”
    Sri menatapku heran, tapi kemudian mencoba merangkulku. Tubuhku didekapnya erat. Lama. Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadaku. Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya. Hangatnya sampai terasa di pu-nggungku. Perempuan ini menangis. Dia menangis!  Pelukan yang seakan tidak mau dia lepas.
     “Da,  aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya.
     “Maksudmu?”
     “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya.
     “Sri ... .” Itukah makna tangisnya? Sisanya mulutku tercekat. Aku berteriak, namun suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh.
     Sepagi itu dengan bungkusan kain seadanya, Sri meninggalkan rumah dengan membawa Millien dan Cinta menuju arah utara. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku. Aku benar-benar tidak bisa melakukan sesuatu untuk mencegah kepergian istri dan anak-anakku. Sekelebat kilatan mata Millien dan Cinta memandang tak mengerti ke arahku. Selanjutnya, mereka benar-benar meninggalkanku  di pagi dingin yang membekukan ini.
   
                                                                                                          Ujung Padang-Kambang , November, 2010          
)* penyakit stroke
     


144 komentar:

  1. kalau tidak salah cerpen ini saya pernah lihat pas kelas 10 saat Bapak menjelaskan materi lewat prokyetor sekilas seperti ini

    cerpen ini sangat menyentuh karena nilai moral yang terkandung dalam cerpen tersebut patut dicontoh seperti seorang anak yang menghargai perasaan seorang Ibunya yang sudah tua dan merawat Ibunya saat terkena stoke tapi di sisi negatif anak tersebut juga tidak menghargai perasaan istri & anaknya walaupun hanya sesaat anak tersebut memiliki rasa kasih sayang yang sangat tinggi baik Ibunya maupun istri & anaknya tapi jangan sakiti perasaan mereka. mereka sangat membutuhkan perhatian dari seorang suami, seorang ayah juga sebagai seorang anak yang berbakti kepada orangtua

    dilihat dari cerpen ini, tatanan bahasanya mudah dipahami orang lain juga kombinasi antara pengalaman diri sendiri yang melibatkan keluarga Bapak dengan tambahan tokoh sangat cocok saya berharap Bapak terus membuat karya-karya seperti ini dalam bentuk yang berbeda. maaf yah pak apabila saya komentarnya terlalu kurang dimengerti oleh bapak tapi bapak bisa mengerti maksud saya bagaimana

    BalasHapus
  2. XII IPS3
    Garyno
    Menurut saya secara keseluruhan isi dari cerita tersebut cukup dalam maknanya. tetapi terdapat tanda baca yang tidak efektif. dan akhir dari cerpen ini juga tidak jelas. kesan mak ina yang ditimbulkan dicerpen itu juga sangat nyata dan kontras kalau dia seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya. tetapi pada bagian akhir novel ini anak mak ina menjadi seorang yang sangat lemah dan hanya meratapi kepergian ibundanya semata tanpa memikirkan kehidupannya bersama istri dan anaknya.

    Cerita tersebut juga mempunyai banyak kesamaan fakta dalam kehidupan sehari-hari. contohnya seorang ibu akan sangat mengkhawatirkan nasib anaknya jika belum menikah di usia matang. dari cerita tersebut dapat kita ambil nilainya yaitu "sikap Mak Ina yang patut contoh, seorang anak yang sangat menyanyangi ibunya, dan sebagai seorang istri tak sepantasnya meninggalkan suaminya apalagi dimasa sulit.

    BalasHapus
  3. XII IPS3
    Garyno
    Menurut saya secara keseluruhan isi dari cerita tersebut cukup dalam maknanya. tetapi terdapat tanda baca yang tidak efektif. dan akhir dari cerpen ini juga tidak jelas. kesan mak ina yang ditimbulkan dicerpen itu juga sangat nyata dan kontras kalau dia seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya. tetapi pada bagian akhir novel ini anak mak ina menjadi seorang yang sangat lemah dan hanya meratapi kepergian ibundanya semata tanpa memikirkan kehidupannya bersama istri dan anaknya.

    Cerita tersebut juga mempunyai banyak kesamaan fakta dalam kehidupan sehari-hari. contohnya seorang ibu akan sangat mengkhawatirkan nasib anaknya jika belum menikah di usia matang. dari cerita tersebut dapat kita ambil nilainya yaitu "sikap Mak Ina yang patut contoh, seorang anak yang sangat menyanyangi ibunya, dan sebagai seorang istri tak sepantasnya meninggalkan suaminya apalagi dimasa sulit.

    BalasHapus
  4. 1. Nilai yang didapat dari cerita tersebut adalah dalam cerpen tersebut patut dicontoh seperti seorang anak yang menghargai perasaan seorang Ibunya yang sudah tua dan merawat Ibunya saat terkena stoke tapi di sisi negatif anak tersebut juga tidak menghargai perasaan istri & anaknya walaupun hanya sesaat anak tersebut memiliki rasa kasih sayang yang sangat tinggi baik Ibunya maupun istri & anaknya tapi jangan sakiti perasaan mereka. mereka sangat membutuhkan perhatian dari seorang suami, seorang ayah juga sebagai seorang anak yang berbakti kepada orangtua

    2. Jika saya menjadi aku di cerita tersebut, saya menyesal karena belum bisa membuat mak dan bapak bahagia. Kemudian saya akan meng ikhlaskan kepergian ke2 orang tua, serta istri dan anak.

    BalasHapus
  5. XII Ips 2

    Menurut saya cerita diatas dapat memberi kesan yg baik, terutama pd sisi positifnya, karena kita diajarkan untuk selalu menyayangi ibu kita, dan kita harus selalu menjaga ibu kita, merawatnya saat ia sedang terkena penyakit hingga sembuh, tp dia jg tidak boleh melupakan org terkasihi disekitar dia seperti anak dan istrinya. Dlm cerpen diatas kita bisa mencontoh perbuatannya yg begitu sayang kepada ibu yg telah melahirkan kita.

    Jika saya menjadi tokoh aku dlm cerpen diatas aku akan mencoba mengikhlaskan kepergian ibu yg benar2 aku cintai walau berat rasanya mengingat bahwa ia telah pergi untuk selamanya, dan aku akan memulai hidup baru bersama istri dan anak ku.

    Rizka Dwi Oktaviani
    Remedial Bhs Indonesia

    BalasHapus
  6. PRANIZA AGUSTI (XII IPS 2)

    1. Bila ada pepatah surga di telapak kaki ibu, mungkin itu adalah gambaran yang paling mulia untuk setiap pengorbanan yang telah beliau lakukan terhadap anak- anaknya. Tak hanya sebagai sosok yang lembut, Mak adalah seorang pendamping yang kuat bagi ayah untuk selalu menyemangatinya.

    2. Jangan biarkan kita kehilangan saat-saat yang akan kita rindukan di masa datang ketika IBU telah tiada...

    BalasHapus
  7. XII IIS 2
    Ardiansyah

    1.pesannya adalah seharusnya kita harus menghargai kedua orang tua kita karna Masi bisa dikasih kesehatan, dan juga kita sebagai anak harus nurut dan berbakti kenapa orang tua kita, kita juga harus bekerja keras supaya kita bisa meraih cita-cita kita dan kita juga bisa membahagiakan orang tua kita

    2. Yang harus saya lakukan adalah saya harus mengikhlaskan karna itu sudah kehendak Allah , saya juga telah menyesal karna saya belum membahagiakan kedua orang tua saya.

    BalasHapus
  8. XII IPS 2
    ANNISA AURELLIA I

    Cerita diatas sangat menyentuh bagi saya, jika dibaca dengan penuh perasaan. Nilai moral kehidupan yang ada didalam cerita tersebut pantut untuk di contoh. Seorang anak yang menghargai perasaan seorang ibu. Mak Ina yang sangat menyayangi anak-anaknya, ibu yang kuat dalam menghadapi penyakitnya yang berulang datang kembali lagi kepada tubuhnya, sampai beliau sudah tidak kuat lagi dan mengakhiri hayatnya. Dan sang anak yang selalu merawat sang ibu. Tetapi pada bagian akhir cerita sang anak belum ikhlas, belum menerima keadaan yang sebenarnya. Sampai ia menelantarkan keluarganya.

    Jika saya menjadi " sang anak " ya, memang sangat berduka, sedih, karna orang yang amat sangat disayang, yang melahirkan telah tiada meninggalkan selama-lamanya. Tetapi saya tidak boleh terus larut dalam kesedihan karna ada hal yang lebih penting juga yang harus dipikirkan yaitu keluarga.

    BalasHapus
  9. Elsa Selviana
    XII IIS 2

    Pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut adalah sebagai anak, kita harus selalu menyayangi dan merawat ibu kita yang sedang sakit. Dan juga sikap Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dan ikhlas dengan penyakit yang dideritanya.

    Jika saya menjadi "aku" dalam cerita tersebut, saya akan berusaha mengikhlaskan kepergian Mak. Karena hidup harus terus berjalan dan alangkah baiknya jika kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. XII IPS2
    Milenium A.S

    Kita tidsk boleh menyerah apapun yang kita alami,sesulit apapun yang kita hadapi.menghargai perasaan istri & anaknya walaupun hanya sesaat anak tersebut memiliki rasa kasih sayang yang sangat tinggi baik Ibunya maupun istri & anaknya tapi jangan sakiti perasaan mereka. mereka sangat membutuhkan perhatian dari seorang suami, seorang ayah juga sebagai seorang anak yang berbakti kepada orangtua

    Karena hidup keluarga tersebut dibilamg sukit,aku harus berusaha membantu mak,minimal tidak merepotkan.Aku tidak boleh larut dalam kesedihan.Meskipun mak sudah tidak ada karena penyakit strok kehidupan harus terus berlanjut.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Adjie Ginanda Fajri

    Saya sudah membaca keseluruhan cerita mak ina ini, bahwa cerita ini mengandung amanah bahwa kasih sayang orangtua itu sepanjang masa, sebagai anak yg tidak ingin durhaka ada baiknya kita harus lebih menyayangi orangtua sebagai balas budi. Tapi baiknya Si anak ini sangat mencintai ibunya, dan dia memiliki istri yg sangat dia cintai seperti dia mencintai ibu nya.

    Jika saya menjadi aku di cerita tersebut saya akan sangat begitu menyesal karna belom bisa membahagiakan ema

    Remedial bhs indonesia
    XII IPS 2

    BalasHapus
  14. DICKY FERNANDO
    XII. IIS.2

    1.pesan yang di sampaikan
    sebagai seorang anak kita harus peduli terhadap kondisi keadaan orang tua kta,dan jangan pernah melukai perasaan ibu kita.
    walaupun keadaan keluarga kita sedang susah janganlah mengeluh, tapi berkerja keras lah untuk memperbaiki kehidupan keluarga supaya menjadi lebih baik.
    dan jangan lah kita berlarut larut dalam kesedihan karna tidak akan merubah apapun.


    2.saya akan merasa menyesal karna belum sempat membanggakan orang tua saya.
    Dan berusaha serta berkerja keras untuk menafkahi keluarga saya supaya tidak mengalami nasib seperti saya

    BalasHapus
  15. XII.IIS.2
    RENNY ROCHIMAWATI BUSYAERI
    Menurut saya, cerpen ini sangat banyak mengandung banyak arti maknanya. Seperti yang dicontohkan oleh anaknya dia memiliki rasa sayang yang sangat tinggi kepada ayah,ibu,serta keluarganya. Ia menjaga dan merawat ibunya yang terkena penyakit, pesan mak ina juga kontras dan jelas kalau ia adalah seseorang ibu yang menyanyanyi anak-anaknya, dan ia juga mengajarkan anak-anaknya untuk menjadi anak yang mandiri,kuat dalam keadaan apapun.


    Cerita tersebut juga mempunyai banyak kesaaman fakta dalam kehidupan sehari-hari. Jika saya menjadi anaknya, saya juga akan melakukan hal yang sama seperti anaknya, Jangan terlalu lama berlarut bersedih, tetapi selanjutnya harus memikirkan keadaan untuk kedepannya. Ia juga sangat menyanyangi keluarga dan mementingkan keadaan keluarga, tetap bersyukur dan tidak mengeluh dalam keadaan apapun. Contohnya seorang ibu akan sangat mengkhawatirkan nasib anaknya jika belum menikah diusia matang. Dari cerita tersebut dapag kita ambil nilainya yaitu "sikap Mak Ina sangat patuh untuk dicontoh, seorang anak yang sangat menyanyanyi ibunya dan sebagai seorang istri tidak sepantasnya meninggalkan suaminya apalagi dimasa keadaan sulit.

    BalasHapus
  16. Muhammad Fazry Hamadi (XII IIS 2)

    Pesan yang tersampaikan pada cerita tersebut, yaitu ;
    Dalam cerita tersebut banyak sekali moral yang tersampaikan bagi anak muda bangsa (terutama saya yang masih duduk di SMA) dalam tokoh aku dapat di contohkan untuk kita semua yang harus mengnyayangi, dan menghormati Ibu, yang telah hidup sebatang kara dan yang membiayai anak - anaknya. Dalam keadaan apapun ibu kita tetap harus bisa kita menyayangi ibu dan merawatnya hingga kelak ia bahagia atas ia melahirkan kita.

    Jika Kita sebagai tokoh aku apa yang harus kita lakukan ?
    Aku harus bisa merawat emak dan membantu emak, paling minimal aku tidak membuat Mak merpotkannya, aku tidak boleh juga melarutkan kesedihan dengan keadaan Mak, apa lagi hingga Mak tidak lagi di sisi aku lagi.

    BalasHapus
  17. Muhammad Fazry Hamadi (XII IIS 2)

    Pesan yang tersampaikan pada cerita tersebut, yaitu ;
    Dalam cerita tersebut banyak sekali moral yang tersampaikan bagi anak muda bangsa (terutama saya yang masih duduk di SMA) dalam tokoh aku dapat di contohkan untuk kita semua yang harus mengnyayangi, dan menghormati Ibu, yang telah hidup sebatang kara dan yang membiayai anak - anaknya. Dalam keadaan apapun ibu kita tetap harus bisa kita menyayangi ibu dan merawatnya hingga kelak ia bahagia atas ia melahirkan kita.

    Jika Kita sebagai tokoh aku apa yang harus kita lakukan ?
    Aku harus bisa merawat emak dan membantu emak, paling minimal aku tidak membuat Mak merpotkannya, aku tidak boleh juga melarutkan kesedihan dengan keadaan Mak, apa lagi hingga Mak tidak lagi di sisi aku lagi.

    BalasHapus
  18. Pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut adalah kita harus tetap menyayangi dan menjaga ibu kita bagaimana pun keadaanya misal sakit..

    Jika saya menjadi "aku" saya akan berusaha mengikhlaskan kepergian ibu saya nantinya walau sesayangnya saya bagaimana pun semua akan kembali

    Wahyu sri kuncoro
    XII.IIS.2
    BHS INDONESIA

    BalasHapus
  19. M. Raffi Irawan
    XII IPS 1

    Pesan dan kesan yang di sampaikan dari cerita ini adalah kita sebagai anak harus selalu menyayangi ibu kita. Dalam keadaan apapun ia nanti,mau seberapa menyusahkannya ibu kita nanti di hari tuanya nanti kita sebagai anak harus tetap menyayanginya tanpa rasa pamrih dan harus selalu ada di sampingnya sampai ia menutup mata. Karna seburuk apapun ibu memperlakukan kita,ia tetaplah orang yang melahirkan kita dan telah merawat dan membimbing kita hingga menjadi seperti sekarang.


    Jika saya "aku" sebagai seorang anak saya mungkin akan mencoba untuk tabah dan merelakan kepergiannya. Karna dengan kita iklas akan kepergiannya itu bisa membuat ia nyaman hidup di akhirat sana.

    BalasHapus
  20. Cerita diatas menceritakan tentang seorang ibu yang sangat memperhatikan anaknya terutama soal perjodohan. Sosok mak ina juga mempunyai karakter penyayang kepada anak dan kuat dalam menjalani hidup sepait apapun. Dapat kita ambil nilai dari cerita tersebut adalah seorang anak yang sangat menyayangi ibunya,dan sebagai istri juga tak seharusnya meninggalkan suami apalagi dimasa sulit.
    Jika saya menjadi tokoh aku,saya akan mencoba mengikhlaskan kepergian ibu yang benar-benar saya cintai walau berat rasaya dan saya akan memulai hidup baru.

    Risma Mithayani
    XII IIS 1

    BalasHapus
  21. Adelia Rahmawati
    XII IPS 1
    Remedial bahasa indonesia

    Pesan yg dapat diambil dari cerita tersebut adalah kita sebagai anak harus selalu menyayangi Mak kita dalam keadaan apapun dan tetap berbakti kepadanya. Saat dia sakitpun kita harus merawat dan menjaganya dengan setulus hati seperti beliau merawat kita dari bayi hingga saat ini. Dan jangan sekali sekali membuat Mak kita sedih.

    Jika saya menjadi 'aku' dalam cerita tersebut saya akan bersedih sekali karena kehilangan Mak kita yang sangat kita sayangi namun kita tidak boleh berlarut larut dalam kesedihan apalagi sampai menelantarkan keluarga sendiri kita harus bangkit dan tetap bersemangat.

    BalasHapus
  22. Menurut saya,cerita diatas patut dicontoh karna kita diajarkan untuk selalu menyayangi ibu kita,selalu merawatnya,dan menjaganya dan kita diajarkan untuk selalu menghargai perasaan dan usaha seorang ibu tetapi jangan juga sampai melupakan orang terkasih disekitar seperti istri dan anak anaknya

    Jika saya menjadi tokoh aku dalam cerita diatas, aku akan menyayangi ibu sepanjang masa dan jika ibu telah tiada aku akan mencoba mengikhlaskan kepergiannya dan akan selalu tetap mengingatnya walau berat rasanya tetapi aku akan mencoba memulai hidup baru dengan keluarga kecilku nanti


    SYIFA NARISYA
    XII IIS 1

    BalasHapus
  23. INDAH APRILIYA(XII.IPS.1)

    1. Didalam cerita tersebut banyak sekali nilai yang dapat diambil,sebagai seorang anak memang seharusnya kita berbakti kepada orng tua apalagi kepada ibu yang trlah merelakan semuanya demi untuk anaknya bahagia.

    2. Jika saya menjadi "aku" dalam cerita tersebut saya akan selalu ada buat emak dan tidak mau membuat emak sedih,dan saya akan membahagiakan emak sebelum emak pergi meninggalkan dunia. Dan ketika emak telah pergi aku akan mengikhlaskan kepergiannya.

    BalasHapus
  24. Nama:adi surya mk
    Kelas:XII-IIS-1
    Pesan:pesan yang dapat diambil dari cerita tersebut bahwa,kita harus menghormati dan selalu mendoakan orang tua kita bahwa,sebagaimana mereka bekerja keras dari hasil keringat yang tercurahkan lewat rezeki halal yang mereka berikan kepada kita.
    Kesan:yang dapat di ambil dari cerita tersebut adalah kerja keras orang tua untuk kita harus kita balas dengan kebaikan dan keikhlasan kita dalam merawat orang tua kita,sebagaimana mereka merawat kita dari kecil.


    Jika saya jadi aku yang saya lakukan adalah :
    Aku harus mengikhlaskan kepergian mak kepada yang maha kuasa ,meskipun rasa sayang terhadap mak itu muncul,dan mengingatkan semuanya kembali .

    BalasHapus
  25. EKA SURYANINGSIH XII.IPS 1
    1.Pesan yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebagai seorang anak sudah kewajiban kita untuk menyayangi dan menghormati orang tua terutama seorang ibu yang sudah melahirkan kita dan merawatnya disaat ia sedang sakit. Mak ina yang tidak pernah mengeluh dengan sakit yang di deritanya sampai akhirnya mak ina meninggal dunia namun anaknya belum ikhlas atas kepergian mak ina

    2. Jika saya sebagai tokoh "aku" dalam cerita tersebut saya mengikhlaskan kerpergian ibu walaupun hati dan perasaan kita menyesal karena belum sempat membahagiakan ibu

    Sekian terima kasih

    BalasHapus
  26. Bayu baktiar
    XII IPS 1

    Pesan yang saya ambil setelah membaca cerpen tersebut adalah kita harus mencintai ibu selayaknya ibu mencitai kita,perjuangan ibu untuk membuat kita tetap hidup dengan cara apapun ibu akan lakukan maka dari itu kita harus berbalas kasih dengan cara berbakti kepada orangtua janganlah membuat ibu kecewa dan menangis turuti perintah ibu dan janganlah membantah.

    Jika saya menjadi "AKU" dalam tersebut kita harus tabah dan ikhlas karena kepergian ibu dan tetaplah ingat perjuangan beliau untuk kita betapa sayangnya beliau kepada kita.

    BalasHapus
  27. Bayu baktiar
    XII IPS 1

    Pesan yang saya ambil setelah membaca cerpen tersebut adalah kita harus mencintai ibu selayaknya ibu mencitai kita,perjuangan ibu untuk membuat kita tetap hidup dengan cara apapun ibu akan lakukan maka dari itu kita harus berbalas kasih dengan cara berbakti kepada orangtua janganlah membuat ibu kecewa dan menangis turuti perintah ibu dan janganlah membantah.

    Jika saya menjadi "AKU" dalam tersebut kita harus tabah dan ikhlas karena kepergian ibu dan tetaplah ingat perjuangan beliau untuk kita betapa sayangnya beliau kepada kita.

    BalasHapus
  28. Isi dari cerita tersebut terdapat pesan bahwa seorang anak harus selalu menyayangi, dan menghormati seorang ibu. Walau saat keadaan apapun bahkan sampai ibu kita sudah tiada, karna bagaimana pun dia tetap ibu kita yang telah melahirkan dan merawat kita sampai dewasa.

    Jika saya menjadi 'aku' saya akan mengikhlaskan kepergiannya, dan selalu mendoakannya ..

    Habib fitriyatudyin
    XII iis 1
    BHS.Indonesia

    BalasHapus
  29. Isi dari cerita tersebut terdapat pesan bahwa seorang anak harus selalu menyayangi, dan menghormati seorang ibu. Walau saat keadaan apapun bahkan sampai ibu kita sudah tiada, karna bagaimana pun dia tetap ibu kita yang telah melahirkan dan merawat kita sampai dewasa.

    Jika saya menjadi 'aku' saya akan mengikhlaskan kepergiannya, dan selalu mendoakannya ..

    Habib fitriyatudyin
    XII iis 1
    BHS.Indonesia

    BalasHapus
  30. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  31. NAMA: ARIEF RAHMAN HAKIM
    KELAS: XII.IIS.1
    REMEDIAL BAHASA INDONESIA

    1. Pesan yang dapat diambil adalah seorang ibu rela berkorban dan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada anaknya,walaupun dalam kondisi seperti apapun seorang ibu selalu berharap yang terbaik untuk masa depan anaknya...

    2.jika saya menjadi tokoh 'aku' dalam cerita tersebut,hal yang saya lakukan yaitu meng ikhlaskan kepergian mak ina,dan terus mendoakan nya karna hidup harus terus berlanjut tidak boleh sedih berlarut larut.Lalu,sayangi ibu kita selagi masih ada waktu jaga ia dengan sebaik mungkin jangan sampai kita melukai perasaanya karena bagaimanapun ia adalah sosok yang sangat berjasa bagi kita ia yang telah melahirkan kita ke dunia ini dan syurga ada ditelapak kaki ibu.

    BalasHapus
  32. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  33. FARAH NAWANG ARROYAN
    (Xll IPS 1)

    1. Menurut saya,pesan yang dapat diambil dari cerita diatas yaitu kita diajarkan untuk selalu menyayangi dan menghormati ibu kita,juga menghargai apapun yang dilakukan ibu untuk kita karena itu adalah tanda bukti sayang ibu terhadap kita,dan juga jangan pernah membuat ibu kita kecewa apalagi sampai membuatnya menangis karena di telapak kaki ibu lah terdapat surga kita.

    2. Jika saya,menjadi tokoh aku dalam cerita di atas aku akan menghargai waktu demi waktu yang aku lalui bersama ibu,hingga mungkin saatnya ibu pergi aku akan berusaha mencoba untuk mengikhlaskan walau berat sekali rasanya kehilangan seseorang yang sangat aku cintai dan sangat berarti dalam hidup ku untuk selama - lamanya dan tidak akan pernah kembali sampai kapan pun,tetapi aku tidak akan terus menerus bersedih dan meratapi kepergian ibu karena aku harus memulai hidup yang baru agar bisa hidup jauh lebih baik ke depannya.

    BalasHapus
  34. Aurelia Choirunisa Dwi Wardhani
    {XII IPS 1}

    1. Pesan yang dapat saya ambil setelah membaca cerita diatas adalah kita sebagai seorang anak sudah sepatutnya menyayangi dan juga menghormati kedua orang tua kita terutama ibu. Perjuangan seorang ibu untuk membuat kita tetap hidup dengan cara apapun akan ibu lakukan, maka dari itu kita harus berbalas kasih dengan cara berbakti kepada orangtua. Jangan sampai kita mengecewakan ayah dan ibu kita.

    2. Jika saya menjadi "AKU" dalam cerita tersebut saya akan tabah dan ikhlas karena kepergian ibu saya dan saya akan selalu ingat perjuangan beliau untuk saya, betapa beliau menyayangi dan juga mengasihi saya.

    Sekian terima kasih.

    BalasHapus
  35. Rayhan Rizka Maydini
    XII IIS 1

    Pesan yang bisa diambil dari cerpen ini adalah perjuangan orang tua yang tidak akan ada habisnya demi kita anak anaknya, apalagi seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu akan terus diingat sepanjang masa hidup kita. Cerpen ini juga mengajarkan agar kita tidak terpaku atas kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata.

    Jika saya menjadi aku dalam cerpen ini saya akan kecewa dan bersedih namun bukan dalam waktu yang lama. Karena saya sadar ada hal yang lebih baik yang menunggu saya di masa depan. Manusia itu datang dan pergi sedangkan kehidupan kita terus berjalan, jadi berhenti menangisi hal yang takkan kembali, lebih baik fokus menjalani hari ini dan mengejar masa nanti.

    BalasHapus
  36. Masayu Bella Ruqayah
    XII IPS 1

    Sebelumnya, terimakasih kepada penulis yaitu Pak Afrizal yang telah mempublikasikan karyanya yang begitu menyuntuh saya.
    Pesan yang tersampaikan dari cerita tersebut salah satunya menurut saya, yaitu ketika tokoh "Aku" yang telah memberi pelajaran bagi pembacanya untuk senantiasa menjaga,menyayangi,dan menghormati oarang tua.Terutama sang Ibu dari tokoh "Aku" yang telah menggantikan posisi sebagai Ayah untuk bekerja keras demi keluarganya.

    Jika saya menjadi tokoh "Aku", saya juga akan merasakan apa yang telah dirasakan tokoh "Aku",akan tetapi saya tidak tidak boleh terus berlarut dalam kesedihan ketika ditinggal oleh orang yang begitu dicintai. Saya juga harus memperhatikan keadaan keluarga saya sendiri agar kehidupan dapat terus berlangsung.
    Sesuatu yang saya ketahui, namun tak pernah saya sadari bahwa orang tua sayapun bisa pergi kapan saja.

    BalasHapus
  37. Aditya Putra Sabila
    XII IPS 1

    Pesan yang dapat diambil dari cerita di atas adalah perjuangan seorang ibu yang tak kenal lelah memberi kasih sayang kepada anaknya. Dan selalu tersenyum atas persoalan apa yang selalu dihadapinya.

    Jika saya menjadi tokoh "aku" maka saya akam berhenti berlama-lama berlarut dalam kesedihan karena mereka yang hidup juga akan mati, jadi mencoba mengikhlaskan kepergian orang yang kita sayangi dan mendoakan kepergianya.

    BalasHapus
  38. Aidha suryani
    XII IIS 4


    Tokoh
    Mak Ina : baik hati, penyayang dan tabah
    Sri : Tabah dan tegas
    Aku : di siplin, penyayang ,sopan
    uni nela
    uda yon
    anak uni nela
    millien dan cinta

    Pesan
    kita sebagai anak harus menyayangi ibu yg telah melahirkan kita dengan penuh perjuangan. Kita tidak boleh pantang menyerah karena keadaan yg sedang kita alami. Kita harus selalu tawakal dan bekerja keras agar masalah yg kita alami cepat reda .

    Jika saya menjadi "aku" saya akan mencoba untuk mengikhlaskan kepergian mak ina , walaupun berat kita harus memulai hidup baru dengan pendamping hidup kita.

    pesan religi
    jangan berlarut dalam kesedihan kita harus bisa bangkit untuk memulai hidup baru dan merubah keadaan .

    BalasHapus
  39. 1. -mak ina: pekerja keras,penyayang,baik, perhatian
    -sri: tegas, penyayang
    -uni nela: baik,lembut, perhatian
    -ayah: bijaksana, pekerja keras, penyayang
    -aku: disiplin, berbakti,sopan santun

    2. Sudah merupakan kewajiban bagi seorang anak untuk menyayangi menghormati dan berusaha membuatnya bahagia, perjuangan seorang ibu untuk anaknya sangatlah besar, membuat tetap hidup dengan berbagai cara, oleh karna itu kita harus berbalas kasih dengan berbakti kepada ibu.

    3.jika saya menjadi "aku" saya akan mengikhlaskannya agar mak ina bahagia dan tenang , tidak lupa untuk selalu mengirimkan doa disana

    4. Selalu mengingat kebaikan orang yang sudah meninggal

    Mila Nur Amalia
    XII IPS4

    BalasHapus
  40. Aku:peyayang,baik dan kuat
    Mak Ina:sabar,kuat,periang dan peyayang
    Sri:baik dan tabah
    Ayah
    Uni nela
    Uda yon
    Anak uni nela
    Millien dan Cinta


    Pesan pengarang:
    Didunia ini hidup kita harus tetap maju walaupun sedikit demi sedikit sesuatu dihidup kita akan hilang tapi kita harus tetap kuat

    Jika saya menjadi "Aku",saya akan tabah walaupun belum bisa membahagiakan kedua orang tua dan kita harus tetap kuat,maju menjalani hidup

    Pesan religius:
    Didalam hidup satu demi satu suatu bagian dari hidup kita akan hilang dan dari situ kita belajar pahitnya suatu kehidupan

    Fahri Ramadhan
    XII IIS 4

    BalasHapus
  41. 1.Mak ina adalah orang yg berkarakter baik,murah senyum,dan baik hati
    . Aku adalah orang yg sangat menjaga perasaan orang lain
    .sri adalah istri dari aku ia memiliki karakter cepat mengambil keputusan
    .millen adalah anak dari aku dan sri
    .cinta adalah anak daei aku dan sri

    2.pesan yg disampaikan penganrang adalah kita harus belajar sejak dini,berusaha untuk menjadi orang sukses untuk membahagiakan orang tua,jangan sampai menjadi karakter "aku" yang belum bisa membahagiakan orang tua dan keluarganya

    3.jika saya jadi karakter "aku" saya sangat menyesal tidak bisa membahagiakan orang tua dan saya akan mencari pekerjaan diluar kota dan saya mengikhlaskan kepergian kedua orang tua dan istri dan anak-anak saya

    4. Ada peppatah mengatakan "lakukan yang terbaik sekarang karena akan lebih buruk bila menyesali yg sudah berlalu dan mengkhawatirkan yg akan datang " kita harus berusaha untuk menggapai cita-cita dan kita harus menyerahkan hidup kita kepada tuhan

    ALFIAN EKY PRAMESTA
    XII-ips 4

    BalasHapus
  42. 1. Tokoh dan karakter
    - mak ina : pendiam , murah senyum, perhatian kepada anaknya , dan seorang ibu yang kuat.
    - "aku" : sangat penyayang terutama kepada ibunya .
    - sri (istri dari tokoh "aku") : baik hati , disiplin
    - uda yon
    - milen dan cinta

    2. Pesan yang disampaikan pengarang
    Kita sebagai seorang anak harus selalu bersikap baik,lemah lembut, rendah hati, menjaga , berbakti, patuh , menghormati, menghargai, dan menyangi orang tua. Terutama kepada ibu , yang telah melahirkan kita, menjaga, dan membesarkan kita tanpa balas budi ataupun imbalan.

    3. Jika saya menjadi tokoh "aku" tentu saya akan merasa sangat sedih karena ditinggalkan sosok ibu yang selalu ada disamping saya, sosok ibu yang selalu mendengarkan curahan hati saya baik dalam keadaan sedih maupun senang. Tetapi saya juga tidak bisa terus terlarut dalam kesedihan itu, karna jika saya kehilangan orang yang saya sayang bukan berarti itu adalah akhir dari kehidupan saya.

    4. Pesan religius
    Ketika kita kehilangan orang yang sangat kita sayangi disitulah kita sadar bahwa kehidupan didunia itu tidak ada yang abadi, sekalipun kita memohon untuk tetap terus bersama dengan orang yang kita sayang, bila tuhan berkata "tidak" kita tidak bisa memaksakannya.

    DOPI RAHMAWATI
    XII.IIS4
    REMEDIAL B.INDONESIA

    BalasHapus
  43. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  44. 1.Mak ina karakter bekerja keras,penyayang,Aku karakter baik,Sri karakter penyabar

    2.Kita sebagai anak harus menghormati jerih payah mereka mencari nafkah untuk menghidupkan keluarganya

    3.Kalau menjadi tokoh "aku" Saya akan merasa kehilangan sosok ibu tetapi saya akan mengikhlaskan kepergian ibu.Kalau kita bersedih terus menerus ibu disana akan ikut sedih

    4.Ketika kita kehilangan sosok ibu kita harus mengikhlaskan kepergian ibu.Setiap manusia akan kembali kepada sang penciptanya

    FERA LIDIA PRATIWI
    XII.IPS.4

    BalasHapus
  45. 1.-Mak Ina:Orangnya pendiam,selalu tersenyum jikalau sedang bahagia maupun sedih atau kesusahan,selalu bekerja keras dan mandiri.
    -Aku :Tidak mau mengecewakan orang lain.
    -Sri :Tegas dalam mengambil keputusan dan terkadang sembarangan.
    -Ayah :seorang pekerja keras yang rela bersusah payah berkorban untuk keluarganya.
    -Uda Nela:Lembut
    -Milien dan Cinta

    2.Kita harus mencintai ibu selayaknya ibu mencintai kita,perjuangan ibu agar membuat anaknya tetap hidup dengan cara apapun pasti ia akan lakukan.

    3.Jika saya menjadi "AKU" dalam cerpen ini saya akan kecewa dan bersedih namun bukan dalam waktu yang lama,saya juga harus memperhatikan keadaan keluarga saya agar kehidupan dapat terus berlangsung.

    4.Pesannya selalu menyayangi ibumu dan menjaganya sampai akhir hayat,janganlah sekali-kali berdusta/durhaka terhadap beliau dan selalu mendoakan ibu yang tiada,berziarah kemakam ibu ketika kita kangen seseorang ibu yang telah tiada.

    Nama :Mohamad Faisal
    Kelas:XII.IIS 4

    BalasHapus
  46. 1.Mak ina adalah orang yg berkarakter baik,murah senyum,dan baik hati
    . Aku adalah orang yg sangat menjaga perasaan orang lain
    .sri adalah istri dari aku ia memiliki karakter cepat mengambil keputusan
    .millen adalah anak dari aku dan sri
    .cinta adalah anak daei aku dan sri

    2.pesan yg disampaikan penganrang adalah kita harus belajar sejak dini,berusaha untuk menjadi orang sukses untuk membahagiakan orang tua,jangan sampai menjadi karakter "aku" yang belum bisa membahagiakan orang tua dan keluarganya

    3.jika saya jadi karakter "aku" saya sangat menyesal tidak bisa membahagiakan orang tua dan saya akan mencari pekerjaan diluar kota dan saya mengikhlaskan kepergian kedua orang tua dan istri dan anak-anak saya

    4. Ada peppatah mengatakan "lakukan yang terbaik sekarang karena akan lebih buruk bila menyesali yg sudah berlalu dan mengkhawatirkan yg akan datang " kita harus berusaha untuk menggapai cita-cita dan kita harus menyerahkan hidup kita kepada tuhan

    ALFIAN EKY PRAMESTA
    XII-ips 4

    BalasHapus
  47. 1.*Mak Ina : pendiam, pekerja keras, penyabar.
    *aku : penyayang
    *Sri Sumira : tegas

    2. 1.Hargailah dan buat orang tua kita bangga selagi orang tua kita masih hidup. 2.Jaga kesehatan tubuh kita karena jika sudah terserang penyakit yang membuat kita tidak mampu lagi untuk beraktivitas, kita akan sangat menyesal. 3.Jadilah orang yang kuat dan tabah, karena jika kita terus larut dalam kesedihan, tidak akan ada habisnya. 4.jadilah kepala keluarga yang tegar dan kuat.

    3. Jika saya menjadi tokoh "aku"dalam cerita tersebut saya akan sedih sekali karena berat rasanya ditinggalkan orang tua tercinta. Tetapi kehidupan terus berjalan, kehidupan memaksakan untuk meng-ikhlaskan kepergian orang yang kita cintai. saya hanya cukup meyakini bahwa orang tua saya di alam sana melihat saya di dunia dan keyakinan itu saya jadikan acuan untuk menjadi orang yang berhasil di dalam kehidupan. Jika saya sudah meng-ikhlaskan kepergian orang tua. Saya harus kuat menjalani masa yang akan datang bersama istri dan anak anak yang sudah saya jalin dan tidak terlalu larut dalam kesedihan.

    4.setiap manusia akan kembali pada yang maha mempunyai jiwa dan tubuh ini, pelajaran hidup akan bisa kita petik, Bahwa hidup itu singkat. Berbuatlah kebaikan dalam segala hal dan buat hal yang luar biasa selama kita hidup. Jadikan hidup yang sikat menjadi penuh makna.

    RAMA ARANSA PUTRA.S
    XII IPS 4

    BalasHapus
  48. Widia Wati
    XII.IPS 4

    1. Tokoh dan karakternya
    1. Aku: sopan, patuh, dan rapuh
    2. Mak Ina: penyayang, pekerja keras, penyabar
    3. Sri Sumirah: tegas, berhati lembut dan ikhlas
    2. Pesan yang disampaikan pengarang yaitu, mengahragi dan menyayangi ibu selagi masih ada. Karna beliau selalu berusaha untuk membahagiakan anak-anaknya tanpa pernah mengenal lelah dan tidak pernah mengeluh.
    3. Jika saya menjadi tokoh aku saya akan mengikhlaskan kepergian ibu , jangan terlalu larut dalam kesedihan dan kita harus bangkit dan jangan melupakan apa yang kita miliki saat ini.
    4. Pesan religius yaitu, selalu sayangi dan hormati ibu selagi masih ada, sebelum menyesal saat beliau telah tiada

    BalasHapus
  49. Anggie Nur Kusuma
    XII IPS 4
    REMEDIAL BAHASA INDONESIA

    1. Tokoh dan karakter
    - Aku : patuh, sayang, perhatian.
    - Mak Ina : pendiam, murah senyum, baik hatinya, penyayang, perhatian.
    - Sri : baik hati, tegas, disiplin.

    2. Tidak apa mengkhawatirkan Mak kita tapi jangan terlalu berlebihan sebab ada anak dan istrinya yang harus diperhatikan dan disayang juga. Sayang kpd Mak itu wajar dan paling terpenting karna ia yang mengandung, melahirkan dan menyayangi kita tapi sayang dan perhatiannya juga harus dibagi kpd anak dan istri yang juga membutuhkannya.

    3. Jika saya menjadi tokoh "Aku" saya akan mengikhlaskan kepergian Mak untuk selamanya tidak menghapus kenangannya/momentnya bersama Mak terlebih hanya mengingat untuk dikenang didlm hidup dan saya akan memberikan lebih perhatian dan kasih sayang untuk anak dan istri yang belum sempat mereka rasakan karna saya egois hanya memikirkan Mak, saya sadar bahwa bukan Mak saja orang yang saya sayang bahwa ada alm.bapak, istri dan anak saya. Saya menyesal telah membiarkan istri saya meneteskan air matanya dan membuat ia membawa anak-anak saya pergi karna kesalahan yang saya perbuat kpdnya.

    4. "Didalam hidup ada kalanya manis dan ada kalanya pahit tetapi dari situ kita tau apa makna dari arti kehidupan yang sesungguhnya / yang benar-benar nyata"

    BalasHapus
  50. 1. Tokoh dan karakter dalam cerita diatas
    a. Mak ina : pendiam, lemah lembut, pekerja keras
    b. Sri Sumirah : Penyayang
    c. Uni Nela : Baik, Perhatian
    d. Uda Yan : Tegas, pekerja keras
    e. Ayah : pekerja keras, bijaksana
    f. milen
    g. cinta

    2. Dari cerita diatas pesan yang ingin disampaikan pengarang yaitu kita harus selalu menyayangi, merawat dan menghormati seorang ibu. karena sesulit apapun keadaan ibu, ibu akan selalu berusaha memberikan kasih dan sayang kepada anak anaknya. dan ketika ibu kita sudah lanjut usia nanti sebagai anak kita harus merawatnya dengan penuh rasa kasih dan sayang sebagaimana ibu merawat kita dahulu.

    3. Jika saya menjadi tokoh aku dalam cerita maka saya akan mengikhlaskan kepergian ibu, dan Sebagai anak saya akan terus berbakti kepada ibu saya dengan cara terus mendoakannya

    4. Pesan religi
    Jika orang tua kita sudah wafat, kita harus selalu mendoakannya, menyambung tali silaturahmi dengan keluarganya dan mengikuti segala wasiatnya dahulu

    RAIHAN ALIF DISAPRANATA
    XII IIS 4
    Remedial Bahasa Indonesia

    BalasHapus
  51. LATIFAH RAKHMA R
    XII IIS 4

    1. Mak Ina : Pejuang senyum,baik hati, penyayang, pekerja keras
    Sri : Egois dan tidak mau susah
    Aku : penyayang ,sopan, sabar
    uni nela
    uda yon
    anak uni nela
    millien dan cinta

    2. Supaya pembaca merasa tesentuh karna telah membacanya dan lebih menyangi dan menghargai ibu kita

    3. Jika saya menjadi "aku" dalam cerita tersebut, saya akan berusaha mengikhlaskan kepergian Mak. Karena hidup harus terus berjalan dan alangkah baiknya jika kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan.


    4. Pesan yang dapat diambil setelah membaca cerpen tersebut adalah kita harus menyayangi, menghormati, dan menjaga orang tua kita terutama ibu karna ibu yang telah melahirkan kita

    BalasHapus
  52. 1. -Mak Ina adalah tokoh yang berkarakter baik, lembut, sabar, murah senyum dan sangat mencintai keluarganya
    -Aku adalah tokoh yang berkarakter baik, sopan dan sangat menyayangi ibunya
    -Sri adalah tokoh yang berkarakter egois

    2. Pesannya adalah kita harus selalu mencintai dan menjaga ibu kita yang sudah berkorban sangat banyak untuk kita. Serta sikap Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dengan keadaan apapun

    3. Jika saya menjadi "Aku" saya akan selalu menjaga ibu saya dan berusaha membuat ibu saya tersenyum bahagia walau kondisinya tidak baik. Dan saya sangat menyesal belum bisa membahagiakan ibu

    4. Pesan religiusnya kita harus bisa tabah dan ikhlas saat kita mendapat cobaan

    Anggun Alsabila
    XII IPS 4

    BalasHapus
  53. TASYA LARASATI
    12.IPS.4

    1. - Mak Ina memiliki karakter pendiam,tak banyak cakap,orang yang tangguh,penyabar,penyayang kepada anak-anaknya.

    - Sri Sumirah adalah istri dari tokoh "Aku". Memiliki karakter tidak bisa berlarut larut dalam kondisi yang menyedihkan,egois, tidak menerima kekurangan suami.

    - "Aku" anak dari seorang mak Ina memiliki karakter seorang yang belum ikhlas atas kematian ibunya, menyayangi ibu,istri serta anak-anaknya,penyabar, anak yang baik.

    - Millien dan Cinta , mereka adalah anak-anak dari tokoh "Aku" dan Sri Sumirah

    2. Cerita diatas memiliki nilai moral bagi masyarakat terutama anak-anak kepada ibunya, cerita tersebut mengajarkan kita untuk tangguh dalam menghadapi masalah apapun dalam kehidupan, mengajarkan anak anak untuk lebih menjaga,merawat dan menyayangi ibunya.

    3. Jika saya menjadi tokoh "Aku" tindakan yang saya lakukan adalah mengikhlaskan kepergian Mak Ina, mendoakan beliau, selalu tabah dan lapang dada dalam menerima musibah yang terjadi dalam kehidupan, dan tidak berlarut larut dalam kesedihan dan kehilangan.

    4. Pesan religiousnya adalah Bahagiakan lah orang tua terutama ibu dalam seumur hidupnya,agar tidak menyesal jika suatu saat nanti mereka sudah tiada. Ikhlaskan lah apa yang sudah tiada, sesungguhnya hanya jasad yang dikubur, jiwa raga nya masih tetap ada dalam diri kami. Dan bersyukurlah dengan apa yang kita miliki saat ini.



    TASYA LARASATI
    XII.IIS.4

    BalasHapus
  54. 1. Tokoh yang terdapat pada cerpen tersebut yaitu
    -Mak Ina, aku,dan Sri(istri dari tokoh aku)
    Karakteristik tokoh.
    -Tokoh Aku mempunyai karakter yang penyabar, penyayang dan sabar dengan keadaan yang adaa, tidak mudah mengeluh.
    -Mak Ina mempunyai karakter yang pendiam,penyayang, tak banyak cakap, dan menghadapi semua persoalan hanya dengan tersenyum.
    -Sri mempunyai karakter egois yang tidak bisa menerima keadaan suami. Seharusnya seorang istri hrs menemani seorang suami susah senang bersamaa
    2. Pesan yang dapat diambil dari cerita diatas yaitu tentang bagaimana perjuangan seorang ibu yang tidak mengenal lelah nyaa hidup susah dan memberikan yang terbaik untuk anak nya. Dari kisah Ini saya menjadi tau kasih sayang orang tua sepanjang masaa.
    3. Jika saya menjadi tokoh "Aku" saya tidak akan terus terusan meratapi kesusahan, dan kesedihan. Tetapi saya akan bangkit dan menunjukan kalo saya bisa membuat bahagia kedua orang tua saya walaupun mereka sudah tiada.
    4. Cerita diatas memberikan pesan yaitu kita sebagai seorang anak harus selalu menyayangi kedua orang tua, dan menerima bagaimana keadaan yg dihadapi oleh orgtua kitaa

    HElSAFELIANTi
    XII IPS4

    BalasHapus
  55. CHORY MILA MAERZA
    XII. IPS 5

    1. -mak ina: pekerja keras,penyayang,baik, perhatian
    -sri: tegas, penyayang
    -uni nela: baik,lembut, perhatian
    -ayah: bijaksana, pekerja keras, penyayang
    -aku: disiplin, berbakti,sopan santun
    2. Pesan yang disampaikan pengarang
    Kita sebagai seorang anak harus selalu bersikap baik,lemah lembut, rendah hati, menjaga , berbakti, patuh , menghormati, menghargai, dan menyangi orang tua. Terutama kepada ibu , yang telah melahirkan kita, menjaga, dan membesarkan kita tanpa balas budi ataupun imbalan.

    3.Jika saya menjadi "aku" dalam cerita tersebut, saya akan berusaha mengikhlaskan kepergian Mak Karena hidup harus terus berjalan dan alangkah baiknya jika kita tidak
    berlarut-larut dalam kesedihan.

    4. Ada peppatah mengatakan "lakukan yang terbaik sekarang karena akan lebih buruk bila menyesali yg sudah berlalu dan mengkhawatirkan yg akan datang " kita harus berusaha untuk menggapai cita-cita dan kita harus menyerahkan hidup kita kepada tuhan

    BalasHapus

  56. Menurut saya, pesan yang dapat diambil dari cerita di atas adalah, Orang tua adalah sosok yang selalu berjuang, bersabar, rela melakukan apapun demi kebahagiaan anak-anaknya. Keduanya tidak pernah mengeluh jika anak-anaknya menginginkan sesuatu walaupun di dalam dirinya juga ada sesuatu yang dinginkan. Terutama ibu, yang sudah berjuang melahirkan kita, merawat kita dan menjaga kita.
    dalam cerita ini juga kita diperingatkan agar selalu menghormati dan jangan pernah membantah orang tua, senantiasa mendoakan mereka, dan menjaga mereka seperti apa yang pernah keduanya beri kepada kita.

    tokoh-tokoh dalam cerita ini memiliki karakteristik seperti berikut :
    1. Mak Ina, ia memiliki sifat yang penyayang kepada anak-anaknya, rela berjuang demi membahagiakan anak-anaknya walaupun sudah ditinggal oleh suaminya, dan pendiam/tidak banyak bicara.
    2. "Aku", didalam cerita ini ia memiliki sifat yang putus asa setelah ditinggal oleh anggota keluarganya dan sepeninggal ibunya, namun, di satu sisi ia memiliki sifat yang patuh dan penyayang kepada ibunya
    3. Ayah dari "Aku", ia memiliki sifat yang pekerja keras dan tangguh
    4. Uda Yon, kakak dari karakter "Aku" yang memiliki sifat yang tegas namun bijaksana
    5. Uni Nela, ia memiliki sifat yang bijaksana
    6. Sri, istri dari "Aku" yang memiliki sifat perhatian, lembut, namun ia mudah putus asa
    7. Millien dan Cinta, mereka adalah anak dari karakter "Aku" dan Sri

    Jika saya seperti karakter "Aku", Saya tidak akan pernah terpuruk dari kesedihan lama-lama, karena kesedihan tidak akan merubah semuanya yang telah lama pergi/tidak ada di hidup kita. Namun, saya akan seperti "Aku" ini yang sangat sayang dan patuh kepada ibunya. Cara yang akan saya lakukan jika saya menjadi seperti karakter ini, saya akan mencari jalan keluar untuk lepas dari kesedihan saya, melakukan hal yang positif agar saya tidak terlarut terlalu lama dari kesedihan, dan mendoakan yang hilang/tidak ada serta mensyukuri semuanya

    RAIHAN WULUNG MAHESI
    XII IPS 5

    BalasHapus
  57. Menurut saya , pesan yang disampaikan dari cerita diatas adalah, seperti yang kita rasakan orang tua adalah sosok yang sangat berarti bagi kita bahkan melebihi apapun di dunia ini. Kasih sayang,rasa sabar,perjuangan,perhatian,pengorbanan dan doanya tidak patut diragukan. Orang tua akan melakukan apapun demi anak-anaknya, mereka rela kelaparan agar anak-anaknya bisa kenyang. Kita sebagai anaknya tidak akan pernah bisa membalas segala jasa jasanya . Pesan dari cerita diatas juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai,menyayangi,hormat,patuh dan selalu membuat mereka bangga dan bahagia selagi mereka masih ada karena kesempatan untuk membahagiakan mereka tidak banyak. Maka dari itu ,buatlah mereka selalu bahagia hingga mereka merasakan bayang bayang surga walaupun mereka sedang berada didunia.

    Karakteristik tokoh:
    1. Aku, adalah sosok tokoh yang sangat menyayangi dan patuh kepada ibunya.
    2. Mak ina, adalah sosok yang sangat menyayangi anak-anaknya dan rela berkorban demi anak-anaknya.
    3. Ayah, adalah sosok yang sangat berkerja keras demi menafkahi anak dan istrinya.
    4. Uda yon, adalah sosok yang tegas dan bijaksana.
    5. Uni nela, adalah sosok yang bijaksana.
    6. Sri , adalah sosok yang penyayang dan tegas.


    Jika saya menjadi karakter "aku" pada cerita tersebut, saya akan mengikhlaskan kepergian mak ina dan saya akan tetap membuatnya bahagia di alam baqa dengan melihat saya bisa mengikhlaskannya dan selalu mengirimkan doa untuknya. Karena kehidupan tidak akan berhenti begitu saja, kita harus memikirkan apa dan bagaimana kehidupan kita di masa mendatang

    LASAUFA YARDHA AISYAH
    XII IPS 5
    REMEDIAL BAHASA INDONESIA

    BalasHapus
  58. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  59. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

  60. Karakteristik tokoh:
    1. Aku, adalah sosok tokoh yang sangat menyayangi dan patuh kepada ibunya.
    2. Mak ina, adalah sosok yang sangat menyayangi anak-anaknya dan rela berkorban demi anak-anaknya.
    3. Ayah, adalah sosok yang sangat berkerja keras demi menafkahi anak dan istrinya.
    4. Uda yon, adalah sosok yang tegas dan bijaksana.
    5. Uni nela, adalah sosok yang bijaksana.
    6. Sri , adalah sosok yang penyayang dan tegas.

    Menurut saya, pesan yang dapat diambil dari cerita di atas adalah, Orang tua adalah sosok yang selalu berjuang, bersabar, rela melakukan apapun demi kebahagiaan anak-anaknya. Keduanya tidak pernah mengeluh jika anak-anaknya menginginkan sesuatu walaupun di dalam dirinya juga ada sesuatu yang dinginkan. Terutama ibu, yang sudah berjuang melahirkan kita, merawat kita dan menjaga kita,maka janganlah kita sebagai anaknya membuat orang tua menangis walapun hanya sebentar.

    Jika saya menjadi karakter "aku" pada cerita tersebut, saya akan mengikhlaskan kepergian mak ina dan saya akan tetap membuatnya bahagia di alam baqa dengan melihat saya bisa mengikhlaskannya.

    Pesan Realigius yang dapat kita petik yaitu kita harus selalu bersyukur walaupun diberi cobaan seberat apapapun oleh ALLAH SWT, jika kita hambanya diberi cobaan berarti ALLAH memperhatikan kita selalu oleh karena itu kita tidak boleh mengeluh apapun cobaanya.

    AZIS YULIANTO
    XII IPS 4

    BalasHapus
  61. DESSY RISTRA RACHMANIA
    XII IPS 4


    1. Tokohnya : Aku, Mak, Ayah, Sri Sumirah, Anak Sri dan aku, Uda Yon, Uni Nela, dan Anak Uni Nela

    2. Menurut saya, pesan yang dapat diambil dari cerita diatas yaitu kita diajarkan untuk selalu menyayangi dan menghormati ibu kita, juga menghargai apapun yang telah ibu berikan dan lakukan untuk kita dari kita dalam kandungan hingga kita sukses, itu adalah tanda bukti sayang ibu terhadap kita dan juga jangan pernah membuat ibu kita kecewa apalagi sampai membuatn ya menangis dan marah karena di telapak kaki ibu lah terdapat surga kita.

    3. Jika saya menjadi tokoh "aku", saya akan menghargai setiap detik di saat ibu masih di sisi kita dan membuat dia terus bangga atas ia melahirkan kita, dan tidak boleh terus terlarut dalam kesedihan atas kepergian ibu, begitu juga tetap berusaha membuat ibu kita selalu tersenyum di alam yang ibu lalui saat dia tiada di sisi kita lagi dengan kesuksesan kita atas berkat do'a ibu.

    4. Aku akan menghargai atas keringat ibu yang telah terbuang untukku, do'akan anak-mu ini untuk membanggakan-mu saat ibu ada dan saat ibu tiada di samping-ku

    BalasHapus
  62. XIIS2

    1.Pesanya adalah ceritanya sangat mendalam dan berkesan ,kita sebagai anak harus menjadi anak yang berbakti ,apa bila orang tua kita sakit, kita harus merawatnya dan memberikan kasih sayang sepenuhnya agar orang tua kita senang ,kita tidak boleh melawan orang tua kita karena surga ada d telapak kaki ibu , apa lagi kalo kita sampai melawan ibu kita, dosanya sangat berkeping2 .dan kita harus menyayangi ,mengasihi , dan membahagiakan orang tua kita sampai akhir hayatnya.

    2.jika saya menjadi "sang anak" saya akan merasa menyesal ,Dan saya harus mengikhlaskan kepergian ibu ,ini semua adalah pelajaran buat kita untuk mengikhlaskan segala sesuatu yang kita cintai

    DEVI MEGAWATI

    BalasHapus
  63. LINA WULANDARI
    XII - IIS 4


    1. - Mak Ina memiliki karakter baik hati,tabah dan penyayang kepada anak-anaknya
    - Sri Sumirah memiliki karakter tabah dan tegas
    - "Aku" anak dari seorang mak Ina memiliki karakter disiplin,penyayang dan sopan
    - Ayah memiliki karakter pekerja keras dan bijaksana
    - Uni nela memiliki karakter baik dan perhatian
    - Uda yon memiliki karakter yang tegas dan bijaksana
    - Millien dan Cinta , mereka adalah anak-anak dari tokoh "Aku" dan Sri Sumirah

    2. Pesan yang dapat diambil dari cerita diatas yaitu tentang kita harus selalu menyayangi, merawat dan menghormati seorang ibu. Karena pengorbanan dan perjuangan seorang ibu merupakan rasa cinta yang luar biasa untuk anaknya

    3. Jika saya menjadi tokoh "Aku" saya akan merasa terpukul dan sangat sedih tetapi saya harus mengikhlaskan kepergian ibu. Karena hidup itu harus terus berjalan dan jangan sampai kepedihan membuat kita kehilangan peluang untuk hidup.

    4. Ketika kita kehilangan orang yang sangat kita cintai disitulah kita tau bahwa kehidupan didunia itu tidak ada yang abadi. Karena setiap manusia pasti akan kembali kepada sang pencipta-Nya

    BalasHapus
  64. 1. -mak ina: pekerja keras,penyayang,baik, perhatian
    -sri: tegas, penyayang
    -uni nela: baik,lembut, perhatian
    -ayah: bijaksana, pekerja keras, penyayang
    -aku: disiplin, berbakti,sopan santun

    2. Pesan yang disampaikan pengarang
    Kita sebagai seorang anak harus selalu bersikap baik,lemah lembut, rendah hati, menjaga , berbakti, patuh , menghormati, menghargai, dan menyangi orang tua. Terutama kepada ibu , yang telah melahirkan kita, menjaga, dan membesarkan kita tanpa balas budi ataupun imbalan.

    3. Jika saya menjadi tokoh "aku" tentu saya akan merasa sangat sedih karena ditinggalkan sosok ibu yang selalu ada disamping saya, sosok ibu yang selalu mendengarkan curahan hati saya baik dalam keadaan sedih maupun senang. Tetapi saya juga tidak bisa terus terlarut dalam kesedihan itu, karna jika saya kehilangan orang yang saya sayang bukan berarti itu adalah akhir dari kehidupan saya.

    4.Ketika kita kehilangan sosok ibu kita harus mengikhlaskan kepergian ibu.Setiap manusia akan kembali kepada sang penciptanya

    Nama: Alvia Ayu Rizkika
    Kelas: XII.IIS.4

    BalasHapus
  65. 1.Tokoh dan karakter
    -Mak ina : Pendiam, lemah lembut, pekerja keras
    -Sri Sumirah : Penyayang
    -Uni Nela : Baik, perhatian
    -Uda Yan : Tegas, pekerja keras
    -Ayah : Pekerja keras, bijaksana
    -Milen
    -Cinta


    2.pesan yg disampaikan pengarang adalah kita harus belajar sejak dini,berusaha untuk menjadi orang sukses untuk membahagiakan orang tua,jangan sampai menjadi karakter "aku" yang belum bisa membahagiakan orang tua dan keluarganya.



    3. Jika saya menjadi tokoh "aku" tentu saya akan merasa sangat sedih karena ditinggalkan sosok ibu yang selalu ada disamping saya, sosok ibu yang selalu mendengarkan curahan hati saya baik dalam keadaan sedih maupun senang. Tetapi saya juga tidak bisa terus terlarut dalam kesedihan itu, karna jika saya kehilangan orang yang saya sayang bukan berarti itu adalah akhir dari kehidupan saya.

    4.Pesan Religius yang dapat kita ambil adalah kita harus selalu bersyukur walaupun diberi cobaan seberat apapapun oleh ALLAH SWT, jika kita hambanya diberi cobaan berarti ALLAH memperhatikan kita selalu oleh karena itu kita tidak boleh mengeluh apapun cobaanya.

    Dandy Irfandiyta Aryadi Putra
    XII IPS 4

    BalasHapus
  66. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus
  67. Alifia Nur Fatimah // 12 IPS 2

    1. Karakteristik tokoh:
    1. Aku, adalah sosok tokoh yang sangat menyayangi dan patuh kepada ibunya.
    2. Mak ina, adalah sosok yang sangat menyayangi anak-anaknya dan rela berkorban demi anak-anaknya.
    3. Ayah, adalah sosok yang sangat berkerja keras demi menafkahi anak dan istrinya.
    4. Uda yon, adalah sosok yang tegas dan bijaksana.
    5. Uni nela, adalah sosok yang bijaksana.
    6. Sri , adalah sosok yang penyayang dan tegas.

    2. Penyebab masalah : Seorang Sri yang tidak kuat melihat suaminya dengan rasa kekhawatiran yang mendalam.
    Bukti kutipan: “Sampai kapan kita harus seperti ini? Larut dengan kesedihan yang panjang.” Sudah tidak ter-hitung kalimat-kalimat seperti itu terlontar dari bibirnya belakangan ini. “ Masa berkabung itu sudah harus diakhiri,” lanjutnya. “Lihatlah anak-anak kita. Kau telah menyita semua waktu dan perhatianku. Mereka terbiar kini!”

    Akibat masalah : Sri meninggalkan Uda sembari membawa barang dengan kain seadanya. Tak lupa membawa kedua anaknya juga untuk ikut pergi bersama Sri.
    Bukti kutipan: “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya.
    “Maksudmu?”
    “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya.


    3. (a)Majas Perbandingan
    Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi.
    (b) Majas Penegasan
    Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi.
    (c) Majas Penegasan
    Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini.
    (d) Majas Sindiran
    Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu?

    BalasHapus
  68. Setyo Nugroho // XII IPS 2

    1. - Mak Ina memiliki karakter baik hati,tabah dan penyayang kepada anak-anaknya
    - Sri Sumirah memiliki karakter tabah dan tegas
    - "Aku" anak dari seorang mak Ina memiliki karakter disiplin,penyayang dan sopan
    - Ayah memiliki karakter pekerja keras dan bijaksana
    - Uni nela memiliki karakter baik dan perhatian
    - Uda yon memiliki karakter yang tegas dan bijaksana

    2. Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.

    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3.- majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
    - majas personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  69. SITI AISYAH LUBIS
    12 IPS 2
    1. Karakter tokoh
    - Mak Inah : seorang ibu yang kuat, penyayang dan sabar
    -Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    - Ayah : Pekerja keras
    - Sri : Pengertian, lembut, namun tegas,mudah putus asa.
    - Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab
    - Millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh "AKU"

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  70. SITI AISYAH LUBIS
    12 IPS 2
    1. Karakter tokoh
    - Mak Inah : seorang ibu yang kuat, penyayang dan sabar
    -Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    - Ayah : Pekerja keras
    - Sri : Pengertian, lembut, namun tegas,mudah putus asa.
    - Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab
    - Millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh "AKU"

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  71. Novrisa Putri Ramadani
    XII IPS 2

    1. Karakter tokoh
    - Mak Inah : seorang ibu yang kuat, penyayang dan sabar
    -Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    - Ayah : Pekerja keras
    - Sri : Pengertian, lembut, namun tegas,mudah putus asa.
    - Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab
    - Millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh "AKU"

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  72. Mawar Puja Herariswana
    12 IPS 2

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    Jawab : - Mak Ina adalah sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang dan tidak memanjakan anak-anaknya, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi.
    - Aku : patuh, sayang, perhatian.
    - Sri : baik hati, tegas, disiplin.
    - Uni Nela : Baik, Perhatian
    - Uda Yan : Tegas, pekerja keras
    - Ayah : pekerja keras, bijaksan
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Jawab : - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.
    3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya
    Jawab : - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
    - Majas Personifikasi
    " “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya."
    - Majas Personifikasi
    " “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."

    BalasHapus
  73. SITI AISYAH LUBIS
    12 IPS 2
    1. Karakter tokoh
    - Mak Inah : seorang ibu yang kuat, penyayang dan sabar
    -Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    - Ayah : Pekerja keras
    - Sri : Pengertian, lembut, namun tegas,mudah putus asa.
    - Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab
    - Millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh "AKU"

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bayu Teguh H. S / 12 IPS 2


      1. Karakter Tokoh :
      Mak ina : Tegar, pekerja keras, sabar, tidak mudah putus asa, murah senyum, penyayang kepada anaknya.
      Uda Yon : Tegas.
      Uni Nela : Bijaksana.
      Aku : Mudah putus asa, sulit untuk melupakan masa lalu, anak yang berbakti.
      Sri : Pengertian, tabah, dan tegas.
      Ayah : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab.

      2. Sebab akibat :
      Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang diderita Mak Ina.
      Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya semakin melemah, hingga akhirnya meninggal karena penyakit yang ada di dalam tubuhnya.

      3. Mencari Majas :
      "Kita bisa menyelam dan berenang² di matanya." (Majas Hiperbola).
      "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya." (Majas simile).
      "Itu suara batuk istriku?". (Majas retorika).

      Hapus
  74. Risanni Maulidya - 12 IPS 2

    1. -Mak Ina, sosok wanita yang kuat, penyayang , pendiam, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
    -Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    -Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    -Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
    -Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
    -Uni Nela, wanita bijaksana
    -Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri

    2. - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. - Majas Hiperbola
    "... suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mata ku meleleh. "
    - Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. "
    -Majas Penegasan
    "Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi."
    - Majas Penegasan
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
    - Majas Sindiran
    "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu?"
    - Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  75. Muhammad Nur Faqih
    12 IPS 2



    1. Karakter Tokoh
    - Mak Ina memiliki karakter baik hati,tabah dan penyayang kepada anak-anaknya
    - Sri Sumirah memiliki karakter tabah dan tegas
    - "Aku" anak dari seorang mak Ina memiliki karakter disiplin,penyayang dan sopan
    - Ayah memiliki karakter pekerja keras dan bijaksana
    - Uni nela memiliki karakter baik dan perhatian
    - Uda yon memiliki karakter yang tegas dan bijaksana

    2. Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. Majas
    - "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan itu." (Majas Sindiran)
    - "Kita bisa menyelam dan berenang² di matanya." (Majas Hiperbola).
    - "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi." (Majas Perbandingan)

    BalasHapus
  76. Saktia putra arie milwani
    XII IPS 2

    1. Bagaimana karakter tokohnya ?
    Karakter mak ima : pendiam, penyayang, perhatian
    Ayah. : Pekerja keras, kuat
    Aku. : Menyayangi orangtua dan patuh terhadap orang tua
    Sri sumirah. : Keibu-ibuan, pengertian Uni nela. : Bijaksana

    2.Apa penyebab masalah dan akibatnya ?
    Disebabkan penyakit tanpa indo yang menyerang menyebar dikampung tersebut yang membuat mak ima terkena penyakit tersebut
    Akibatnya mak ima tidak bisa bicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut

    3. Carilah minimal 3 majas didalamnya ?
    - "Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya." (majas perbandingan).
    -  “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya." (Majas perbandingan).
    - "Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi". (Majas pertentangan).
    - Danau di matanya kemerah-merahan. (Majas perbandingan).

    BalasHapus
  77. Sisca Angelina
    XII IPS 2

    1. Karakter Tokoh
    -mak Inah : seorang ibu yang kuat,penyayang,dan sabar
    -Aku : seorang yang penyayang,patuh,taat,tidak mudah melupakan sesuatu
    -ayah : pekerja keras
    -sri : pengertian,lembut,namun tegas,mudah putus asa
    -uni nela : seorang wanita yang bijaksana
    -uda Yon :pekerja keras,tidak putus asa,bertanggung jawab
    -millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh"AKU"

    2.
    Penyebab : Penyakit yang telah menyebar dan membuat makina mengalami hal yang langkah

    Akibat : Mak ina tidak dapat berbicara dan Tubuhnya habis oleh penyakit tersebut

    3. Majas hiperbola
    Majas simile
    Majas personifikasi

    BalasHapus
  78. Virginia Amaylia Tantri
    12 IPS 2

    1. Karakter tokoh
    - Mak Inah : seorang ibu yang kuat, penyayang dan sabar
    -Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    - Ayah : Pekerja keras
    - Sri : Pengertian, lembut, namun tegas,mudah putus asa.
    - Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab
    - Millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh "AKU"

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  79. Marisca Salsabillah
    12 IPS 2

    1. Karakter tokoh
    - Mak Inah : seorang ibu yang kuat, penyayang dan sabar
    -Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    - Ayah : Pekerja keras
    - Sri : Pengertian, lembut, namun tegas,mudah putus asa.
    - Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab
    - Millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh "AKU"

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  80. Catharina Enggar Retnaningsih
    XII IPS 2

    1. Karakter tokoh :
    • Tokoh Mak Ina adalah seorang ibu dari tokoh aku,Uni nela, dan Uda Yon. Tokoh Mak Ina memiliki karakter keibuan, kuat, mandiri, pekerja keras, perhatian dan rela berkorban untuk anak-anak.
    • Tokoh Aku adalah seorang suami dari tokoh sri sumirah dan ayah dari tokoh Millien & Cinta. Tokoh Aku memiliki karakter yang penyayang kepada keluarga terutama pada ibunya dan juga patuh pada ibunya.
    • Tokoh Sri Sumirah adalah seorang istri dari tokoh Aku dan ibu dari tokoh Millien & Cinta. Tokoh Sri Sumirah memiliki karakter yang lemah lembut, penyayang, dan tegas serta memiliki mata yang indah.
    • Tokoh Ayah adalah seorang ayah dari tokoh Aku, Uni Nela, dan Uda Yon. Tokoh Ayah memiliki karakter yang sangat tangguh, rela berkorban, dan pekerja keras untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
    • Tokoh Uda Yon adalah kakak tertua dari tokoh Aku dan Uni Nela. Tokoh Uda Yon memiliki karakter yang penyayang pada ibunya serta tegas pada adiknya.
    • Tokoh Uni Nela adalah kakak dari tokoh Aku. Tokoh Uni memiliki karakter yang baik, penyayang, dan bijaksana.
    • Tokoh Millien dan Cinta adalah kedua anak dari tokoh Aku dan Tokoh Sri Sumira.
    • Tokoh anak dari Uni Nela adalah keponakan dari tokoh Aku, yang memiliki karakter jahil serta nakal.

    2. Penyebab dan akibat dari masalah :
    • Penyebabnya adalah karena adanya penyakit tanpa indo yang umum terjadi di daerah tersebut yang menyerang orang berusia paruh baya dan Mak Ina-pun terkena penyakit tersebut yang disebut dengan penyakit tanpa indo dan penyakit tersebut penyakit yang aneh dan misterius yang datang tiba-tiba dan dapat merenggut nyawa.
    • Akibatnya adalah karena Mak Ina terkena penyakit tanoa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.

    3. Cari majas didalamnya :
    a) Majas Sindiran :
    • "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan"
    • "Aku didoktrin menjadi tentara oleh kakak tertuaku uda Yon. Tapi itu juga akhirnya kandas." ( Majas Sinisme)
    • "Meranti itu sebagian sudah bisa dilubangi dengan jari telunjuk." ( Majas Sarkasme)
    b) Majas Perbandingan :
    • "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi." (Majas Metafora)
    c) Majas Pertentangan :
    • "Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya." (Majas Hiperbola)
    d) Majas Penegasan :
    • "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas." ( Majas Pleonasme)
    • "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku." ( Majas Pleonasme)

    BalasHapus
  81. Christopher Rio Ginting
    XII IPS 3
    1. Karakter Tokoh
    - Mak Ina : seorang yang pendiam, perhatian / peduli, pekerja keras, pelupa.
    - Ayah : seorang yang pekerja keras.
    - Aku : seorang yang peduli, punya tekad yang kuat, berhalusinasi.
    - Sri : seorang yang cantik rupanya, lembut, mudah putus asa.
    - Millien dan Cinta : anak dari tokoh Aku dan Sri.
    - Uni Ela : seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : seorang yang kerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab.

    2. Penyebab : Penyakit Stroke yang melanda di desanya kemudian Mak Ina pelan-pelan mengalami hal yang langka pada hidupnya.
    Akibat : Mak Ina menjadi tidak bisa bicara, sering lupa, hingga lumpuh habis oleh penyakit di dalam tubuhnya itu yang sudah tersebar.

    3. • Majas Sindiran : "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu?"

    • Majas Simile : “Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Merapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    •  Majas Hiperbola : "Suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh"

    • Majas Personifikasi : "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadaku."

    BalasHapus
  82. Sulaiman Kalifatu Primanugraha
    XII IPS 3
    1. Bagaimana karakter tokohnya?
    = Karakter Tokoh :
    1. Aku adalah sosok tokoh yang sangat menyayangi dan patuh kepada ibunya
    2. Mak ina adalah sosok yang sangat menyayangi anak-anaknya dan rela berkorban demi anak-anaknya
    3. Ayah adalah sosok yang sangat berkerja keras demi menafkahi anak dan istrinya
    4. Uda yon adalah sosok yang tegas dan bijaksana
    5. Uni nela adalah sosok yang bijaksana
    6. Sri adalah sosok yang penyayang dan tegas
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya?
    = Penyebab masalah : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya
    Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya
    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya?
    = 1. Majas Hiperbola
    “… Suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh."

    2. Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    3. Majas Personifikasi
    " Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak."

    BalasHapus
  83. Bintang Syahdan Agustina
    Kelas 12 IPS 3

    1. •Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
    •Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    •Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    •Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
    •Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
    •Uni Nela, wanita bijaksana
    •Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri

    2. •Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    •Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."

    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    BalasHapus
  84. Naila Ritanti Putri
    XII IPS 3

    1. Karakter tokoh:
    - Mak Ina : perhatian, penyayang, pendiam, lemah lembut, pekerja keras
    - Aku : sangat menyayangi orangtua, penurut dan patuh kepada orang tua, disiplin, sopan
    - Ayah : pekerja keras, bijaksana, bertanggung jawab
    - Sri Sumirah : pengertian, tegas, lemah lembut
    - Uni Nela : bijaksana dan baik
    - Uda Yon : tegas, pekerja keras, bijaksana

    2. Penyebab masalah cerita diatas adalah sebuah penyakit yang bernama “tanpa indo” yang menyerang dan sudah menyebar dikampung tersebut, penyakit ini pada umumnya menyerang orang-orang yang berusia paruh baya. Sebagian masyarakat dikampung tersebut juga mengatakan penyakit ini adalah sebuah kutukan. Dan hal ini membuat mak Ina turut terkena penyakit tersebut.
    4. Akibat dari masalah tersebut mak Ina susah untuk berbicara dan semakin lama tubuh Mak Ina habis oleh penyakit tersebut kemudian karena penyakit itu juga Mak Ina telah kehilangan nyawanya dan membuat tokoh Aku sangat sedih yang berlarut - larut kemudian Istri dan anak - anaknya meninggalkannya.

    3. Majas yang ada didalam cerita tersebut adalah:
    - Majas personifikasi
    kutipan : "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"
    - Majas Perbandingan
    kutipan : "Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."
    - Majas Hiperbola
    kutipan : “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas perbandingan
    kutipan :  “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."

    BalasHapus
  85. Ade Mawar Hasrianti
    XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya?
    Jawab:
    a) Mak Ina: Tegar, pekerja keras, sabar, tidak mudah putus asa, murah senyum, penyayang kepada anaknya.
    b) Aku: Salah satu anak dari Mak Ina yang penyayang, patuh, dan perhatian.
    c) Ayah: Pekerja keras, baik hati, tegas, bijaksana.
    d) Uni Nela: Bijaksana, Baik, dan Perhatian
    e) Uda Yan: Tegas, pekerja keras, dan bijaksana.
    f) Sri: Pengertian, lembut, namun tegas,mudah

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya?
    Jawab:
    Penyebab:
    Adanya suatu penyakit tanpa indo yang sudah menyebar di daerah tersebut dan sudah banyak yang menyerang pada orang berusia paruh baya. Mak Ina-pun terkena penyakit yang bernama "penyakit tanpa indo". Penyakit ini juga muncul dengan asal usulnya yang tidak jelas dan misterius.
    Akibatnya:
    Dikarenakan Mak Ina terkena penyakit tanpa indo menyebabkan
    seluruh syaraf Mak Ina melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya. Seperti : tidak bisa bicara, sering lupa, hingga lumpuh habis karena penyakit di dalam tubuhnya itu yang sudah tersebar.

    3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya
    Jawab :
    1) Majas Hiperbola
    "…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh."
    2) Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi.
    3) Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."
    4) Majas Penegasan
    "Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi."
    5) Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    BalasHapus
  86. Chretien Zain
    XII IPS 3

    1. Karakteristik tokoh:
    1. "Aku" adalah anak dari Mak Ina memiliki karakter yang displin, penyayang dan sopan dan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.
    2. Mak Ina, merupakan sosok baik hati dan penyayang kepada anak-anaknya.
    3. Ayah, merupakan sosok pekerja keras dan bijaksana.
    4. Uda yon, merupakan sosok yang tegas dan bijaksana.
    5. Uni nela, memiliki karakter yang baik dan perhatian.
    6. Sri Sumiran, merupakan sosok yang pengertian, lemah lembut dan tegas.

    2. Penyebab masalah : Penyakit tanpa indo yang sudah menyebar dikampungnya dan membuat Mak Ina harus mengalami hal langka pada umumnya
    Akibat masalah : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. Majas yang ada didalam cerita tersebut adalah:
    - Majas personifikasi
    kutipan : "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"
    - Majas Perbandingan
    kutipan : "Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."
    - Majas Hiperbola
    kutipan : “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas perbandingan
    kutipan :  “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."

    BalasHapus
  87. Vinky Deviani S.
    XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya 
    Jawab : - Mak Ina adalah wanita yang kuat,
    rela berkorban demi anak-anaknya, lemah lembut, penyayang, pekerja keras, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi. 
    - Aku : disiplin, sabar dengan keadaan yang ada tidak mudah mengeluh, penyayang, perhatian.
    - Sri : pengertian, tegas, dan lemah lembut
    - Uni Nela : Baik dan Perhatian
    - Uda Yan : Tegas, pekerja keras dan bijaksana
    - Ayah : pekerja keras dan bijaksana

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya 
    Jawab : - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. Majas yang ada didalam cerita tersebut adalah:
    - Majas personifikasi
    kutipan : "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"
    - Majas Perbandingan
    kutipan : "Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."
    - Majas Hiperbola
    kutipan : “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas perbandingan
    kutipan :  “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya

    BalasHapus
  88. Rafi cahya ramadhani
    12 ips 2

    1. Karakter Tokoh
    - Mak Ina memiliki karakter baik hati,tabah dan penyayang kepada anak-anaknya
    - Sri Sumirah memiliki karakter tabah dan tegas
    - "Aku" anak dari seorang mak Ina memiliki karakter disiplin,penyayang dan sopan
    - Ayah memiliki karakter pekerja keras dan bijaksana
    - Uni nela memiliki karakter baik dan perhatian
    - Uda yon memiliki karakter yang tegas dan bijaksana

    2. Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. Majas
    - "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan itu." (Majas Sindiran)
    - "Kita bisa menyelam dan berenang² di matanya." (Majas Hiperbola).
    - "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi." (Majas Perbandingan)

    BalasHapus
  89. Anastasya Fildzah Salsabil
    Xl IPS 2

    1. Karartek Tokoh

    > Mak Ina: Seorang ibu yang penyabar, kuat, bertanggung jawab, pantang menyerah, dan sangat menyayangi anak anak nya.
    > Aku: Tidak bertanggug jawab, sangat menyayangi mak ina, selalu terpuruk, dan taat.
    > Sri: Penyabar, Setia.
    > Ayah: Pekerja Keras
    > Uni Ela : seorang wanita yang bijaksana
    > Uda Yon : seorang yang kerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab.

    2. Penyebab dan Akibat

    Sebab nya adalah Mak Ina yang memiliki penyakit stroke yang dialaminya.
    Yang berakibat Mak ina tak dapat berbicara atau melakukan sesuatu lagi, sehingga mak Ina meninggal dunia. setelah meninggal nya, si "Aku" selalu mengalami keterpurukan.

    3. Majas

    a. Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."

    b. Majas Hiperbola
    “suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    c. Majas Retorika
    "Itu suara batuk istriku?".

    BalasHapus
  90. Ghina Rhoudotul Jannah
    XII IPS 3

    1. Karakter tokoh
    ✓ Mak Inah : Ibu yang penyayang,perhatian,lemah lembut dan tegar
    ✓ Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat kepada orang tua, dan tidak mudah melupakan sesuatu serta disiplin dan juga sopan
    ✓ Ayah : Pekerja keras, bijak sana juga bertanggung jawab
    ✓ Sri : Pengertian, lembut, dan tegas
    ✓ Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    ✓ Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, bertanggung jawab, dan bijaksana

    2. -Penyebab dari masalah tersebut adalah timbul nya sebuah penyakit langka yang menyebar di kampung tersebut dan juga di derati oleh Mak Ina yaitu penyakit yang bernama tanpa indo.
    -Akibat yang di alami Mak ina yaitu Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya

    3. - Majas Sindiran : "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan itu?"
    - Majas Simile : “Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Merapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
    -Majas Hiperbola:
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    -Majas Personifikasi:
    " Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak."
    -Majas perbandingan
    kutipan :  “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."

    BalasHapus
  91. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  92. Amanda Rizkika Putri
    XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya 
    • Mak Inah : Ibu yang penyayang, lemah, lembut, perhatian dan tegar
    • Aku : Seorang yang patuh, penyayang, taat kepada orang tua, dan tidak mudah melupakan sesuatu serta disiplin dan juga sopan
    • Ayah : Pekerja keras, bijak sana dan bertanggung jawab
    • Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, bertanggung jawab, dan bijaksana
    • Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    • Sri : Pengertian, lembut, dan tegas

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    -Penyebab dari masalah tersebut
    Timbul nya sebuah penyakit langka yang menyebar di kampung tersebut dan juga di derati oleh Mak Ina yaitu penyakit yang bernama tanpa indo.
    -Akibat yang di alami Mak ina
    Yaitu Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya

    3. Majas yang ada didalam cerita tersebut adalah:
    - Majas Hiperbola
    kutipan : “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas perbandingan
    kutipan :  “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."
    - Majas personifikasi
    kutipan : "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"
    - Majas Perbandingan
    kutipan : "Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."

    BalasHapus
  93. Fatimah Laya S
    XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    - Mak Ina : perhatian, penyayang, pendiam, lemah lembut, pekerja keras
    - Aku : sangat menyayangi orangtua, penurut dan patuh kepada orang tua, disiplin, sopan
    - Ayah : pekerja keras, bijaksana, bertanggung jawab
    - Sri Sumirah : pengertian, tegas, lemah lembut
    - Uni Nela : bijaksana dan baik
    - Uda Yon : tegas, pekerja keras, bijaksana

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    • Penyebabnya adalah karena adanya penyakit tanpa indo yang umum terjadi di daerah tersebut yang menyerang orang berusia paruh baya dan Mak Ina-pun terkena penyakit tersebut yang disebut dengan penyakit tanpa indo dan penyakit tersebut penyakit yang aneh dan misterius yang datang tiba-tiba dan dapat merenggut nyawa.
    • Akibatnya adalah karena Mak Ina terkena penyakit tanoa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.

    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    • Majas Sindiran : "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan itu?"
    • Majas Simile : “Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Merapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”
    • Majas Hiperbola:
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    • Majas Personifikasi:
    " Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak."
    • Majas perbandingan
    kutipan :  “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."

    BalasHapus
  94. Akmal Qautsar XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    • Mak Inah : Ibu yang penyayang, lemah, lembut, perhatian dan tegar
    • Aku : Seorang yang patuh, penyayang, taat kepada orang tua, dan tidak mudah melupakan sesuatu serta disiplin dan juga sopan
    • Ayah : Pekerja keras, bijak sana dan bertanggung jawab
    • Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, bertanggung jawab, dan bijaksana
    • Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    • Sri : Pengertian, lembut, dan tegas

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    -Penyebab dari masalah tersebut
    Timbul nya sebuah penyakit langka yang menyebar di kampung tersebut dan juga di derati oleh Mak Ina yaitu penyakit yang bernama tanpa indo.
    -Akibat yang di alami Mak ina
    Yaitu Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya

    3. Majas yang ada didalam cerita tersebut adalah:
    - Majas Hiperbola
    kutipan : “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas perbandingan
    kutipan : “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."
    - Majas personifikasi
    kutipan : "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"
    - Majas Perbandingan
    kutipan : "Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."

    BalasHapus
  95. 1. Karakter tokoh
    - Mak Inah : seorang ibu yang kuat, penyayang dan sabar
    -Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    - Ayah : Pekerja keras
    - Sri : Pengertian, lembut, namun tegas,mudah putus asa.
    - Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab
    - Millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh "AKU"

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  96. Febyan Syah
    XII IPS 2

    1. Karakter tokoh
    - Mak Inah : seorang ibu yang kuat, penyayang dan sabar
    -Aku : Seorang yang penyayang, patuh, taat, dan tidak mudah melupakan sesuatu.
    - Ayah : Pekerja keras
    - Sri : Pengertian, lembut, namun tegas,mudah putus asa.
    - Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab
    - Millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh "AKU"

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab cerita diatas adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  97. Bhekti Meila Wiranti
    12 IPS 2

    1. Kararter Tokoh sebagai berikut

    a) Mak Inah : Seorang ibu yang penyabar, kuat, bertanggung jawab, pantang menyerah, dan sangat menyayangi anak anak nya.
    b) Aku : Tidak bertanggug jawab, sangat menyayangi mak ina, selalu terpuruk, dan taat.
    c) Ayah : Pekerja Keras
    d) Uni Ela : seorang wanita yang bijaksana
    e) Uda Yon : seorang yang kerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab.
    f) Sri : Penyabar, Setia.

    2. Penyebab dan Akibat

    Sebab nya adalah Mak Ina yang memiliki penyakit stroke yang dialaminya.
    Yang berakibat Mak ina tak dapat berbicara atau melakukan sesuatu lagi, sehingga mak Ina meninggal dunia. setelah meninggal nya, si "Aku" selalu mengalami keterpurukan.

    3. Majas

    a. Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."

    b. Majas Hiperbola
    “suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    c. Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus
  98. Sumbi Chrisantus D
    XII IPS 3

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    Jawaban:
    - Mak ina : Pendiam, murah senyum, sosok ibu yang kuat, menyayangi anaknya, penuh perhatian kepada anaknya.
    - Aku: sosok seorang yang tangguh, pantang menyerah, suka bernostalgia, mematuhi orang tua, orang yang menyayangi ibunya
    - Ayah: Seorang yang pekerja keras, bertanggung jawab, dan bijaksana.
    - Uda Yon: kakak tertua "Aku" yang bijaksana, pekerja keras dan bertanggung jawab.
    - Uni Nela: wanita yang baik
    - Sri Sumirah: istri dari "Aku", wanita yang mudah putus asa, tegas namun pengertian dan perhatian,
    - Millien dan Cinta: kedua anak dari "aku" dan Sri

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab : Mak Ina yang mengidap penyakit tanpa indo yang membuatnya mengalami hal yang langka pada umumnya
    Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    5. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  99. Gilang ramadhan 12 ips 2
    1. Tokoh dan karakter dalam cerita diatas
    a. Mak ina : pendiam, lemah lembut, pekerja keras
    b. Sri Sumirah : Penyayang
    c. Uni Nela : Baik, Perhatian
    d. Uda Yan : Tegas, pekerja keras
    e. Ayah : pekerja keras, bijaksana
    f. milen
    g. cinta
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    • Penyebabnya adalah karena adanya penyakit tanpa indo yang umum terjadi di daerah tersebut yang menyerang orang berusia paruh baya dan Mak Ina-pun terkena penyakit tersebut yang disebut dengan penyakit tanpa indo dan penyakit tersebut penyakit yang aneh dan misterius yang datang tiba-tiba dan dapat merenggut nyawa.
    • Akibatnya adalah karena Mak Ina terkena penyakit tanoa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.
    3. 3 Majas di dalam cerita
    - Majas Hiperbola
    “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “

    - Majas Simile
    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    - Majas Personifikasi
    "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"

    BalasHapus

  100. Novia Salekah (12 IPS 2)
    1. Bagaimana karakter tokohnya?
    a.) Aku: disiplin, penyayang dan patuh kepada ibunya.
    b.) Mak Ina: penyayang kepada anaknya, pekerja keras dan rela berkorban demi anak-anaknya.
    c.) Ayah: pekerja keras, tegas, baik hati, dan bijaksana.
    d ) Uda Yon: tegas dan bijaksana.
    e.) Uni Nela: bijaksana dan perhatian.
    f.) Sri: penyayang dan lembut namun tegas.

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya?
    Penyebab:
    Adanya suatu penyakit tanpa indo yang sudah menyebar di daerah tersebut dan sudah banyak yang menyerang pada orang berusia paruh baya. Mak Ina-pun terkena penyakit yang bernama "penyakit tanpa indo". Penyakit ini juga muncul dengan asal usulnya yang tidak jelas dan misterius.

    Akibatnya:
    Dikarenakan Mak Ina terkena penyakit tanpa indo menyebabkan
    seluruh syaraf Mak Ina melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya. Seperti : tidak bisa bicara, sering lupa, hingga lumpuh habis karena penyakit di dalam tubuhnya itu yang sudah tersebar.

    3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya!
    Jawab :
    "…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh." (Majas hiperbola)

    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi." (Majas perbandingan)

    "Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi." (Majas penegasan)

    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.” (Majas simile)

    BalasHapus
  101. Roro Diah Salindri
    XII IPS 4

    1. Karakter tokoh
    Jawaban:
    - Mak ina : Sosok ibu yang kuat, menyayangi anaknya, penuh perhatian kepada anaknya,murah senyum.
    - Aku: Seorang yang tangguh,sopan,pantang menyerah, patuh terhadap orang tua, orang yang sangat menyayangi ibunya.
    - Ayah: Sosok ayah yang pekerja keras, bertanggung jawab, dan bijaksana.
    - Uda Yon: Pekerja keras,bertanggung jawab,tidak putus asa.
    - Uni Nela: Wanita yang bijaksana dan baik.
    - Sri Sumirah: Sosok yang tegas,pengertian.
    - Millien dan Cinta: Kedua anak dari "aku" dan Sri.

    2. Penyebab masalah dan akibat
    Penyebab : Mak Ina yang mengidap penyakit langka ‘tanpa indo’ yang sudah menyebar di kampung tersebut membuatnya mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya : Karena penyakit tanpa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan tidak bisa berbicara dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.

    3. Majas
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  102. Hans Nehemia Natanael, XII IPS 4

    1. Karakter Tokoh
    -. Mak Ina : Sesosok perempuan yang tangguh, sayang kepada keluarganya, tidak gampang menyerah, murah senyum, penyabar, sosok perempuan yang kuat
    -. Tokoh Aku : Seorang anak yang patuh terhadap kedua orang tuanya, memiliki memori yang kuat, jaranv mengeluh dan sangat menyayangi keluarganya
    -. Ayah : Sosok pria yang tangguh, pekerja keras
    -. Sri : Istri dari tokoh "Aku" memiliki sifat pengertian, penyayang, dan kadang mudah putus asa
    -. Uda Yon : Bertanggung jawab dan bijaksana
    -. Uni Nella : Bijaksana
    -. Millien dan Cinta : Anak dari tokoh "Aku"

    2. Penyebab : Penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut menyerang Mak Ina karena penyakit tanpa indo menyerang orang yg sudah lanjut usia
    Akibat : Mak Ina tidak dapat berbicara dan lambat laun tubuhnya habis oleh penyakit tanpa indo

    3. Majas Di dalam cerita
    -. Majas Hiperbola:
    ".. suara tidak pernah muncul dari mulutku, air mataku meleleh".
    -. Majas Perbandingan :
    " Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, Kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi"
    -. Majas Sindiran :
    " Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu?"
    -. Majas Hiperbola :
    " Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."
    -. Majas Sarkasme :
    "Meranti itu sebagian sudah bisa dilubangi dengan jari telunjuk."

    BalasHapus
  103. Fitri Rahmadhanti
    XII IPS 3
    1. Karakteristik tokoh:
    1. Aku,tokoh yang sangat menyayangi dan patuh kepada ibunya.
    2. Mak ina, tokoh yang sangat menyayangi anak-anaknya dan rela berkorban demi anak-anaknya.
    3. Ayah, tokoh yang sangat berkerja keras demi menafkahi anak dan istrinya.
    4. Uda yon, tokoh yang tegas dan bijaksana.
    5. Uni nela, tokoh yang bijaksana.
    6. Sri , tokoh yang penyayang dan tegas.

    2. Penyebab masalah : Seorang Sri yang tidak kuat melihat suaminya dengan rasa kekhawatiran yang mendalam.
    Bukti kutipan: “Sampai kapan kita harus seperti ini? Larut dengan kesedihan yang panjang.” Sudah tidak ter-hitung kalimat-kalimat seperti itu terlontar dari bibirnya belakangan ini. “ Masa berkabung itu sudah harus diakhiri,” lanjutnya. “Lihatlah anak-anak kita. Kau telah menyita semua waktu dan perhatianku. Mereka terbiar kini!”

    Akibat masalah : Sri meninggalkan Uda sembari membawa barang dengan kain seadanya. Tak lupa membawa kedua anaknya juga untuk ikut pergi bersama Sri.
    Bukti kutipan: “Da, aku bawa anak-anak.” Masih dalam dekapannya.
    “Maksudmu?”
    “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya.


    3. (a)Majas Perbandingan
    Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi.
    (b) Majas Penegasan
    Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi.
    (c) Majas Penegasan
    Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini.
    (d) Majas Sindiran
    Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu?

    BalasHapus
  104. Endru rifaldo haris
    XII IPS 4
    1. Bagaimana karakter tokoh tersebut
    • Tokoh Mak ina memiliki sifat pendiam, kuat/tegar menghadapi segala sesuatu, murah senyum
    • Tokoh aku memiliki sifat penyabar
    • Tokoh ayah memiliki sifat pekerja keras
    • Tokoh uda yon hanya sebagai figuran
    • Tokoh uni nela hanya sebagai figuran
    • Tokoh sri penyabar, baik hati
    • Millien dan cinta hanya tokoh figuran

    • Mak ina (protagonis)
    • Aku (protagonis)
    • Ayah (protagonis)
    • Uda yon (figuran)
    • Uni nela (figuran)
    • Sri ( protagonis)
    • Milien dan cinta (figuran)

    2. Penyebab masalah nya adalah karena tokoh aku terlalu lama larut dalam kesedihan sampai-sampai menghiraukan istri dan anak nya akibatnya tokoh aku di Tinggal kan oleh anak dan istrinya
    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    • Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    • Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    • Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    Balas

    BalasHapus
  105. RAHAYU DARRIN EKA PUTRI [12 IPS 4]

    1. Karakter pada Tokoh:
    + Mak Ina, merupakan sosok yang tangguh serta mandiri, dan selalu sayang terhadap anak-anaknya.
    + "Aku", merupakan anak yang tidak pernah mengeluh dalam keadaan apapun, dan sangat sayang pada sosok Mak Ina.
    + Ayah, sosok tulang punggung keluarga yang pekerja keras dalam menafkahi keluarganya.
    + Uda Yon, hanya berlaku sebagai figuran.
    + Uni Nela, hanya berlaku sebagai figuran.
    + Sri, sosok yang penyabar.
    + Millien dan Cinta, hanya berlaku sebagai figuran.

    2. Sebab serta akibat yang terdapat dalam cerita :
    Inti titik fokus permasalahan terdapat dalam tokoh "Aku" yang terlalu meratapi kesedihan akibat tinggalkan oleh mendiang Mak Ina, tokoh "Aku" ini lantas sampai-sampai mengabaikan keluarganya sendiri yaitu istri dan anak-anaknya (MIllien dan Cinta). Dan berakhirnya istrinya ini meninggalkan tokoh "Aku" karena dia sebagai istrinya merasa telah diabaikan oleh sang suami lantaran suaminya ini terlalu berlarut-larut dalam kesedihan yang mendalam.

    3. Macam-macam yang saya temukan dalam cerita ini :
    - “Berhentilah berhalusinasi. Sesungguhnya Mak kan sudah di sana. Lebih abadi dibanding alam fana yang kita tempati sekarang!” (MAJAS PENEGASAN)

    - “Sampai kapan kita harus seperti ini? Larut dengan kesedihan yang panjang.” (MAJAS PENEGASAN)

    - Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya. (MAJAS HIPERBOLA)

    BalasHapus
  106. 1. Karartek Tokoh

    - Mak Ina: Seorang ibu yang penyabar, kuat, bertanggung jawab, pantang menyerah, dan sangat menyayangi anak anak nya.
    - Aku: Tidak bertanggug jawab, sangat menyayangi mak ina, selalu terpuruk, dan taat.
    - Sri: Penyabar, Setia.
    - Ayah: Pekerja Keras
    - Uni Ela : seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : seorang yang kerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab.

    2. Penyebab dan Akibat

    Sebab nya adalah Mak Ina yang memiliki penyakit stroke yang dialaminya.
    Yang berakibat Mak ina tak dapat berbicara atau melakukan sesuatu lagi, sehingga mak Ina meninggal dunia. setelah meninggal nya, si "Aku" selalu mengalami keterpurukan.

    3. Majas

    a. Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."

    b. Majas Hiperbola
    “Air danau matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya""

    c. Majas Retorika
    "Itu suara batuk istriku?".

    BalasHapus
  107. Nama:Cahya Fajri Ramadhan
    Kelas:XII IPS 4

    1.Karakter Tokoh

    - Mak Ina: Seorang ibu yang penyabar, kuat, bertanggung jawab, pantang menyerah, dan sangat menyayangi anak anak nya.
    - Aku: Tidak bertanggug jawab, sangat menyayangi mak ina, selalu terpuruk, dan taat.
    - Sri: Penyabar, Setia.
    - Ayah: Pekerja Keras
    - Uni Ela : seorang wanita yang bijaksana
    - Uda Yon : seorang yang kerja keras, tidak putus asa, dan bertanggung jawab.

    2. Penyebab dan Akibat

    Sebab nya adalah Mak Ina yang memiliki penyakit stroke yang dialaminya.
    Yang berakibat Mak ina tak dapat berbicara atau melakukan sesuatu lagi, sehingga mak Ina meninggal dunia. setelah meninggal nya, si "Aku" selalu mengalami keterpurukan.

    3. Majas

    a. Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."

    b. Majas Hiperbola
    “Air danau matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya""

    c. Majas Retorika
    "Itu suara batuk istriku?".

    BalasHapus
  108. Muhammad Esya Irfan
    XII IPS 4

    1. Bagaimana karakter tokoh tersebut
    • Tokoh Mak ina memiliki sifat pendiam, kuat/tegar menghadapi segala sesuatu, murah senyum
    • Tokoh aku memiliki sifat penyabar
    • Tokoh ayah memiliki sifat pekerja keras
    • Tokoh uda yon hanya sebagai figuran
    • Tokoh uni nela hanya sebagai figuran
    • Tokoh sri penyabar, baik hati
    • Millien dan cinta hanya tokoh figuran

    • Mak ina (protagonis)
    • Aku (protagonis)
    • Ayah (protagonis)
    • Uda yon (figuran)
    • Uni nela (figuran)
    • Sri ( protagonis)
    • Milien dan cinta (figuran)

    2. Penyebab masalah nya adalah karena tokoh aku terlalu lama larut dalam kesedihan sampai-sampai menghiraukan istri dan anak nya akibatnya tokoh aku di Tinggal kan oleh anak dan istrinya
    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    • Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    • Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    • Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    Balas

    BalasHapus
  109. Astri Maysuri XII Ips 4

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    - Mak ina : mempunyai katakter murah senyum, penyayang, perhatian kepada anaknya, sabar, dan tangguh.
    - Aku : mempunyai karakter patuh kepada orang tua, berpikiran maju, pantang menyerah, sopan santun, serta kuat.
    -Ayah : mempunyai karakter pekerja keras, rela berkorban demi keluarga, bertanggung jawab.
    -Uda Yon : mempunyai karakter pekerja keras dan bijaksana.
    -Uni lela : mempunyai karakter bijaksana
    - Sri Sumirah : baik, pengertian, dan tegas.
    - Millien dan Cinta : Anak dari tokoh 'Aku'

    2. Penyebab masalah dan akibat.
    Penyebab : karena suatu penyakit indo yang menyerang mak ina yang sudah berusia paruh baya.
    Akibat : dengan tubuhnya yang semakin melemah dan penyakit indo menyerang dan habislah semua seluruh syaraf sebelah kiri melemah dari ujung kepala sampai ujung kaki.

    3. Majas dalam cerita
    -majas simile :
    "... Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi yang menelusuri kali kali yang mengalir di dalamnya."

    -majas hiperbola
    "... Suara tidak pernah muncul dari mulutku, Air mataku meleleh."

    -majas perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, Kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."

    - majas sindiran
    "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu?"

    BalasHapus
  110. Diaz Fawaz Murdiana

    XII IPS 4

    1. Bagaimana karakter tokoh tersebut
    • Tokoh Mak ina memiliki sifat pendiam, kuat/tegar menghadapi segala sesuatu, murah senyum
    • Tokoh aku memiliki sifat penyabar
    • Tokoh ayah memiliki sifat pekerja keras
    • Tokoh uda yon hanya sebagai figuran
    • Tokoh uni nela hanya sebagai figuran
    • Tokoh sri penyabar, baik hati
    • Millien dan cinta hanya tokoh figuran

    • Mak ina (protagonis)
    • Aku (protagonis)
    • Ayah (protagonis)
    • Uda yon (figuran)
    • Uni nela (figuran)
    • Sri ( protagonis)
    • Milien dan cinta (figuran)

    2. Penyebab masalah nya adalah karena tokoh aku terlalu lama larut dalam kesedihan sampai-sampai menghiraukan istri dan anak nya akibatnya tokoh aku di Tinggal kan oleh anak dan istrinya
    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    • Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    • Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    • Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    Balas

    BalasHapus
  111. Taffyne Alfidha Zatibayani
    XII IPS 2

    1. Karakter tokoh :
    a. Mak Ina : sosok ibu yang keibuan, kuat, mandiri, pekerja keras, perhatian dan rela berkorban untuk anak-anak.

    b. Aku : penyayang kepada keluarga terutama pada ibunya dan juga patuh pada ibunya.

    c. Sri Sumirah (istri Aku) : lemah lembut, penyayang, dan tegas.

    d. Ayah : sangat tangguh, rela berkorban, dan pekerja keras untuk mencari nafkah bagi keluarganya.

    e. Uda Yon : penyayang pada ibunya serta tegas pada adiknya.

    f. Uni Nela : baik, penyayang, dan bijaksana.

    g. Millien dan Cinta : kedua anak dari Aku dan Sri Sumira.


    2. Penyebab dan akibat dari masalah :
    a. Penyebabnya adalah karena adanya penyakit tanpa indo atau stroke yang umum terjadi di daerah tersebut yang menyerang orang berusia paruh baya dan Mak Ina-pun terkena penyakit tersebut yang disebut dengan penyakit tanpa indo dan penyakit tersebut penyakit yang aneh dan misterius yang datang tiba-tiba dan dapat merenggut nyawa.

    b. Akibatnya adalah karena Mak Ina terkena penyakit tanoa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.

    3. Cari majas didalamnya :
    a. Majas Sindiran :
    "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan"

    b. Majas Sarkasme
    "Meranti itu sebagian sudah bisa dilubangi dengan jari telunjuk."

    c. Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."

    d. Majas Hiperbola
    "Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."

    e. Majas Pleonasme
    "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku."

    BalasHapus
  112. Regita Emelia Cahyani
    XII IPS 4

    1. Bagaimana karakter
    tokohnya
    - Mak Ina : Pendiam, penyanyang, perhatian, mandiri, sabar.
    - Sri : Penyayang, sabar, tegas.
    - Aku : Patuh terhadap orang tua, penyayang, berhati-hati saat berbicara.
    - Ayah : Pekerja keras, pantang menyerah, sabar.
    - Uda Yon : Pekerja keras
    - Millien dan Cinta : anak dari tokoh Aku dan Sri.
    - Anak Uni Nela.

    2. Apa penyebab masalah
    dan akibatnya
    Penyebab : Penyakit tanpa indo yang menyebar di daerah tersebut dan Mak salah satu orang yang terkena penyakit tersebut hingga meninggal dunia dan membuat Aku, anaknya, larut dalam kesedihan yang cukup lama sehingga istrinya tidak tahan menahan kesedihan Aku.

    Akibat : akibatnya Sri, istri Aku, tidak tahan menghadapi kesedihan yang berlarut-larut itu dan meninggalkan Aku dengan membawa anak-anaknya ke rumah ibunya.

    3. Carilah minimal 3 majas
    di dalamnya
    - Majas Alegori
    "Danau di matanya kemerah-merahan."
    - Majas Hiperbola
    "...di pagi dingin yang membekukan ini."
    - Majas Simile
    " Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    - Majas Personifikasi
    "Danau di matanya yang biasanya tenang kini beriak. Gelombang-gelombangnya menghempas tajam ke pinggir danau dan berbalik arah ketika menghantam bebatuan."

    BalasHapus
  113. Jenny Puspitasari
    XII IPS 2

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    - Mak Ina : seorang ibu yang kuat, murah senyum, penyabar, pendiam, perhatian terhadap anak anaknya, penyayang.
    - Aku : sosok yang patuh terhadap ibunya, penyayang, suka mengingat masa lalunya.
    - Ayah : seorang ayah yang pekerja keras, bijaksana, rela berkorban.
    - Sri Sumirah : sosok wanita yang tegas, penyayang, lemah lembut.
    - Uda Yon : sosok pria yang pekerja keras, bertanggung jawab, tegas, bijaksana.
    Uni Nela : sosok wanita yang baik, perhatian, bijaksana.
    Millien dan Cinta : Kedua anak dari tokoh Aku dan Sri Sumirah.

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebabnya, Panyakit tanpa indo memang sangat umum terjadi di daerah tersebut. Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang yang sudah berusia paruh baya. Salah satunya, Mak Ina terkena penyakit tersebut.
    penyakit tanpa Indo yang aneh dan misterius. Datang tiba-tiba dan merenggut nyawa.

    Akibatnya, seluruh syaraf Mak Ina yang sebelah kiri melemah fungsinya. Mulai dari kepala sampai ujung kaki. Daya kerja otak dan daya ingat beliau sudah sangat rendah. Dan, kematian itu sudah sulit untuk dicegah.

    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    a) Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."

    b) Majas Sarkasme
    "Meranti itu sebagian sudah bisa dilubangi dengan jari telunjuk."

    c) Majas Simile
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.”

    d) Majas Hiperbola
    "suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh."

    BalasHapus
  114. Erica Anindya Utomo
    XII IPS 4

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    • Mak Ina : penyayang, tangguh, dan bertanggung jawab.
    • Aku : Penurut dan penyayang.
    • Sri : Tidak sabar
    • Ayah, Uda Yon, Uni Nela, anak Uni Nela, Millien, dan Cinta : figuran
    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    Penyebab konflik dari cerita tersebut adalah sakit stroke yang di derita Mak Ina yang membuatnya tutup usia dan mengakibatkan 'Aku' dalam cerita tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibu nya sudah tiada dan membuat keluarga nya tidak terurus dengan baik sehingga sang istri pergi meninggalkannya.
    3. Carilah minimal 3 majas didalamnya
    Personifikasi :
    • Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak.
    • ..., debu sudah menjarah di mana-mana.
    • Seakan- akan mak memang telah membaca suara batinku.
    •Tatapan matanya redup.
    Eufemisme :
    • Penyakit ini umumnya menyerang orang-orang yang sudah berusia paruh baya.
    •..., Ayah dipanggil menghadap Yang Kuasa.
    Hiperbola : Dengan •tulang-tulangnya yang lemah mak mengais-ngais rezeki.
    • Bahkan dikamar itulah darah tertumpah saat kehadiran keluar dari rahim mak.

    BalasHapus
  115. Elsa Nurachmah XII IPS 4

    1. Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
    b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
    c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.

    2. Penyebab masalah dan akibatnya
    Disebabkan karena tokoh "Aku" memiliki karakter yang sangat menyayangi sosok ibunya, patuh kepadanya sampai bertekad bisa membalas pengorbanan orang tuanya. Tapi karena terlalu larut pada sosok ibunya itu yang padahal sudah dipanggil tuhan, kehidupan rumah tangganya bersama Sri jadi kurang diperhatikan hingga Sri menggambil keputusan konyol untuk berpisah dengan si tokoh "Aku" dan membawa anak-anaknya juga.

    3. Tiga majas
    • Majas personifikasi: "Perut kami hari-harinya kosong keroncongan"
    • Majas Hiperbola: "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    • Majas Repetisi: "Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba saja semua anggota badanku berasa menjadi kaku: bibirku kaku, lidahku kaku, tanganku kaku, kakiku kaku"
    • Majas Ironi: "Akan kubuktikan kepada orang-orang kampung bahwa aku juga bisa terkenal lewat suaraku yang ngebas"
    • Majas Simile: "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapimenelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    • Majas Asosiasi: "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  116. SHIELLA NOVIA ANGELICA - XII IPS 4

    1.Karakter tokoh
    -Mak Ina : orang yang pendiam (lebih sering mengandalkan anggota tubuhnya untuk berkomunikasi) , murah senyum, penyayang, sabar, mandiri , perhatian kepada anaknya, dan tangguh
    - Aku : patuh kepada orang tua terutama ibunya, penyayang, dan tidak pernah
    mengeluh
    - Sri Sumirah (Istri tokoh Aku): Penyayang, Tegas, dan Pengertian
    - Ayah : Bertanggung jawab, rela berkorban demi keluarganya, dan tangguh
    - Uda Yon : Bijaksana, bertanggung jawab, pekerja keras, dan tidak mudah putus asa
    -Uni Nela : Baik, bijaksana, dan penyayang
    -Millien dan Cinta, kedua anak dari tokoh Aku dan Sri

    2. Penyebab dan akibat dari masalah
    -Penyebab
    Penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut, yang menyerang orang yang telah lanjut usia, dan membuat Mak Ina mengalami hal yang tidak lumrah atau bisa dibilang langka
    -Akibatnya
    Menyebabkan seluruh syaraf Mak Ina melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya. Sampai akhirnya Mak Ina meninggal dunia dan membuat tokoh 'Aku' terpuruk serta melupakan jika ia memiliki keluarga kecil. Hingga membuat Sri dan anak anaknya terpaksa meninggalkan si tokoh 'Aku'

    3. -Majas Sindiran : "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan itu?"
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    " Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."
    -Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  117. Agung Eka Pratama
    1.Karakter tokoh
    -Mak Ina : orang yang pendiam (lebih sering mengandalkan anggota tubuhnya untuk berkomunikasi) , murah senyum, penyayang, sabar, mandiri , perhatian kepada anaknya, dan tangguh
    - Aku : patuh kepada orang tua terutama ibunya, penyayang, dan tidak pernah
    mengeluh
    - Sri Sumirah (Istri tokoh Aku): Penyayang, Tegas, dan Pengertian
    - Ayah : Bertanggung jawab, rela berkorban demi keluarganya, dan tangguh
    - Uda Yon : Bijaksana, bertanggung jawab, pekerja keras, dan tidak mudah putus asa
    -Uni Nela : Baik, bijaksana, dan penyayang
    -Millien dan Cinta, kedua anak dari tokoh Aku dan Sri

    2. Penyebab dan akibat dari masalah
    -Penyebab
    Penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut, yang menyerang orang yang telah lanjut usia, dan membuat Mak Ina mengalami hal yang tidak lumrah atau bisa dibilang langka
    -Akibatnya
    Menyebabkan seluruh syaraf Mak Ina melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya. Sampai akhirnya Mak Ina meninggal dunia dan membuat tokoh 'Aku' terpuruk serta melupakan jika ia memiliki keluarga kecil. Hingga membuat Sri dan anak anaknya terpaksa meninggalkan si tokoh 'Aku'

    3. -Majas Sindiran : "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan itu?"
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    " Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."
    -Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  118. AGUNG Eka Pratama 12 IPS 4
    1.Karakter tokoh
    -Mak Ina : orang yang pendiam (lebih sering mengandalkan anggota tubuhnya untuk berkomunikasi) , murah senyum, penyayang, sabar, mandiri , perhatian kepada anaknya, dan tangguh
    - Aku : patuh kepada orang tua terutama ibunya, penyayang, dan tidak pernah
    mengeluh
    - Sri Sumirah (Istri tokoh Aku): Penyayang, Tegas, dan Pengertian
    - Ayah : Bertanggung jawab, rela berkorban demi keluarganya, dan tangguh
    - Uda Yon : Bijaksana, bertanggung jawab, pekerja keras, dan tidak mudah putus asa
    -Uni Nela : Baik, bijaksana, dan penyayang
    -Millien dan Cinta, kedua anak dari tokoh Aku dan Sri

    2. Penyebab dan akibat dari masalah
    -Penyebab
    Penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut, yang menyerang orang yang telah lanjut usia, dan membuat Mak Ina mengalami hal yang tidak lumrah atau bisa dibilang langka
    -Akibatnya
    Menyebabkan seluruh syaraf Mak Ina melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya. Sampai akhirnya Mak Ina meninggal dunia dan membuat tokoh 'Aku' terpuruk serta melupakan jika ia memiliki keluarga kecil. Hingga membuat Sri dan anak anaknya terpaksa meninggalkan si tokoh 'Aku'

    3. -Majas Sindiran : "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan itu?"
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    " Di danau keteduhan matanya tak kita temukan riak. Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."
    -Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  119. SATRIAWAN
    XII IPS 4
    1.Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
    b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
    c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya.
    Penyebabnya adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat mak Ina harus mengalami penyakit yang langka pada umumnya.
    Akibatnya adalah mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis karena penyakit tersebut, akibat dari penyakit yang terus menerus menyebar di dalam tubuhnya.

    3.Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku  di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  120. Ramdana Bayu Ibrahim
    Xll Ips 3
    Ramdana Bayu Ibrahim
    xll Ips 3
    1. Bagaimana karakter tokohnya
    • Mak Inah : Ibu yang penyayang, lemah, lembut, perhatian dan tegar
    • Aku : Seorang yang patuh, penyayang, taat kepada orang tua, dan tidak mudah melupakan sesuatu serta disiplin dan juga sopan
    • Ayah : Pekerja keras, bijak sana dan bertanggung jawab
    • Uda Yon : Pekerja keras, tidak putus asa, bertanggung jawab, dan bijaksana
    • Uni nela : Seorang wanita yang bijaksana
    • Sri : Pengertian, lembut, dan tegas

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya
    -Penyebab dari masalah tersebut
    Timbul nya sebuah penyakit langka yang menyebar di kampung tersebut dan juga di derati oleh Mak Ina yaitu penyakit yang bernama tanpa indo.
    -Akibat yang di alami Mak ina
    Yaitu Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya

    3. Majas yang ada didalam cerita tersebut adalah:
    - Majas Hiperbola
    kutipan : “…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh. “
    - Majas perbandingan
    kutipan : “Kami akan ke rumah ibu.” Bulir-bulir air menderas dari bola matanya."
    - Majas personifikasi
    kutipan : "Sampai detak-detak jantungnya menggetarkan dadak"
    - Majas Perbandingan
    kutipan : "Kita bisa menyelam dan be-renang di matanya."

    BalasHapus
  121. Faraisha Aulia Rahmania
    XII IPS 4

    1. Karakter tokoh
    Jawaban:
    - Mak ina : Sosok ibu yang kuat, menyayangi anaknya, penuh perhatian kepada anaknya,murah senyum.
    - Aku: Seorang yang tangguh,sopan,pantang menyerah, patuh terhadap orang tua, orang yang sangat menyayangi ibunya.
    - Ayah: Sosok ayah yang pekerja keras, bertanggung jawab, dan bijaksana.
    - Uda Yon: Pekerja keras,bertanggung jawab, tidak putus asa.
    - Uni Nela: Wanita yang bijaksana dan baik.
    - Sri Sumirah: Sosok yang tegas,pengertian.
    - Millien dan Cinta: Kedua anak dari "aku" dan Sri.

    2. Penyebab masalah dan akibat
    Penyebab : Mak Ina yang mengidap penyakit langka ‘tanpa indo’ yang sudah menyebar di kampung tersebut membuatnya mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya : Karena penyakit tanpa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan tidak bisa berbicara dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.

    3. Majas
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  122. FIRDA SAFIRA
    12 ips 3

    1.pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita tidak terlalu larut dalam kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata dan hargai mereka selagi mereka masih ada.
    2. Bercerita tentang perjuangan hidup Mak Inah yang ikhlas dan tegar dalam menjalani kehidupan tanpa mengeluh dan berputus asa
    3.-mak Inah : seorang ibu yang kuat,penyayang,dan sabar
    -Aku : seorang yang penyayang,patuh,taat,tidak mudah melupakan sesuatu
    -ayah : pekerja keras
    -sri : pengertian,lembut,namun tegas,mudah putus asa
    -uni nela : seorang wanita yang bijaksana
    -uda Yon :pekerja keras,tidak putus asa,bertanggung jawab
    -millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh"AKU"
    4.seandainya saya menjadi tokoh AKU saya akan bersedih dan merasa kehilangan namun tidak untuk waktu yang lama,karena kita tahu bahwa kehidupan kita terus berjalan, jadi berhenti menangisi hal yang tidak akan kembali, dan meluilah membuka lembaran baru untuk menjalani hari yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
  123. Restu Rahajeng
    12 IPS 4

    1.-Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam dan penyabar.
    -Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta.
    -Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras.
    -Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab.
    -Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, namun mudah putus asa.
    -Uni Nela, bijaksana.
    -Millien dan Cinta, anak dari "Aku" dan Sri.

    2. - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya semakin lemah oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."

    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    BalasHapus
  124. Aziizah Nur Pratiwi
    XII IPS 4

    Jawaban:
    1. Bagaimana karakter tokohnya
    - Mak ina : mempunyai katakter murah senyum, penyayang, perhatian kepada anaknya, sabar, dan tangguh.
    - Aku : mempunyai karakter patuh kepada orang tua, berpikiran maju, pantang menyerah, sopan santun, serta kuat.
    -Ayah : mempunyai karakter pekerja keras, rela berkorban demi keluarga, bertanggung jawab.
    -Uda Yon : mempunyai karakter pekerja keras dan bijaksana.
    -Uni lela : mempunyai karakter bijaksana
    - Sri Sumirah : baik, pengertian, dan tegas.
    - Millien dan Cinta : Anak dari tokoh 'Aku'
    2. Penyebab masalah dan akibat
    Penyebab : Mak Ina yang mengidap penyakit langka ‘tanpa indo’ yang sudah menyebar di kampung tersebut membuatnya mengalami hal yang langka pada umumnya.
    Akibatnya : Karena penyakit tanpa indo membuat seluruh syaraf Mak Ina sebelah kiri melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya dan tidak bisa berbicara dan kematian itu sudah sulit untuk dicegah.

    3. Majas
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  125. Aldiwiguna xii ips1
    menurut saya stelahh baca cerpen ini
    Pesannya adalah kita harus selalu mencintai dan menjaga ibu kita yang sudah berkorban sangat banyak untuk kita. Serta sikap Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dengan keadaan apapun
    pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita tidak terlalu larut dalam kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata dan hargai mereka selagi mereka masih ada
    Mak Ina adalah sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang dan tidak memanjakan anak-anaknya, Mak ina berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi

    BalasHapus
  126. Prasetyo Adhi Nugroho XII IPS-1
    1.pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita tidak terlalu larut dalam kekecewaan yang kita rasakan akan kehilangan sehingga melupakan apa yang kita miliki saat ini, orang yang pergi itu akan selalu ada di dalam kalbu meski tak ada didepan mata dan hargai mereka selagi mereka masih ada.
    2. Bercerita tentang perjuangan hidup Mak Inah yang ikhlas dan tegar dalam menjalani kehidupan tanpa mengeluh dan berputus asa
    3.-mak Inah : seorang ibu yang kuat,penyayang,dan sabar
    -Aku : seorang yang penyayang,patuh,taat,tidak mudah melupakan sesuatu
    -ayah : pekerja keras
    -sri : pengertian,lembut,namun tegas,mudah putus asa
    -uni nela : seorang wanita yang bijaksana
    -uda Yon :pekerja keras,tidak putus asa,bertanggung jawab
    -millien dan cinta : anak dari Sri dan tokoh"AKU"

    BalasHapus
  127. Putra melandry
    12 ips 1
    Sman 12 tangerang

    Menurut saya cerpennya bagus, membuat hati saya tersentuh dan teringat akan ibu saya dirumah, namun ada kata kata yang kurang saya mengerti seperti kata "Penyakit tanpa indo memang sangat umum terjadi di daerah kami", apakah yang dimaksud penyakit (tanpa indo) tersebut? Saya sudah berusaha mencarinya di gugel namun saya belum menemui apa yang dimaksud penyakit tanpa indo itu. Dan ada suatu perumpamaan kata yang saya suka yaitu "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi.", membuat saya semakin bersyukur masih ada ayah yang mau menafkahi saya dan membuat saya semakin sayang pada ayaah saya...

    BalasHapus
  128. Riyan Danie Syahrizal XII IPS-1
    1. -Mak Ina, sosok wanita yang kuat, penyayang , pendiam, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
    -Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    -Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    -Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
    -Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
    -Uni Nela, wanita bijaksana
    -Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri

    2. - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.
    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.

    3. - Majas Hiperbola
    "... suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mata ku meleleh. "
    - Majas Perbandingan
    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi. "
    -Majas Penegasan
    "Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi."
    - Majas Penegasan
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."
    - Majas Sindiran
    "Kapan Mak bisa bertemu dengan perempuan yang pernah kauceritakan itu?"
    - Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia."

    BalasHapus
  129. Ibnu Maulana Fajri
    XII IPS 1

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    - Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
    - Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    - Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    - Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
    - Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
    - Uni Nela, wanita bijaksana
    - Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri


    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya

    - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.

    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.


    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."

    BalasHapus
  130. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  131. 1. Bagaimana karakter tokohnya?
    a.) Aku: disiplin, penyayang dan patuh kepada ibunya.
    b.) Mak Ina: penyayang kepada anaknya, pekerja keras dan rela berkorban demi anak-anaknya.
    c.) Ayah: pekerja keras, tegas, baik hati, dan bijaksana.
    d ) Uda Yon: tegas dan bijaksana.
    e.) Uni Nela: bijaksana dan perhatian.
    f.) Sri: penyayang dan lembut namun tegas.

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya?
    Penyebab:
    Adanya suatu penyakit tanpa indo yang sudah menyebar di daerah tersebut dan sudah banyak yang menyerang pada orang berusia paruh baya. Mak Ina-pun terkena penyakit yang bernama "penyakit tanpa indo". Penyakit ini juga muncul dengan asal usulnya yang tidak jelas dan misterius.

    Akibatnya:
    Dikarenakan Mak Ina terkena penyakit tanpa indo menyebabkan
    seluruh syaraf Mak Ina melemah fungsinya, mulai dari kepala sampai ujung kakinya. Seperti : tidak bisa bicara, sering lupa, hingga lumpuh habis karena penyakit di dalam tubuhnya itu yang sudah tersebar.

    3. Carilah minimal 3 majas didalamnnya!
    Jawab :
    "…. suara tidak pernah muncul dari mulutku. Air mataku meleleh." (Majas hiperbola)

    "Lihatlah ayah kalian. Kaki sudah menjadi kepala, kepala sudah menjadi kaki demi sesuap nasi." (Majas perbandingan)

    "Makan buah, singkong atau pisang juga membuat perut tetap kencang seperti anak-anak lain yang kenyang oleh nasi." (Majas penegasan)

    “… Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya.” (Majas simile)

    BalasHapus
  132. Menurut saya cerita diatas dapat memberi kesan yg baik, terutama pd sisi positifnya, karena kita diajarkan untuk selalu menyayangi ibu kita, dan kita harus selalu menjaga ibu kita, merawatnya saat ia sedang terkena penyakit hingga sembuh, tp dia jg tidak boleh melupakan org terkasihi disekitar dia seperti anak dan istrinya. Dlm cerpen diatas kita bisa mencontoh perbuatannya yg begitu sayang kepada ibu yg telah melahirkan kita.

    Jika saya menjadi tokoh aku dlm cerpen diatas aku akan mencoba mengikhlaskan kepergian ibu yg benar2 aku cintai walau berat rasanya mengingat bahwa ia telah pergi untuk selamanya, dan aku akan memulai hidup baru bersama istri dan anak ku.


    XII IPS 1

    BalasHapus
  133. Arief syaifullah Xll ips 1
    Menurut saya cerita diatas dapat memberi kesan yg baik, terutama pd sisi positifnya, karena kita diajarkan untuk selalu menyayangi ibu kita, dan kita harus selalu menjaga ibu kita, merawatnya saat ia sedang terkena penyakit hingga sembuh, tp dia jg tidak boleh melupakan org terkasihi disekitar dia seperti anak dan istrinya. Dlm cerpen diatas kita bisa mencontoh perbuatannya yg begitu sayang kepada ibu yg telah melahirkan kita.

    Jika saya menjadi tokoh aku dlm cerpen diatas aku akan mencoba mengikhlaskan kepergian ibu yg benar2 aku cintai walau berat rasanya mengingat bahwa ia telah pergi untuk selamanya, dan aku akan memulai hidup baru bersama istri dan anak ku.

    BalasHapus
  134. 1.Karakteristik Tokoh
    a. Mak Ina : Tak banyak cakap, suka tersenyum, perhatian kepada anak-anaknya, kuat, terbiasa mandiri
    b. Aku : melankolis; selalu menatap ke masa lalu sampai membiar istri dan anaknya pergi, tak mau tinggal satu atap lagi, penyayang, patuh kepada orang tua, bertekad kuat, punya cita-cita tinggi sejak kecil; tapi sampai sudah berumah tangga belum terwujud (masih hidup susah)
    c. Sri Sumirah : mudah putus asa; dalam menjalani rumah tangga, suka khawatir; tentang kelangsungan hidup keluarganya, memiliki karakter lembut.

    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya.
    Penyebabnya adalah penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat mak Ina harus mengalami penyakit yang langka pada umumnya.
    Akibatnya adalah mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis karena penyakit tersebut, akibat dari penyakit yang terus menerus menyebar di dalam tubuhnya.

    3.Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    - Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."
    -Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."
    - Majas simile
    "..mereka benar-benar meninggalkanku  di pagi dingin yang membekukan ini."

    BalasHapus
  135. kalau tidak salah cerpen ini saya pernah lihat pas kelas 10 saat Bapak menjelaskan materi lewat prokyetor sekilas seperti ini

    cerpen ini sangat menyentuh karena nilai moral yang terkandung dalam cerpen tersebut patut dicontoh seperti seorang anak yang menghargai perasaan seorang Ibunya yang sudah tua dan merawat Ibunya saat terkena stoke tapi di sisi negatif anak tersebut juga tidak menghargai perasaan istri & anaknya walaupun hanya sesaat anak tersebut memiliki rasa kasih sayang yang sangat tinggi baik Ibunya maupun istri & anaknya tapi jangan sakiti perasaan mereka. mereka sangat membutuhkan perhatian dari seorang suami, seorang ayah juga sebagai seorang anak yang berbakti kepada orangtua

    dilihat dari cerpen ini, tatanan bahasanya mudah dipahami orang lain juga kombinasi antara pengalaman diri sendiri yang melibatkan keluarga Bapak dengan tambahan tokoh sangat cocok saya berharap Bapak terus membuat karya-karya seperti ini dalam bentuk yang berbeda. maaf yah pak apabila saya komentarnya terlalu kurang dimengerti oleh bapak tapi bapak bisa mengerti maksud saya bagaimana


    febrian
    XII IPS 1

    BalasHapus
  136. Selain memiliki karakter yang mudah percaya, tokoh Mak Inang juga digambarkan sebagai tokoh yang suka membanding-bandingkan. Hal tersebut dibuktikan pada kutipan …

    ”Akhir bulanlah, Mak. Aku gajian saban akhir bulan, sekarang tengah bulan. Tak bisa. Pabrik juga tengah banyak order, belum bisa aku kawani Mak jalan-jalan mutar Jakarta,”

    “Lebih elok tinggal di kampung, menggarap huma, membajak sawah, mengalirkan getah-getah karet dari pokoknya, batin Mak Inang.”

    “Belum genap satu purnama perempuan tua itu terdampar di rimba Jakarta, di antara semak-belukar rumah kontrakan yang berdesak-desakan macam jamur kuping yang mengembang bila musim hujan di kebun karetnya.”

    “Sesungguhnya, ia pun masih tak percaya bila terjaga dari lelapnya yang tak pernah pulas, kalau akhirnya ia menjejakkan kaki di ibu kota Jakarta yang kerap diceritakan orang-orang di kampungnya.”



    BalasHapus
  137. Nazwa angelica
    kelas 12 ips 1

    a. Mak Ina adalah tokoh yang berkarakter baik,lembut,sabar,murah senyum dan sangat mencintai keluarganya
    Aku adalah tokoh yang berkarakter baik,sopan dan sangat menyayangi ibunya
    Sri adalah tokoh yang berkarakter egois
    b. Pesannya adalah kita harus selalu mencintai dan menjaga ibu kita yang sudah berkorban sangat banyak untuk kita. Serta sikap Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dengan keadaan apapun
    c. Jika saya menjadi "Aku" saya akan selalu menjaga ibu saya dan berusaha membuat ibu saya tersenyum bahagia walau kondisinya tidak baik. Dan saya sangat menyesal belum bisa membahagiakan ibu
    d. Pesan religius nya kita harus bisa tabah dan ikhlas saat kita mendapat cobaan

    BalasHapus
  138. Raka Aprilian Saputra
    XII IPS-1

    Menurut saya secara keseluruhan isi dari cerita tersebut cukup dalam maknanya. tetapi terdapat tanda baca yang tidak efektif. dan akhir dari cerpen ini juga tidak jelas. kesan mak ina yang ditimbulkan dicerpen itu juga sangat nyata dan kontras kalau dia seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya. tetapi pada bagian akhir novel ini anak mak ina menjadi seorang yang sangat lemah dan hanya meratapi kepergian ibundanya semata tanpa memikirkan kehidupannya bersama istri dan anaknya.

    Cerita tersebut juga mempunyai banyak kesamaan fakta dalam kehidupan sehari-hari. contohnya seorang ibu akan sangat mengkhawatirkan nasib anaknya jika belum menikah di usia matang. dari cerita tersebut dapat kita ambil nilainya yaitu "sikap Mak Ina yang patut contoh, seorang anak yang sangat menyanyangi ibunya, dan sebagai seorang istri tak sepantasnya meninggalkan suaminya apalagi dimasa sulit.

    BalasHapus
  139. ADNAN ABDUL MALIK
    KELAS:XII IPS 1
    1. Tokoh dan karakter dalam cerita diatas
    a. Mak ina : pendiam, lemah lembut, pekerja keras
    b. Sri Sumirah : Penyayang
    c. Uni Nela : Baik, Perhatian
    d. Uda Yan : Tegas, pekerja keras
    e. Ayah : pekerja keras, bijaksana
    f. milen
    g. cinta

    2. Dari cerita diatas pesan yang ingin disampaikan pengarang yaitu kita harus selalu menyayangi, merawat dan menghormati seorang ibu. karena sesulit apapun keadaan ibu, ibu akan selalu berusaha memberikan kasih dan sayang kepada anak anaknya. dan ketika ibu kita sudah lanjut usia nanti sebagai anak kita harus merawatnya dengan penuh rasa kasih dan sayang sebagaimana ibu merawat kita dahulu.

    BalasHapus
  140. sariah djohana
    kelas 12 ips 1

    1. -Mak Ina adalah tokoh yang berkarakter baik, lembut, sabar, murah senyum dan sangat mencintai keluarganya
    -Aku adalah tokoh yang berkarakter baik, sopan dan sangat menyayangi ibunya
    -Sri adalah tokoh yang berkarakter egois

    2. Pesannya adalah kita harus selalu mencintai dan menjaga ibu kita yang sudah berkorban sangat banyak untuk kita. Serta sikap Mak Ina yang tidak pernah mengeluh dengan keadaan apapun

    3. Jika saya menjadi "Aku" saya akan selalu menjaga ibu saya dan berusaha membuat ibu saya tersenyum bahagia walau kondisinya tidak baik. Dan saya sangat menyesal belum bisa membahagiakan ibu

    4. Pesan religiusnya kita harus bisa tabah dan ikhlas saat kita mendapat cobaan

    BalasHapus
  141. Devina Nur Agustin
    XII IPS 1

    1. Bagaimana karakter tokohnya
    - Mak Ina, sosok wanita yang kuat, sosok ibu yang penyayang tapi tidak memanjakan anak-anaknya, Mak Ina pendiam, ia berbeda dari ibu-ibu biasanya, ia lebih mengandalkan anggota-anggota tubuhnya untuk berkomunikasi, penyabar.
    - Aku, seorang anak yang patuh kepada kedua orang tua, ia jarang mengeluh terhadap kondisi ekonomi keluarganya, "Aku" sangat menyayangi Ibunya yang sudah renta, tidak mudah melupakan sesuatu
    - Ayah, sosok pria tangguh dan pekerja keras
    - Uda Yon, kakak tertua "Aku" yang bijaksana, bertanggung jawab
    - Sri, istri dari "Aku" sosok istri yang pengertian, lembut sekaligus tegas, mudah putus asa
    - Uni Nela, wanita bijaksana
    - Millien dan Cinta, kedua anak "Aku" dan Sri


    2. Apa penyebab masalah dan akibatnya

    - Penyebab : penyakit tanpa indo yang telah menyebar di kampung tersebut yang membuat Mak Ina harus mengalami hal yang langka pada umumnya.

    - Akibatnya : Mak Ina tidak dapat berbicara dan semakin lama tubuhnya habis oleh penyakit tersebut akibat penyebaran di dalam tubuhnya.


    3. Carilah minimal 3 majas di dalamnya
    Majas Hiperbola
    "Air danau di matanya meleleh bagai lahar panas gunung Marapi menelusuri kali yang mengalir di kakinya."

    Majas Hiperbola
    "Bahkan di kamar itulah darah tertumpah saat kehadiranku keluar dari rahim Mak untuk menghirup udara kehidupan ini."

    Majas Asosiasi
    "Debunya menempel sudah layaknya sebagai daki yang lengket pada kulit manusia. Kusentuh dan kuelus radio itu dengan lembut, seperti aku memperlakukan benda yang sangat istimewa dalam hidupku."

    BalasHapus